Antisipasi PMK, FKH Unud Gelar Bimtek Biosekuriti dan Beri Desinfektan bagi Peternak Sapi di Desa Petak, Gianyar
(Baliekbis.com), Departemen Ilmu Dasar Veteriner, Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Udayana (FKH Unud) bersama Puskeswan Wilayah III Gianyar melangsungkan kegiatan Program Udayana Mengabdi berupa Bimbingan Teknis Biosekuriti Kandang dan Kontrol Penyakit Parasiter bagi peternak sapi di Desa Petak, Kecamatan Gianyar, Kabupaten Gianyar, Jumat (15/07/2022).
Kepala Puskeswan Wilayah III Gianyar drh. Arya Dharma menyebutkan kegiatan ini dipilih dipusatkan bagi anggota Simantri 401 KTT Bina Satwa Lestari, Desa Petak, dengan jumlah sapi sebanyak 48 ekor. “Pendampingan dan pembinaan kelompok tani ternak telah dilakukan secara berkelanjutan. Kelompok ini dipilih sebagai sasaran program pengabdian dari kampus, dikarenakan ada permintaan dari ketua kelompok,” ungkapnya.
Ketua Pelaksana Dr. drh. Surya Heryani, M. Biomed menyatakan kegiatan pengabdian masyarakat ini sebagai salah satu wujud dari pelaksanaan Tri Dharma Perguruan Tinggi, melibatkan dosen dan mahasiswa. “Tujuan dari pengabdian masyarakat ini untuk meningkatkan pengetahuan dan kapasitas peternak sapi dalam hal biosekuriti kandang di tengah merebaknya Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) pada sapi di Bali”, ujarnya.
Lebih lanjut Heryani menuturkan untuk menjaga kesehatan dan meningkatkan produktivitas ternak sapi perlu dilakukan kontrol terhadap penyakit parasiter secara berkala terprogram. Kontrol terhadap parasit internal seperti kecacingan, dan parasit ekternal seperti kutu, tungau dan lalat.
Pada kesempatan ini anggota pengabdi drh. Made Merdana, memberikan Bimtek penggunaan desinfektan untuk keperluan biosekuriti dalam upaya pencegahan penyakit infeksius pada ternak sapi, seperti penyakit PMK. Selain itu peternak juga diajarkan tindakan untuk mengendalikan penyakit parasiter (kontrol penyakit cacingan, kutu, tungau dan lalat).
Ketua KTT Bina Satwa Lestari, I Nyoman Tempil, menyebutkan saat ini kelompok memiliki populasi sebanyak 48 ekor sapi yang terdiri atas 28 ekor induk, 3 pejantan dan sisanya 17 ekor pedet dan sapi muda. Kondisi sapi secara umum sehat, beberapa ekor tampak mengalami penyakit pada kulit.
Sebagai penutup kegiatan pengabdian dilakukan penyerahan bantuan obat-obatan desinfektan, obat cacing, obat ektoprasit, obat semprot luka, dan alat sprayer elektrik serta foto bersama.
(sumber: www.unud.ac.id)