“1st Annual Hotelier Summit Indonesia” di Hotel Sovereign Bali, Tata Ruang dan Perubahan Nama BTDC Jadi Sorotan
(Baliekbis.com), Masalah tata ruang yang amburadul dan jorok menjadi salah satu sorotan pelaku pariwisata dalam “1st Annual Hotelier Summit Indonesia 2019” yang digelar Global Hospitality Expert (GHE) di Hotel Sovereign Bali, Jumat (12/7/2019).
Selain itu pergantian nama BTDC (Bali Tourism Development Corporation) yang merupakan branding kawasan pariwisata Nusa Dua sejak tahun 1971 yang kini menjadi ITDC (Indonesia Tourism Development Corporation) dipertanyakan dalam seminar yang dihadiri ratusan peserta itu.
Arjaya, salah seorang peserta seminar mempertanyakan soal tata ruang khususnya di sekitar fasilitas pariwisata. Ia menyontohkan masuk sebuah hotel semuanya tampak indah, nyaman dan tertata dan sejuk. Namun di luar hotel, jalan-jalan yang ada seperti tak terurus, kotor dan kumuh.
“Promosinya selalu yang baik-baik saja, tapi sampah yang berserakan, kemacetan dan lingkungan yang kotor masih bertebaran,” ujarnya. Peserta lainnya juga mempertanyakan posisi pariwisata Bali saat ini. “Seperti apa kondiisi pariwisata Bali sekarang ini,” tanya Dayu.
Menjawab hal itu, Ketua BPPD Badung IGN Rai Suryawijaya mengakui adanya otonomi menjadi salah satu penyebab tata ruang terganggu. Banyak aturan yang dilabrak, law enforcement lemah. “Kita lihat banyak berdiri vila dengan izin residen, tapi ternyata disewakan. Marketingnya secara online dan bayarannya langsung ke rekening pribadi sehingga sulit terlacak,” jelas Rai Suryawijaya.
Pihaknya bersama instansi terkait kini terus turun ke lapangan untuk melakukan penertiban. “Kasihan pelaku pariwisata yang taat aturan dirugikan dengan cara-cara seperti ini. Pendapatan daerah juga menurun,” ujar Rai Suryawijaya.
Soal nama BTCD yang berganti ITDC menurut GM Hotel Sovereign Bali, I Made Ramia Adnyana, SE,.MM.,CHA juga mengaku heran. “Ini sudah dibahas,” jelas Ramia yang juga Ketua Penyelenggara Seminar ini.
Di sisi lain, Ramia maupun President Director GHE Agus Yoga Iswara, BBA.,BBM.,MM.,CHA, tetap mengku optimis, pariwisata yang menjadi andalan akan terus bertumbuh sepanjang semua komit untuk menjaga alam dan budaya Bali yang menjadi andalan pariwisata selain kualitas SDM-nya. “Pariwisata itu ‘cenik lantang’, gak harus massal, sebab yang kita jual benefit, bukan jual tanah ‘Bali is not for sale’,” tegas Ramia. (bas)