27 Banjar Ikuti Lomba Ogoh-Ogoh Desa Kesiman
(Baliekbis.com), Serangkaian pelaksanaan peringatan Hari Suci Nyepi Tahun Baru Caka 1939 tidak terlepas dari pagelaran parade ogoh-ogoh pada malam pengerupukan menjelang Hari Raya Nyepi, Senin (27/3) di beberapa Desa/Kelurahan di Kota Denpasar. Seperti di Desa Pakraman Kesiman yang menggelar lomba serta parade ogoh-ogoh yang dipusatkan di catus pata (perempetan) Tohpati yang diikuti sebanyak 27 Banjar atau Sekaa Teruna di wilayah Desa Kesiman. Pelaksanaan lomba serta parade ogoh-ogoh ini dibuka langsung Wakil Walikota Denpasar IGN Jaya Negara didampingi Ketua DPRD Kota Denpasar I Gusti Ngurah Gede yang disaksikan ribuan masyarakat yang tumpah ruah memenuhi ajang tahunan tersebut.
Puluhan ogoh-ogoh telah berjejer yang siap untuk melakukan atraksi selepas Wakil Walikota Jaya Negara membuka lomba dengan memaikan ornamen wayang dan disambut alunan gambelan Baleganjur. Suasana semakin meriah ketika penampilan ogoh – ogoh yang dipadukan fragmentari yang menggambarkan cerita tema dari masing-masing peserta Parade ogoh-ogoh . Penonton yang tampak meramaikan serta memeriahkan Lomba ogoh-ogoh pun tak mau ketinggalan untuk mendokumentasikan atraksi ogoh-ogoh dari masing-masing Banjar di Desa Pakraman Kesiman dengan parade yang saat ini telah memasuki tahun ke-6. Sebanyak 27 Sekaa Teruna dari masing-masing Banjar memeriahkan parade ogoh-ogoh yang digagas Kelurahan Kesiman, Desa Kesiman Petilan, Desa Kesiman Kertalangu dan Paruman Desa Pakraman Kesiman, bersama-sama tokoh adat desa setempat.
Sebelumnya Wakil Walikota Jaya Negara juga membuka parade ogoh-ogoh di beberapa tempat yakni Catus Pata Desa Pakraman Tonja dan parade ogoh-ogoh di Kelurahan Penatih yang dipusatkan di Catus Pata Tembawu.
Menurut Ketua Panitia Lomba ogoh-ogoh Desa Pakraman Kesiman Keut Mudita mengatakan, pelaksanaan lomba ogoh-ogoh yang setiap tahun rutin diadakan, diikuti 27 Sekaa taruna dari masing-masing Banjar di Desa Pakraman Kesiman. Dukungan Pemkot Denpasar terhadap kegiatan seni budaya di Kota Denpasar sangat besar. Dengan diadakannya lomba serta di masing-masing Desa/Kelurahan di Kota Denpasar diharapkan memberi nuansa kebersamaan dalam upaya menjaga warisan leluhur dan meningkatkan kreatifitas kaum muda dan tentunya melakukan prosesi ogoh-ogoh dengan tertib sehingga tidak menimbulkan gesekan antar pengusung ogoh-ogoh, yang bisa menodai kesucian Hari Raya Nyepi ini. Pelaksanaan Lomba ogoh-ogoh ini tentu tidak boleh lepas dari tujuan serta makna dari serangkaian Hari Raya Nyepi seperti yang baru- baru ini dicanangkan oleh Walikota Denpasar IB. Rai Dharmawijaya Mantra dan Wakil Walikota IGN Jaya Negara bahwa ogoh- ogoh hendaknya tidak diiiringi sound system serta diharapkan tetap berpedoman pada budaya leluhur yang menggunakan gambelan tradisional Bali. “Pihak kami melarang keras saat mengarak ogoh-ogoh menggunakan sound system , minuman keras serta petasan sehingga mengganggu prosesi perlombaan. Kami mengajak seluruh komponen masyarakat agar menjaga kondusifitas serangkaian pelaksanaan Hari Raya Nyepi,” ujarnya. (eka/ist)