Agroindustri sebagai Jembatan Sektor Pertanian dan Pariwisata
(Baliekbis.com), Agroindustri memiliki peran strategis dalam meningkatkan nilai tambah produk pertanian di Provinsi Bali. Sektor ini berfungsi sebagai penghubung antara sektor pertanian dan pariwisata. Namun, peran tersebut belum sepenuhnya terealisasi karena pengembangan agroindustri masih menghadapi sejumlah tantangan, seperti keterbatasan infrastruktur, sumber daya manusia, dan ketergantungan pada faktor eksternal.
Hal ini disampaikan oleh Prof. Ir. Agung Suryawan Wiranatha, M.Sc., Ph.D. dalam orasinya pada Sabtu (25/1/2025) di Gedung Widya Sabha, Kampus Universitas Udayana (Unud), Jimbaran. Dalam acara tersebut, Rektor Unud, Prof. Ir. I Ketut Sudarsana, ST., Ph.D., mengukuhkan 12 guru besar baru. Selain Prof. Agung Suryawan, guru besar yang dikukuhkan antara lain:
- Prof. Dr. Dewa Ngakan Ketut Putra Negara, S.T., M.Sc. (Fakultas Teknik),
- Prof. Dr. I Made Sukarsa, S.T., M.T. (Fakultas Teknik),
- Prof. Dr. Ir. Ni Putu Sarini, M.Sc. (Fakultas Peternakan),
- Prof. James Sibarani, S.Si., M.Si., Ph.D. (FMIPA),
- Prof. Dr. drh. Wayan Bebas, M.Kes. dan Prof. Dr. drh. I Nyoman Sulabda, M.Kes. (FKH),
- Prof. Dr. dr. Susy Purnawati, M.K.K. (FK),
- Prof. Dr. Ir. I Ketut Sardiana, M.Si. dan Prof. Dr. Gusti Ngurah Alit Susanta Wirya, S.P., M.Agr. (FP),
- Prof. Dr. Drs. Putu Sutama, M.S. (Fakultas Ilmu Budaya),
- Prof. Agoes Ganesha Rahyuda, S.E., M.T., Ph.D. (FEB).
Dalam orasinya, Prof. Agung Suryawan menekankan pentingnya pendekatan integratif dan komprehensif untuk mengembangkan agroindustri demi memperkuat hubungan antara sektor pertanian dan pariwisata, sekaligus meningkatkan kesejahteraan masyarakat Bali. “Pendekatan sistem sangat penting dalam membangun agroindustri yang berkelanjutan dan berbasis pada keunggulan lokal Bali,” ungkapnya.
Menurutnya, pendekatan ini menjadi krusial karena situasi yang semakin kompleks dan meningkatnya ketergantungan terhadap isu globalisasi. Kompleksitas tersebut mencakup berbagai dimensi seperti sosial budaya, demografi, ekonomi, dan ekologi. Ia juga menegaskan perlunya model perencanaan terintegrasi yang melibatkan pendekatan top-down, bottom-up, dan partisipatif guna memastikan pembangunan yang berkelanjutan dan berkeadilan di Bali.
Prof. Agung juga menyampaikan bahwa pengembangan sektor pariwisata, pertanian, dan industri pendukung berbasis produk pertanian dapat menjadi solusi untuk mengatasi ketimpangan pendapatan di Bali. Namun, ia mengingatkan bahwa konflik kepentingan antara sektor pertanian dan pariwisata masih sulit dihindari. Hal ini terlihat dari alih fungsi lahan, perebutan sumber daya air, serta tenaga kerja muda di pedesaan yang semakin beralih ke sektor pariwisata.
Ia menambahkan, pengembangan agroindustri dapat menjadi jembatan untuk menyatukan sektor pertanian dengan pariwisata. Agroindustri juga berpotensi membantu petani menyerap hasil panen melimpah yang selama ini kerap terbuang percuma akibat harga jual yang rendah.
Sementara itu, Rektor Unud, Prof. I Ketut Sudarsana, menyampaikan bahwa jumlah guru besar di Unud saat ini mencapai 230 orang. Jumlah tersebut akan terus bertambah mengingat dosen Unud bergelar doktor saat ini berjumlah 470 orang, dengan rincian 232 orang berpangkat Lektor Kepala dan 238 berpangkat Lektor. (ist)
Leave a Reply