Akselerasi Pencapaian SDGs Pasca Covid-19, Skor Indeks dan Peringkat Indonesia mengalami Tren Meningkat
(Baliekbis.com),Berdasarkan data BAPPENAS, 63 persen dari total 216 indikator rencana aksi program SDGs periode 2021-2024 telah tercapai. Demikian disampaikan Kepala Seknas SDGs Bappenas RI Dr. Pungkas Bajuri Ali pada jumpa pers pada Indonesia Social Invesment Forum (ISIF) di Nusa Dua Bali. ISIF menggelar konferensi ke-8 dengan tema “Akselerasi Pencapaian SDGs Pasca COVID-19”, pada 13-14 Desember 2023 untuk membahas isu utama akselerasi Pencapaian SDGs Pasca Covid-19 di Indonesia.
Dalam konferensi pers, Pungkas yang didampingi Managing Director (SII) Fajar Kurniawan), dan Pitono Nugroho (SII) membeberkan, seusai pandemi Covid-19, Indonesia masih menghadapi sejumlah tantangan dalam mengejar target SDGs. Seperti perubahan iklim, ketahanan pangan, energi, air, dan polusi, serta meningkatnya kebutuhan pembiayaan.
Di tingkat global, Sustainable Development Report 2023 menunjukkan Indonesia berada di peringkat ke-75 dunia, naik signifikan dibandingkan dengan empat tahun lalu di peringkat ke-102. Skor Indeks SDGs Indonesia meningkat dari 64,2 pada tahun 2019 menjadi 70,2 pada 2023.
Di tingkat Nasional, capaian SDGs nasional pada 2023 menunjukkan 76 persen indikator SDGs di Indonesia telah tercapai dan mengalami kemajuan, terdiri atas 60 persen target tercapai dan 16 persen akan tercapai.
Di tingkat global, Sustainable Development Report 2023 menunjukkan Indonesia berada di peringkat ke-75 dunia, naik signifikan dibandingkan dengan empat tahun lalu di peringkat ke-102.
Skor Indeks SDGs Indonesia meningkat dari 64,2 pada tahun 2019 menjadi 70,2 pada 2023. Di tingkat Nasional, capaian SDGs nasional pada 2023 menunjukkan 76 persen indikator SDGs di Indonesia telah tercapai dan mengalami kemajuan, terdiri atas 60 persen target tercapai dan 16 persen akan tercapai.
SDGs (Sustainable Development Goals – SDG’s) atau Tujuan Pembangunan Berkelanjutan ialah komitmen global yang telah disepakati pada Sidang Umum Persatuan Bangsa Bangsa (PBB) pada September 2015 untuk peningkatan kesejahteraan ekonomi masyarakat, keberlanjutan kehidupan sosial masyarakat, kualitas lingkungan hidup dan pembangunan yang menjamin keadilan dan terlaksananya tata kelola untuk periode tahun 2016 sampai dengan tahun 2030.
SDGs Progress Report 2023 oleh UNESCAP menyebutkan bahwa progress SDGs di Asia Pasifik dan Asia Tenggara baru mencapai 14,4 persen. Diperkirakan 90 persen target SDGs tidak akan bisa dicapai pada 2030 dan diperlukan 42 tahun lagi untuk mencapai SDGs. Di sisi lain untuk ASEAN masih terdapat gap yang tinggi, antara negara yang progresif dan negara yang tertinggal
Secara umum, pada tahun 2015 – 2019, skor indeks global bergerak naik dengan poin rata – rata 0,5 per tahunnya. Namun, sejak 2019, skor indeks menurun dan bergerak dengan poin rata – rata 0,01, yang dipacu oleh Pandemi Covid-19. Skor indeks dan peringkat Indonesia mengalami tren menaik.
Pada tahun 2022, nilai skor indeks Indonesia naik menjadi 70,2 dan menempati peringkat ke-75 dari 166 negara. Terkait pencapaian SDGs Indonesia, berdasarkan data BAPPENAS, 63 persen dari total 216 indikator rencana aksi program SDGs periode 2021-2024 telah tercapai.
Namun demikian, angka tersebut masih belum mendorong kemajuan pencapaian SDGs di tingkat regional mengingat development gap yang masih cukup tinggi. Diperlukan kerja kolektif untuk mempercepat pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan atau Sustainable Development Goals (SDGs).
Pada SDGs Summit dalam rangkaian Sidang Umum PBB 2023 di New York, Amerika Serikat, Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres mengingatkan, hanya 15 persen target Tujuan Pembangunan Berkelanjutan yang sesuai dengan jalur.
Sebelumnya, dalam Forum Asia-Pasifik tentang Pembangunan Berkelanjutan (APFSD) di Bangkok, Thailand, Komisi Ekonomi dan Sosial Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk Asia dan Pasifik (ESCAP) menyatakan bahwa wilayah Asia-Pasifik tertinggal 35 tahun dalam mencapai Sustainable Development Goals (SDGs) atau Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (TPB). (ist)