Angkat Rehidrasi Anggur Laut, Mahasiswa Undiksha Juara I Kompetisi Business Plan di Universitas Indonesia
(Baliekbis.com),Menjelang pengujung akhir tahun 2019, mahasiswa Universitas Pendidikan Ganesha (Undiksha) terus menorehkan prestasi tingkat nasional. Kali ini datang dari Putu Justika Nirmala A.P, mahasiswa Prodi Akuakultur, Kadek Dwiki Juliantara, mahasiswa Prodi Pendidikan Matematika dan Kadek Agus Toni Mahendra, Prodi Pendidikan Bahasa Inggris.
Mereka yang tergabung dalam satu tim meraih juara I dalam kompetisi Business Plan di Universitas Indonesia, 9 November 2019. Prestasi itu telah dilaporkan kepada Wakil Rektor III Undiksha Prof. Dr. I Wayan Suastra, M.Pd., Senin (16/12/2019). Justika Nirmala menjelaskan ajang itu diikuti 85 tim yang berasal dari berbagai perguruan tinggi di Indonesia.
Dari hasil seleksi, ditentukan sepuluh finalis. Undiksha masuk sebagai salah satunya. “Dari ini langsung presentasi. Kami dapat juara I,” jelasnya. Pada business plan itu, timnya mengangkat tentang rehidrasi anggur laut yang banyak dibudidayakan di wilayah Buleleng Barat, tepatnya di Kecamatan Gerokgak.
Dijelaskan, melalui sentuhan teknologi itu, anggur laut yang memiliki pangsa pasar menjanjikan ini bisa bertahan selama enam bulan dengan disimpan pada lemari es. “Kalau tanpa rehidrasi, hanya bertahan satu minggu. Itupun tidak bisa ditaruh dalam kulkas,” katanya.
Disampaikan lebih lanjut, untuk menghasilkan rencana bisnis itu, diawali dengan praktikum cukup lama. “Kebetulan ini sesuai bidang prodi saya. Sebelumnya sudah sering praktikum,” imbuhnya. Wakil Rektor, I Wayan Suastra memberikan apresiasi terhadap prestasi ini, sekaligus untuk inovasi yang dilahirkan dalam rangka menjawab tantangan budidaya anggur laut. “Hal seperti ini kami harapkan semakin banyak muncul. Sebuah inovasi yang memberi dampak positif untuk masyarakat,” ucapnya.
Akademisi bidang fisika ini menilai di masyarakat masih banyak persoalan yang belum terpecahkan. Hal itu bisa dijadikan objek kajian, termasuk bisa diusulkan dalam program kreativitas mahasiswa. “Kita tidak harus berpikir bagaimana membuat robot. Tetapi bisa dengan melihat potensi di lingkungan sendiri, seperti pertanian, kelautan dan lainnya. Saya ingin hal itu bisa dijadikan untuk ikut dalam PKM,” pungkasnya. (psa)