Pemerintah AS Dukung “Multilingual Reading and Creative Writing Workshop” Untuk 250 Guru di Bali
(Baliekbis.com), Regional English Language Office (RELO) Kedutaan Besar Amerika Serikat di Jakarta dan Konsulat Jenderal Amerika Serikat di Surabaya, bekerja sama dengan Dinas Pendidikan Provinsi Bali dan Yayasan BASAbali meluncurkan “Multilingual Reading and Creative Writing Workshop” atau Pelatihan Multibahasa Membaca dan Menulis Kreatif dalam perayaan Bulan Bahasa Bali.
Pelatihan yang berlangsung di SMAN 7 Denpasar sejak Kamis (6/2/2020) hingga Jumat (7/2) ini dirancang untuk mempromosikan literasi dalam bahasa Bali, Indonesia, dan Inggris. Hadir pula pada kesempatan itu Kepala SMAN 7 Denpasar yang pada intinya mengatakan bahasa Bali perlu dilestarikan karena juga sebagai aset budaya Bali. Bahkan bisa melanglang budaya hingga Amerika.
Hampir 50 English Language Fellows (ELF) dari Amerika Serikat akan memimpin pelatihan untuk 250 guru Bahasa Inggris sekolah menengah dan menengah lokal Bali di empat kabupaten (Denpasar, Tabanan, Karangasem, dan Bangli). Para ELF ini adalah peserta dalam program pertukaran pendidikan yang disponsori oleh Departemen Luar Negeri AS, Biro Urusan Pendidikan dan Kebudayaan.
Konsul Jenderal AS Surabaya Mark McGovern mengatakan pemerintah Amerika Serikat bangga menjadi mitra di Bali yang mendukung pendidikan bahasa. “Kami membantu masyarakat mengembangkan keterampilan yang membuka pintu secara profesional dan pribadi melalui bahasa Inggris tetap menghormati serta menjaga tradisi budaya dan bahasa Bali. Ini adalah salah satu dari banyak contoh hubungan yang mendalam dan abadi antara rakyat Amerika Serikat dan Indonesia,” ujarnya Kamis (6/2/2020) saat pembukaan acara tersebut di SMAN 7 Denpasar.
RELO memberikan sesi pelatihan yang berbeda-beda, yang berfokus pada bagaimana guru dapat mempromosikan membaca yang ditujukan untuk kesenangan dan penulisan kreatif dalam bahasa Bali, Indonesia, dan Inggris dengan menggunakan pembaca Luh Ayu Manik Mas yang diproduksi oleh BASAbali. Perwakilan dari Gerakan Literasi Sekolah dan Asosiasi Membaca Ekstensif Indonesia juga berbagi informasi lebih lanjut untuk membantu guru-guru lokal meningkatkan kemampuan membaca dan menulis multibahasa siswa mereka.
Melalui pelatihan ini, RELO berharap untuk menunjukkan bahwa keterampilan literasi yang dikembangkan dalam satu bahasa dapat mendukung perolehan keterampilan yang sama dalam bahasa tambahan. “Dengan cara ini, pengajaran bahasa nasional (Bahasa Indonesia) atau bahasa global (Inggris) tidak perlu dilihat sebagai ancaman bagi bahasa lokal seperti Basa Bali, tetapi lebih sebagai cara untuk melestarikan dan memperkuat mereka,” kata Direktur Regional Kantor Bahasa Inggris, Dr. Bradley Horn.
Salah seorang budayawan yang hadir Putu Suasta,M.A. mengakui Bahasa Bali adalah satu dari 160 bahasa yang termasuk terancam punah karena penuturnya semakin sedikit. Putu Suasta yang alumnus Universitas Cornell ini menegaskan setiap tahun ada beberapa bahasa di banyak belahan dunia yang hilang karena berbagai alasan.
Untuk itu diperlukan kerja sama banyak elemen pemerintah, universitas, komunitas dan PBB untuk membuat inisiatif menaggulangi ancaman bahaya dari lenyapnya bahasa etnik. “BasaBali Wiki telah mengambil inisiatif, mereka dari berbagai bangsa. Pemerintah Amerika juga membantu meningkatkan kerja sama dengan membuka peluang untuk membuat pertemuan workshop, dll,” ujar Putu Suasta. (bas)