2018, Pertumbuhan BPR di Bali Stagnan
(Baliekbis.com), Masih lesunya ekonomi serta persaingan yang ketat di tahun 2018 ini diprediksi akan membuat kinerja industri BPR (Bank Perkreditan Rakyat) stagnan.
“Lesunya bisnis properti membawa multiflier effect ditambah dampak erupsi Gunung Agung menyebabkan kinerja BPR cukup berat. Pertumbuhan diprediksi tak beda jauh dibandingkan tahun 2017,” ujar Dirut BPR Kanti Made Arya Amitaba,M.M. di Batubulan, Gianyar, Jumat (29/12). Menurut mantan Ketua Perbarindo Bali ini, di tahun 2017 pertumbuhan usaha BPR di Bali yang jumlahnya 138 itu rata-rata di kisaran 8 hingga 10 persen. Angka pertumbuhan ini berada di bawah rata-rata nasional. Padahal tahun 2016 lalu, angka pertumbuhan jauh di atas itu. “Ini karena lesunya ekonomi yang berdampak luas terutama sektor properti yang memiliki bisnis ikutan cukup banyak. Sektor properti ini banyak memanfaatkan fasilitas bank,” jelasnya.
Belum lagi erupsi Gunung Agung yang juga ikut mempengaruhi kinerja BPR di kawasan tersebut. Ada empat BPR yang paling terdampak karena berada di KRB (Kawasan Rawan Bencana) dan puluhan lainnya di luar itu. “Kita saat ini juga menghadapi persaingan dengan masuknya bisnis keuangan sejenis,” jelas Amitaba.
Namun, Amitaba mengaku tetap optimis di tahun 2018 nanti. Paling tidak bisa mempertahankan pertumbuhan di tahun 2017. Menghadapi situasi ini, Amitaba meminta pelaku BPR tidak tinggal diam. Wakil Ketua Umum Bidang Perbankan Kadin Bali ini mengajak momen sekarang ini digunakan untuk melakukan pembenahan internal baik itu penataan SDM, pelayanan kepada nasabah, IT dan perbaikan gedung. “Jadi nanti ketika kondisi pulih kita bisa langsung tancap gas,” ujarnya semangat. Ditanya kinerja Bank Kanti di tahun 2017 ini, Amitaba mengaku pertumbuhannya tak beda jauh meski masih sedikit lebih baik dibandingkan rata-rata BPR. BPR Kanti mencatatkan pertumbuhan kredit 13,49 persen sedangkan tabungan 12,60 persen, deposito 35 persen lebih. “Untuk total dana BPR Kanti tumbuh 26 persen lebih dan saat ini masih di posisi 5 besar,” jelas Amitaba. (bas)