15 Sekaa Beradu Kreasi Baleganjur
(Baliekbis.com), Sekretaris Daerah Kabupaten Gianyar, I Made Gede Wisnu Wijaya membuka secara resmi Lomba Baleganjur katagori umum yang memperebutkan Piala Bupati Cup di Open Stage Balai Budaya, Gianyar, Rabu, (23/4) malam. Lomba yang diselenggarakan serangkaian memperingati Hari Jadi ke-248 Kota Gianyar tersebut diikuti 15 sekaa/komunitas se-Kabupaten Gianyar.
Adapun ke 15 sekaa/komunitas yang berlaga menampilkan performa terbaiknya yakni, Komunitas Seni Gegian 18, Tampaksiring; Sekaa Suara Genta, Desa Keramas; Padepokan Seni Korawa, Batuan Sukawati; Komunitas Seni Art Time, Desa Singakerta; ST Sandhi Kumara, Br. Geriya, Melinggih-Payangan; Komunitas Seni Nulet 19, Tengkulak, Kemenuh, Sukawati; Sanggar Gubuk Seni, Tampaksiring; Bala Nawa Sana (Himpunan Seni se-Kecamatan Blahbatuh); Sanggar Nandino, Tegallalang; Komunitas Seni Jalan, Br. Lembeng, Sukawati; Komunitas Seni Barung Agung, Desa Pejeng, Tampaksiring; STT Pawita, Sukawati; Karang Taruna Yowana Dharma Kanthi, Desa Sayan, Ubud; Himpunan Seni Remaja Abianbase Sanggar Gita Hredaya, Lingk. Kaja Kauh, Abianbase; serta Sekaa Nesa Rahaswara, Ubud.
Lomba yang berlangsung selama dua hari tersebut, disambut antusias oleh masyarakat Gianyar yang datang langsung ke Lapangan Astina Gianyar menyaksikan penampilan masing-masing sekaa yang beradu kreasi dan tari kreasi Baleganjur.
Sekdakab Gianyar, I Made Gede Wisnu Wijaya mengatakan, Lomba Baleganjur katagori umum tersebut bertujuan untuk menyediakan wadah bagi sekaa/komunitas yang ada di Kabupaten Gianyar untuk menampilkan kreasi seninya. Karena, selama ini sekaa/komunitas memiliki peranan penting dalam menjaga dan melestarikan seni dan budaya yang ada di Gianyar. Disamping itu, dengan dilaksanakannya lomba ini diharapkan mampu merangsang serta menumbuhkan sekaa/komunitas baru di Gianyar.
“Sesuai tema Hari Jadi tahun ini yakni Satya Premana Wenangun Loka Budaya. Yang artinya membangkitkan dan membangun seni dan budaya yang tersebar di pelosok wilayah Kabupaten Gianyar. Salah satunya Baleganjur ini,” terang Wisnu Wijaya.
Lomba diawali dengan penampilan, Komunitas Seni Gegian 18, Tampaksiring dengan garapan yang berjudul “Aji Bayu Bajra”. Garapaan ini bercerita tentang Sang Hanoman yang dianugeri Cupumanik Astagina karena telah menguasai ilmu Aji Bayu Bajra. Sang Hanoman juga ditakdirkan berumur panjang, hidup dari jaman Ramayana sampai jaman Mahabrata, bahkan sampai awal/sampai memasuki zaman madya.
Dari cerita tersebut, penata mengkemasnya dalam sajian komposisi Baleganjur dengan suasana wibawa, penuh suka cita, tegas, gemuruh dan maya. Diolah dalam bentuk ritme, melodi, tempo dan dinamika, harmonis, teknik cekatan pukulan cengceng kopyak. Dengan menggunakan tehnik estafet, hentakan-hentakan kendang, ketegasan alur melodi reong, terpadu dengan getaran suara gong, menggambarkan keagungan dan dahsyatnya Ilmu Aji Bayu Bajra. (hms)