5 Oktober, Doa Bersama untuk Kedamaian Semesta
(Baliekbis.com), Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Bali, Parisada Hindu Dharma Indonesia (PHDI) Provinsi Bali, Majelis Utama Desa Pakraman (MUDP) Bali, FORPELA, FORGIMALA, MUI Bali, Keuskupan dan seluruh majelis-majelis agama dan lintas kepercayaan di Bali menyerukan agar masyarakat Bali menggelar “Doa Bersama untuk Kedamaian Semesta” secara serentak pada Kamis, 5 Oktober 2017 pukul 12.00 Wita.
Seruan itu disampaikan oleh Ketua FKUB Bali yang juga Ketua Umum Asosiasi FKUB Indonesia, Ida Penglingsir Agung Putra Sukahet pada jumpa wartawan di Puri Den Bencingah, Selasa (3/10) dengan maksud mempertegas kembali surat kesepakatan bersama PHDI Bali dan MUDP Bali tentang hal itu. Menurut Ida Penglingsir Agung, doa bersama secara serentak pada hari yang sama, waktu yang sama akan memberikan vibrasi yang kuat untuk memohon kedamaian semesta kepada Tuhan Yang Mahaesa, Ida Sang Hyang Widhi Wasa. “Saya menyerukan kepada semua anggota masyarakat di mana pun berada pada Kamis 5 Oktober pukul 12.00 Wita untuk berdoa untuk kedamaian semesta dan agar Gunung Agung tidak jadi meletus dan jika pun terjadi agar Bali tetap aman” kata Ida Penglingsir Agung Putra Sukahet. “Mudah-mudahan doa dan permohonan kita yang tulus secara serentak ini didengar oleh Tuhan dan aar dikabulkan” harap Ida Penglingsir Agung. Menurutnya, Kamis 5 Oktober bertepatan dengan Hari Purnama Kapat (Purnama Kartika), bagi umat Hindu adalah saat yang sangat baik untuk memanjatkan doa. Pada hari itu juga umat Hindu di Bali menggelar upacara Pemelepeh Jagat di Pura Ulun Danu Batur baik yang di atas maupun di Songan, Kintamani.
Salah satu pengurus MUDP Bali, Dr. I Gusti Made Ngurah menambahkan, sesuai dengan hasil Pesamuan Alit para tokoh Bali dan MUDP Bali di Pura Ulun Danu Batur, 28 September lalu disepakati untuk menggelar upacara Bendu Guru Piduka di Pura Besakih bertepatan dengan Purnama Kapat. Saat itu umat Hindu diminta untuk menghaturkan Banten Pejati di setiap Desa Pakraman dan di Pura-pura Kahyangan terdekat. Sementara Ketua PHDI Bali Prof. IGN Sudiana menambahkan, pada Kamis 5 Oktober juga digelar Piodalan Ngusaba di Pura Besakih. Kata Sudiana, yang melaksanakan Piodalan itu hanyalah para Prajuru Desa Adat Besakih dan Pemangku yang ditugaskan. “Pengempon Pura Besakih tidak menyarankan umat Hindu untuk bersembahyang sebagaimana imbauan dari Pusat Vulkanologi Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) yang melarang masyarakat berada di zona merah termasuk Pura Besakih” ujarnya. IGN Sudiana juga menyerukan kepada masyarakat agar melakukan doa bersama secara serentak pada 5 Oktober besok. Kita mohon kepada Tuhan agar Gunung Agung tidak meletus. Dan jika pun harus terjadi, pihaknya memohon agar dampaknya tidak terlalu besar sehingga Bali tetap rahayu. Romo Venus dari Keuskupan Gereja Katholik menambahkan, berdoa untuk mereka yang saat ini sedang mengungsi dan mohon kepada Tuhan agar diselamatkan adalah sebuah panggilan jiwa. Pihaknya segera menyebarluaskan seruan doa secara serentak itu kepada seluruh umat Katholik di Bali. Sementara itu, Haji Taufik dari MUI Bali mengatakan, sebagai umat beragama, hidup ini memang penuh dengan ujian berupa rasa takut, lapar, berkurangnya harta benda, dan lain-lain. Oleh karena itu umat Islam selalu diimbau agar tetap sabar, tekun, ulet, tabah, dan selalu dalam kebersamaan. Tokoh Islam lainnya, Haji Roichan memastikan bahwa di antara kita tidak ada yang bersikap sombong dan mendahului kehendak Tuhan. “Sekiranya pun Gunung Agung meletus, kita mohon agar peristiwa itu menjadi berkah bagi kita semua,” ujarnya. Anggota MUDP Bali, I Gde Nurjaya meminta kepada para awak media untuk menyebarluaskan seruan tersebut agar seluruh masyarakat ikut berdoa secara serentak sehingga menjadi lebih tenang.
Sementara itu, Ida Penglingsir Agung Putra Sukahet menambahkan, beberapa pengurus FKUB Bali, FORPELA, FORGIMALA, dan beberapa tokoh dalam jumlah terbatas akan kembali tangkil ke Pura Besakih untuk memanjatkan doa dan persembahyangan bersama pada Jumat, 6 Oktober sore. Pihaknya telah melakukan hal itu beberapa waktu lalu ke Pura Besakih selama 3 jam di Pura Besakih, namun Ida Penglingsir merasa kembali terpanggil untuk memanjatkan doa di Pura Besakih. Doa bersama juga akan digelar pada Puncak Acara Gema Perdamaian, Sabtu, 7 Oktober 2017 di Pelataran Timur Monumen Bajra Sandhi. Karya Agung Gema Perdamaian ini ditargetkan akan dihadiri oleh 10 ribu orang. Kata Ida Penglingsir Agung, FKUB sebagai pemilik Gema Perdamaian mengajak seluruh masyarakat untuk hadir memeriahkan acara Puncak Gema Perdamaian. “Kami selaku FKUB selaku pemilik Gema Perdamaian menyerukan kepada kmasyarakat untuk hadir ke Bajra Sandhi pada Sabtu, 7 Oktober mendatang untuk melaksanakan Doa Bersama bagi Kedamaian Semesta dan menikmati hiburan rakyat dari berbagai etnis di Nusantara. Ini adalah momen yang sangat penting dan luar biasa yang telah berlangsung setiap tahun selama 15 tahun lalu” ujar Penglingsir Agung Putra Sukahet. (mer)