Anak Hiperaktif? Begini Cara Menanganinya
(Baliekbis.com), Anak dengan ADHD dapat mengalami kurangnya kemampuan untuk memusatkan perhatian (inatensi) atau tidak bisa diam (hiperaktif), dan impulsif. Anak dengan ciri inatensi mudah teralihkan perhatiannya, sering tidak memperhatikan, dan pelupa. Sedangkan anak dengan ciri hiperaktif sering terlihat terus-menerus bergerak, terus menerus bicara, dan susah untuk diam dan tenang. Sering menyela percakapan atau kegiatan orang lain, tidak sabar menunggu gilirannya dan tidak memiliki rasa takut akan bahaya. Anak dengan ADHD dapat lebih dominan hiperaktif-impulsif atau inatensi, dan bisa juga kombinasi keduanya. Namun, anak yang bergerak terlalu aktif bukan berarti pasti ADHD.
Lalu bagaimana cara mengatasi anak hiperkatif?
1. Buat aturan dengan displin
Ada baik orangtua membuat aturan atau jadwal kegiatan atau bermain ketika di rumah. Orang tua harus displin dan tegas dalam menjalankan aturan tersebut. Anak hiperaktif umumnya akan mengalami masalah dalam memahami lingkungan dengan suasana yang tidak tertata. Tapi perlu diingat tegas bukan berarti marah ya. Upayakan untuk memberinya ucapakan kasih sayang, misalnya “Terima kasih membantu ibu membereskan mainan”
2. Ajak Berolahraga
Mengalihkan energi anak dengan melakukan olahraga. Misalnya saja main sepakbola atau basket. Kegiatan berat seperti olahraga akan meningkatkan kualitas tidur anak pada malam hari. Namun pastikan agar mereka tidak melakukan aktivitas terlalu berat ketika dekat dengan waktu istirahatnya.
3. Menciptakan waktu tidur yang rutin
Menciptakan kebiasaan tidur tepat waktu dapat mengatasi masalah ini. Pastikan anak tidur pada waktu yang sama tiap malam dan bangun pada waktu yang sama di pagi hari. Hindari kegiatan bermain komputer atau menonton TV sebelum tidur karena dapat mengganggu waktu istirahatnya.
4. Memerhatikan makanan yang dikonsumsi
Melansir Hellosehat, beberapa orang beranggapan jika konsumsi gula berlebih akan menyebabkan anak menjadi hiperaktif. Padahal,sampai saat ini belum ada penelitian yang terbukti secara ilmiah bahwa gula bisa menyebabkan seseorang jadi hiperaktif. Meski begitu, konsumsi gula memang sedikit banyak bisa mempengaruhi perilaku seseorang. Gula merupakan karbohidrat sederhana yang mudah diserap oleh tubuh namun bisa membuat peningkatan dan penurunan kadar darah dalam tubuh dengan cepat. Pada anak, penurunan kadar gula darah yang tiba-tiba ini dapat mengakibatkan ia menjadi rewel karena tubuh seolah-olah kekurangan energi dan sel-sel tubuh kelaparan. Hal inilah yang justru membuat perilaku dan suasana hati si kecil menjadi tidak stabil. Itu sebabnya, penting untuk memperhatikan makanan yang dikonsumsinya sehari-sehari. Penuhi asupan nutrisinya dengan gizi yang seimbang dari buah dan sayuran. Selain itu, hindari pula makanan olahan pada anak. (ist)