29 Tahun LPD Kedonganan, Dari Modal Rp2 Juta, Kini Asetnya Rp 400 Miliar
(Baliekbis.com),Di usianya ke-29, LPD Kedonganan tumbuh dengan pesat dan sehat. Selain mampu menjembatani permodalan dan kebutuhan warga adat setempat, LPD yang berdiri sejak 1990 dengan modal awal Rp2 juta ini juga memberi kontribusi miliaran rupiah bagi pengembangan desa adat dan SDM warga adat.
“Modal awalnya hanya Rp2 juta, kini LPD Kedonganan asetnya tumbuh sekitar Rp400 miliar lebih,” ujar Ketua LPD Desa Adat Kedonganan I Ketut Madra,S.H., M.M., Selasa (16/10/2019) di Kantor LPD Kedonganan.
Keberhasilan ini tambah Madra yang jebolan FH Unud ini berkat kekompakan seluruh jajaran pengurus serta kepercayaan masyarakat yang begitu besar terhadap lembaga keuangan desa adatnya.
Madra menambahkan pengembangan LPD Kedonganan memang cukup panjang dan melalui perjuangan yang tidak ringan. Sebab persaingan dengan lembaga keuangan lain juga cukup ketat.
“Astungkara berbagai program pengembangan yang diluncurkan LPD Kedonganan bisa diterima dan didukung krama adat sehingga perjalanan LPD bisa seperti sekarang ini,” tambah jebolan Magister Manajemen Undiknas ini.
Madra menambahkan mengelola lembaga keuangan selain memerlukan modal, dukungan krama adat juga tak kalah penting adalah kesungguhan dan keikhlasan dalam bekerja. Apalagi LPD ketika berdiri modalnya masih kecil. “Kantornya waktu itu di rumah saya. Tenaga kerja juga baru dua orang,” ujar Madra.
Namun dengan semangat kerja keras, ketulusan dan sudah tentu mengikuti aturan yang ada, LPD Kedonganan terus bertumbuh. “Kuncinya adalah
tulus, lurus, dan serius. Tulus itu keikhlasan ngayah untuk membangun desa (adat), lurus yakni sikap taat pada aturan dan rambu-rambu di LPD dan di desa adat, serta serius adalah kesungguhan bekerja untuk memajukan LPD dan Desa Adat Kedonganan,” kata Madra.
LPD Kedonganan yang didukung krama adat dari 6 banjar adat memiliki keanggotaan sekitar 5.000 krama adat. Sesuai aturan sejauh ini LPD hanya memberikan pinjaman (kredit) kepada krama adat setempat saja. “Ya memang kita batasi seperti itu sesuai aturan dan hasil perarem,” jelas pria enerjik yang awalnya bercita-cita jadi lawyer ini.
Selain membangun dan melestarikan desa adat, LPD Kedonganan melihat pentingnya pengembangan SDM. Untuk itu, LPD
terus memotivasi siswa-siswa agar meningkatkan kualitasnya. Siswa yang berprestasi diberikan bea siswa. Juga siswa tak mampu diberikan bantuan.
“Kami tidak ingin ada anak di Kedonganan yang putus sekolah. Untuk itu LPD berkomitmen mendorong memberikan beasiswa dari SD hingga SMA bahkan ke perguruan tinggi,” jelasnya.
LPD Kedongan juga meluncurkan program Tabeplus yakni tabungan pendidikan yang bertujuan menyiapkan dana pendidikan jangka panjang bagi siswa. Program ini sekaligus mengajarkan anak menabung sejak usia dini.
Melalui bea siswa berprestasi ini pihaknya harapkan juga ada motivasi bagi siswa di Kedonganan agar mereka kelak mampu menjalankan estafet kepemimpinan, sehingga pihaknya sejak dini menciptakan siswa-siswa berprestasi.
Madra mengungkapkan, untuk kegiatan-kegaiatan sosial dan adat, sumber dananya disisihkan dari keuntungan LPD yakni 60 persen untuk menambah permodalan, 10 persen jasa pengelola, 20 persen dana pembangunan desa (adat), 5 persen dana sosial dan 5 persen untuk dana pemberdayaan. Saat ini LPD Kedonganan memiliki total 56 karyawan yang semuanya dari krama adat setempat. (bas)