Hanya 10 Persen Generasi Muda Tertarik Politik
(Baliekbis.com), Ketua DPW PSI (Partai Solidaritas Indonesia) Bali I Nengah Yasa Adi Susanto tidak membantah jika partisipasi politik generasi muda di Bali terhadap politik sangat rendah. Ini ‘warning’ bagi semua parpol untuk bisa mengajak mereka tertarik dan mau berpolitik. Ditemui di Denpasar, Senin (27/11/2017), Yasa Adi menambahkan, saat ini hanya sekitar 10% generasi muda di Bali yang tertarik pada politik. “Ketika saya mengikuti seminar politik di Fakultas Ilmu Sosial Politik (Fisipol) Universitas Udayana, tidak kurang dari 10 % dari ratusan mahasiswa yang hadir, menyatakan tertarik berpolitik. Padahal itu mahasiswa politik lho. Ini menjadi gambaran jelas bahwa seperti itulah realitas yang ada dimana generasi now (sekarang) masih ‘cuek’ dengan perpolitikan di Indonesia,” jelasnya. Tugas bersama semua parpol untuk memberikan pendidikan politik kepada generasi millennial bahwa politik itu mulia. Menjadi ‘kotor’ hanya karena perbuatan oknum. Itu sebabnya Yasa Adi menekankan, parpol harus turut ‘bertanggungjawab’ dengan masa depan perpolitikan di Indonesia. Ditambahkan Yasa Adi, PSI adalah parpol yang dibangun dari proses kritik terhadap partai politik yang tidak baik. Untuk membenahi sistem pemerintahan baik eksekutif maupun legislatif hendaknya diawali dari membenahi sistem di partai politik itu sendiri.
“Dari ide inilah PSI lahir sebagai partai baru dengan garapan anak muda yang baru berpartai politik serta memiliki gagasan yang baru. Kami memiliki proses rekruitmen calon anggota legislatif yang baru. Caleg yang layak maju dari PSI ditentukan oleh tim panelis yang terdiri dari tokoh politik, tokoh masyarakat, akademisi dan aktifis. Selanjutnya, kami siapkan sistem, dimana masyarakat dapat memberikan penilaian atas kinerja caleg-caleg ini jika mereka sudah menjabat. Jika dia tidak menjalankan tugas dengan baik, maka masyarakat dapat melaporkan dan bisa kami peringatkan bahkan diberhentikan,” urainya. Yasa Adi menambahkan, sebenarnya politik memiliki tujuan yang mulia jika dijalankan dengan baik dan benar. “Generasi millennials harusnya mengetahui isu-isu dan problematik yang terjadi di Indonesia dan bisa bergerak dari banyak jalur, tidak hanya melalui politik. Peran generasi millennials sebagai kontrol atas proses politik yang terjadi di legislatif maupun eksekutif adalah tujuan mulia berpolitik,” ungkapnya. (awm)