Aksi Dolanan Ingatkan Pelestarian Permainan Tradisional
(Baliekbis.com), Gelaran Parade Gong Kebyar selalu menjadi primadona bagi pegunjung disetiap penyelenggaraan Pesta Kesenian Bali (PKB). Hal serupa nampak pada Selasa malam (20/6) saat Sekaa Gong Anak- Anak Duta Kota Denpasar berhadapan dengan Duta Kabupaten Buleleng mampu menarik animo pengunjung PKB yang memenuhi panggung terbuka Ardha Candra, Art Centre Denpasar. Nampak turut hadir memberikan dukungan langsung Wakil Walikota Denpasar, I.GN Jayanegara, Sekda Kota Denpasar, AAN Rai Iswara, Wakil Bupati Buleleng, I Nyoman Sutjidra dan masing- masing pimpinan Organisasi Perangkat Daerah.
Sisi panggung sebelah kanan ditempati Sekaa Gong Murdaning Katonjaya Desa Pakraman Tonja, Duta Kota Denpasar dan sebelah kiri diduduki Sekaa Gong Bala Talawung Desa Kalibugbug, Kabupaten Buleleng. Masing-masing Sekaa Gong Anak- anak menampilkan sebuah garapan Tabuh Telu Lelambatan Kreasi, satu pementasan tari tunggal, satu garapan tari kreasi dan satu garapan Dolanan.
Tabuh Kreasi menjadi awal penampilan masing-masing Sekaa Gong Anak- Anak. Dibuka oleh Seka Gong Anak- Anak Duta Kabupaten Buleleng menampilkan Tabuh Telu Lelambatan Kreasi berjudul “Bayuning Ombak” yang mengangkat fenomena alam Pantai Lovina. Selanjutnya tampil Sekaa Gong Anak- Anak Duta Kota Denpasar membawakan Tabuh Kreasi Telu Lelambatan ‘’Pari Sagora’’ yang menangkap fenomena alam tanaman padi yang bersorak gembira menyambut musim penghujan yang datang memberikan mereka kekuatan menghasilkan buah padi yang melimpah pasca musim kemarau. Penampilan kemudian dilanjutkan dengan pementasan Anak- Anak Kabupaten Buleleng membawakan Tari Baris Tunggal yang menggambarkan pemuda gagah berani dengan irama gerak yang mantap.
Dolanan ‘’Merong-Rongan’’ Duta Kota Denpasar menjadi penampilan selanjutnya. Menurut Koordinator Sekaa Gong Anak- Anak Duta Kota Denpasar, I Wayan Wijaya mengatakan pementasan dolanan Denpasar menggambarkan dunia anak- anak yang tak lepas dari aktivitas bermain, disela- sela membuat PR dan membantu orangtua dirumah. Permaianan anak tradisional kita tonjolkan mengingat saat ini permaianan tradisional sudah ditinggalkan dan lebih memilih permainan yang memanfaatkan teknologi. Aturan permainan siapa yang dapat memasukkan aksara kedalam lubang yang disediakan agar membentuk kata atau kruna. Unsur yang dinilai adalah kebenaran dari kata atau kruna yang terbentuk. Pemain yang kalah hukumannya menggendong kelompok yang menang. “Tampilan dolanan juga kita menonjolkan sisi kocak dari anak-anak disetiap permaianan tersebut seperti saat seorang anak kurus kecil kalah dalam permainan dan terpaksa menggendong temannya yang bertubuh besar. Tingkah polah anak- anak dengan keluguannya ini dapat menghibur para penonton yang hadir,’’ ujarnya.
Pementasan malam itu dilanjutkan Tari Kreasi Mina Semaya Duta Kabupaten Buleleng. Tari Jauk Durga Manis dari Duta Kota Denpasar melanjutkan pementasan yang menggambarkan raja raksasa yang penuh angkara murka, gerak tarinya penuh gegirangan. Garapan Dolanan ‘Mejaran Jaranan’’ menutup penampilan Duta Kabupaten Buleleng. Dan Penampilan pamungkas Seka Gong Anak- Anak Duta Kota Denpasar Dengan Garapan Tari Kreasi ‘Satyaning Oongan’’ yang mengisahkan Asal muasal keberadaan DAM Tukad Oongan. (esa)