Air Tercemar, Hidup Terancam: Bahaya Limbah Industri bagi Perairan di Sumba Barat Daya, Nusa Tenggara Timur
(Baliekbis.com), Sumba Barat Daya, salah satu wilayah di Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT), dikenal dengan keindahan alamnya yang mempesona, mulai dari pantai eksotis hingga perbukitan yang hijau. Namun, keindahan ini terancam oleh pencemaran air yang semakin meningkat akibat pembuangan limbah industri. Limbah ini, yang berasal dari berbagai sektor seperti pertambangan, industri tekstil, dan peternakan besar, telah mencemari sumber-sumber air utama, termasuk sungai dan laut di sekitar wilayah tersebut.
Dalam penelitian yang dilakukan oleh Dr. Rina Kartika dari Universitas Nusa Cendana dan Prof. I Made Wirawan dari Universitas Udayana, ditemukan bahwa limbah industri memiliki dampak serius terhadap kualitas air, ekosistem perairan, serta kesehatan masyarakat sekitar. Artikel ini akan mengupas bahaya limbah industri bagi perairan di Sumba Barat Daya serta dampaknya terhadap kehidupan manusia dan lingkungan.
Pencemaran Air di Sumba Barat Daya
Sumba Barat Daya adalah wilayah yang masih berkembang dalam sektor industri dan pertanian. Namun, perkembangan ini tidak diiringi dengan sistem pengelolaan limbah yang baik. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Dr. Rina Kartika (2023), ditemukan bahwa lebih dari 60% sumber air di Sumba Barat Daya telah tercemar oleh limbah industri, yang mencakup logam berat, zat kimia beracun, dan limbah organik yang tidak terurai dengan baik.
Limbah ini berasal dari beberapa sumber utama:
-
Industri peternakan
Sumba Barat Daya dikenal dengan peternakan besar, terutama sapi dan babi. Limbah dari kotoran hewan serta sisa pakan yang dibuang ke sungai mengandung amonia tinggi, yang berbahaya bagi organisme perairan. -
Industri pertambangan
Eksploitasi sumber daya mineral di wilayah ini menyebabkan pembuangan limbah yang mengandung merkuri (Hg) dan timbal (Pb) ke perairan, yang dapat meracuni ikan serta makhluk hidup lainnya. -
Industri tekstil dan pabrik kecil
Beberapa industri tekstil dan pabrik kecil yang mulai bermunculan di daerah ini menggunakan pewarna sintetis yang mengandung logam berat seperti kromium (Cr) dan arsenik (As). Limbahnya sering kali dibuang langsung ke sungai tanpa melalui proses pengolahan yang memadai.
Dampak Pencemaran Air Terhadap Ekosistem Perairan
Menurut Prof. I Made Wirawan (2024), pencemaran air akibat limbah industri berdampak buruk pada ekosistem perairan di Sumba Barat Daya. Beberapa dampak utama yang telah teridentifikasi meliputi:
-
Kematian massal biota air
Logam berat dan bahan kimia beracun menyebabkan penurunan kadar oksigen di air, sehingga banyak ikan dan biota perairan lainnya mati dalam jumlah besar. Ini juga memengaruhi mata pencaharian nelayan lokal. -
Gangguan ekosistem mangrove dan terumbu karang
Mangrove dan terumbu karang di sekitar pantai mulai mengalami kerusakan akibat limbah kimia yang mengendap di dasar laut. Padahal, ekosistem ini penting sebagai tempat berkembang biak ikan dan menjaga keseimbangan lingkungan. -
Perubahan pH air
Limbah industri menyebabkan air menjadi lebih asam atau lebih basa, yang berbahaya bagi organisme perairan. Sebagai contoh, kadar pH yang terlalu rendah akibat limbah pertambangan dapat menyebabkan terumbu karang mati lebih cepat. -
Ancaman bagi kesehatan masyarakat
Selain merusak lingkungan, pencemaran air juga mengancam kesehatan penduduk Sumba Barat Daya. Dr. Rina Kartika dalam penelitian terbarunya menemukan bahwa sekitar 30% kasus penyakit kulit dan diare di daerah ini disebabkan oleh konsumsi air yang telah terkontaminasi limbah industri.
Beberapa ancaman kesehatan utama akibat pencemaran air adalah:
-
Penyakit kulit
Paparan air yang mengandung bahan kimia berbahaya dapat menyebabkan iritasi kulit, eksim, hingga kanker kulit jika terpapar dalam jangka panjang. -
Gangguan pencernaan
Air yang terkontaminasi bakteri dari limbah peternakan dan industri menyebabkan meningkatnya kasus diare, tifus, dan kolera di daerah ini. -
Gangguan saraf dan perkembangan anak
Paparan logam berat seperti merkuri dan timbal dalam air minum dapat menyebabkan gangguan perkembangan otak pada anak-anak, serta meningkatkan risiko penyakit neurodegeneratif seperti Alzheimer dan Parkinson pada orang dewasa.
Solusi dan Upaya Penanggulangan
Untuk mengatasi masalah pencemaran air di Sumba Barat Daya, perlu dilakukan langkah-langkah konkret oleh pemerintah, industri, dan masyarakat. Prof. I Made Wirawan menyarankan beberapa solusi:
-
Peningkatan pengelolaan limbah industri
Pemerintah daerah harus memperketat regulasi terkait pembuangan limbah industri dan memastikan bahwa setiap industri memiliki sistem pengolahan limbah yang memadai sebelum membuangnya ke lingkungan. -
Penyediaan fasilitas pengolahan air bersih
Pembangunan fasilitas pengolahan air bersih yang lebih baik akan membantu masyarakat mendapatkan air layak konsumsi yang bebas dari pencemaran. -
Rehabilitasi ekosistem perairan
Upaya penghijauan kembali mangrove dan rehabilitasi terumbu karang perlu dilakukan untuk mengembalikan keseimbangan ekosistem laut dan pesisir. -
Edukasi masyarakat
Kampanye dan sosialisasi tentang pentingnya menjaga kebersihan air dan dampak pencemaran harus terus dilakukan agar masyarakat lebih sadar dan aktif dalam menjaga lingkungan.
Kesimpulan
Pencemaran air akibat limbah industri di Sumba Barat Daya telah membawa dampak serius terhadap ekosistem perairan dan kesehatan masyarakat. Jika tidak segera ditangani, kondisi ini akan semakin memburuk dan mengancam kehidupan generasi mendatang. Oleh karena itu, diperlukan kerja sama antara pemerintah, industri, dan masyarakat untuk menerapkan solusi yang berkelanjutan demi menjaga kelestarian lingkungan dan kesehatan penduduk setempat.
Dengan adanya penelitian dari Dr. Rina Kartika dan Prof. I Made Wirawan, kita semakin menyadari betapa pentingnya tindakan cepat dalam mengatasi pencemaran air di daerah ini. Keindahan dan keberlanjutan lingkungan di Sumba Barat Daya harus tetap terjaga agar dapat dinikmati oleh generasi mendatang.
Penulis:
Amandus Umbu Delo
Prodi Manajemen Sumber Daya Perairan Universitas Warmadewa
Leave a Reply