Akademisi Unwar Kenalkan Pakan Fermentasi Berbahan Dedak
(Baliekbis.com), Tim Akademisi dari Fakultas Pertanian, Universitas Warmadewa (FP-Unwar) memperkenalkan pakan fermentasi berbahan dedak guna memenuhi kebutuhan pakan ikan para pembudidaya ikan nila.
Tim yang terdiri dari Ir.I Gusti Ayu Dewi Seri Rejeki,M.Si sebagai ketua, dengan anggota Ir. I Wayan Arya, M.P dan Dr. Dra. Sang Ayu Made Putri Suryani, M.Si memperkenalkan pakan fermentasi berbahan dedak sebagai upaya menghindari ketergantungan para pembudidaya ikan nila terhadap pakan yang menggunakan bahan baku impor.
“Upaya mengatasi ketergantungan bahan baku pakan impor adalah pemanfaatan bahan baku lokal. Bahan baku lokal yang digunakan harus memiliki nilai gizi yang tinggi, tidak beracun, harga relatif murah, sangat melimpah dan tidak bersaing dengan kebutuhan manusia” kata Seri Rejeki saat dikonfirmasi di Denpasar pada Senin (20/6).
Menurutnya usaha meningkatkan kuantitas dan kualitas pakan komersil berdampak pada biaya operasional budidaya ikan secara intensif yakni sekitar 60-70 % dari total biaya produksi.
Biaya yang tinggi, serta ketersediaan sumber bahan baku pakan yangberkualitas seperti tepung ikan, jagung dan bungkil kedelai sebagai sumber protein belum memadai dan sebagian besar masih diimpor. Bahan baku sumber protein pada pakan seperti tepung ikan dan tepung kedelai, harga yang semakin tinggi di pasaran dan ketersediaannya juga semakin berkurang di alam.
Seri Rejeki mengakui pakan ikan hasil fermentasi berbahan dedak ini telah diujicobakan pada Kelompok Pembudidaya ikan Mina Ayu, Marga, Tabanan. Kelompok ini sudah berpengalaman dalam penyediaan benih ikan Nila terutama penyedia benih di Danau Batur.
Harga pakan yang semakin meningkat menyebabkan pembudidaya ikan merasa kesulitan dalam penyediaan pakan ikan. Diharapkan penggunaan dedak terfermentasi dapat meningkatkan nilai konversi pakan dan mengurangi pengeluaran untuk pembelian pakan.
Ikan nila (Oreochromis niloticus) merupakan salah satu jenis komoditas akuakultur yang mempunyai nilai ekonomis tinggi sebagai ikan konsumsi air tawar di dunia. Laporan Kinerja (LKj) Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya tahun 2016 menyebutkan bahwa pada tahun 2014 produksi budidaya ikan nila nasional adalah sebesar 999.695 ton dan mengalami peningkatan pada tahun 2015 menjadi 1.576.607 Ton dengan peningkatan rata-rata sebesar 30,29 %.
Peningkatan tersebut mendorong para pembudidaya untuk melakukan budidaya intensif dengan pemberian pakan yang memiliki kualitas dan kuantitas nutrisi yang baik pada ikan nila.(nom)