Disdik Bali Sesalkan Konvoi, Tiga Siswa Patah Tulang
(Baliekbis.com), Euforia usai pengumuman kelulusan, siswa-siswi masih banyak yang melakukannya dengan konvoi di jalan-jalan protokol. Konvoi tersebut banyak dikeluhkan masyarakat pengguna jalan karena mengganggu ketertiban umum.
Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Bali, TIA Kusuma Wardhani yang dihubungi melalui telepon, Kamis (3/5), mengatakan pihaknya sudah mengeluarkan imbauan agar sekolah-sekolah SMA/SMK melarang siswanya mengganggu ketertiban umum.
“Kami dari Dinas Pendidikan Provinsi Bali sudah mengimbau kepada kepala sekolah agar menyampaikan kepada siswanya untuk tidak melakukan kegiatan yang dapat mengganggu ketertiban umum terkait euforia ungkapan rasa syukur atau kegembiraan atas kelulusannya.
Lebih baik dengan cara persembahyangan bersama di sekolah,” katanya. Namun pihaknya tidak menampik masih saja ada siswa yang nekat melakukan corat-coret, dan konvoi sambil kebut-kebutan di jalan, sehingga sampai terjadi kecelakaan. “Kami ikut menyesal ya. Itu sudah di luar batas pengawasan kami. Namun untuk pembinaan ke depan kami harapkan peran orangtua siswa sangat diperlukan untuk terus melakukan pendampingan kepada siswa. Pihak sekolah juga lebih memperhatikan saat melakukan pengumuman kelulusan,” ujarnya.
Konvoi siswa-siswi SMA/SMK usai pengumuman kelulusan siswa-siswi SMA/SMK se-Bali yang diumumkan hari ini mengakibatkan beberapa kejadian kecelakaan. Dari pantauan, beberapa siswa korban kecelakaan terpaksa dilarikan ke IGD RSUD Bali Mandara. Hal ini dibenarkan Plt Direktur RS Bali Mandara, dr. Bagus Darmayasa yang mengatakan ada tiga pasien yang mendapatkan perawatan di Instalasi Gawat Darurat RSBM akibat kecelakaan. “Iya, ada tiga pasien kecelakaan masuk. Kami sudah melakukan tindakan sesuai prosedur IGD, dan saat ini masih dalam perawatan intensif,” ujarnya.
Dijelaskannya, dua orang siswa dan siswi dari dua SMK yang berbeda mengalami patah tulang akibat kecelakaan saat konvoi di kawasan Pulau Serangan. Bahkan seorang diantaranya masih tidak mengingat kejadian yang menimpa dirinya dan seorang lagi mengalami patah tulang di jari-jari dan lutut. Pasien lainnya dari salah satu siswa SMA swasta di Denpasar juga mengalami patah tulang kelingking dan harus menjalani operasi.
Salah satu orangtua siswa yang tidak mau disebut namanya menuturkan, anaknya Yoga membonceng temannya Eka berkonvoi bersama di kawasan Serangan. Saat konvoi dengan kecepatan tinggi dan melawan arus terjadilah kecelakaan. Sebagai orangtua, dia ikut menyesalkan kejadian ini. Selain harus mengeluarkan biaya yang sedianya untuk pendaftaran ke jenjang perguruan tinggi, juga memikirkan bagaimana mendaftar jika masih dalam perawatan. (sus)