Antrian Akibat Meningkatnya Kendaraan Masuk Tol
(Baliekbis.com), Antrian panjang yang terjadi beberapa hari ini di Jalan Tol Bali Mandara (JTB) terutama di Gerbang Tol Nusa Dua pada saat sore hari, menimbulkan banyakkeluhan dari masyarakat. Atas kondisi itu Wakil Ketua Komisi III DPRD Provinsi Bali, IB Gede Udiyana langsung meninjau Operasional Jalan Tol Bali Mandara, Kamis (22/2). Udiyana menegaskan kunjungan tersebut untuk mengetahui kondisi yang terjadi di Jalan Tol Bali Mandara sekaligus solusi dari pihak PT Jasamarga Bali Tol.
Menyikapi pertanyaan tersebut Direktur Utama PT Jasamarga Bali Tol Akhmad Tito Karim mengatakan terjadinya antrean panjang di gerbang tol dikarenakan jumlah kendaraan yang masuk tol dalam sepekan terakhir mengalami peningkatan. Berdasarkan data yang dimiliki, Januari hingga awal Februari rata-rata kendaraan yang masuk tol sebanyak 40 ribu unit per hari. Sedangkan, sepekan terakhir mencapai 50 ribu unit per hari. Tito juga tak memungkiri Bali sebagai destinasi pariwisata menyebabkan orang yang menggunakan tol tidak selalu sama. “Orang yang tumben berkunjung ke Bali, belum tentu tahu kebijakan JBT yang memberlakukan transaksi non-tunai,” ujarrnya.
Tito juga menjelaskan bahwa, persentase kendaraan yang masuk melalui masing-masing gerbang tol yaitu 15 persen lewat gerbang tol Ngurah Rai, 40 persen lewat Benoa, dan 45 persen lewat Nusa Dua. Tumpukan kendaraan paling tinggi terjadi di Gerbang Tol Nusa Dua. “Di Nusa Dua, sore hari sudah terjadi antrian. Padahal, alat (mesin) tol berfungsi dengan baik,” imbuhnya. Ia menyebut setidaknya ada dua penyebab panjangnya antrean di depan gerbang tol. Pertama, pengendara tidak membawa uang elektronik (Unik) atau memiliki Unik tapi saldonya tidak cukup. Kedua, perilaku masyarakat saat menempel kartu. Beberapa pengendara, kata dia, sudah mencabut kartunya sebelum portal naik. Hal itu menyebabkan si pengendara menempel kartu lagi hingga portal naik dan itu cukup memakan waktu.
Tito juga menjelaskan perbedaan waktu yang dibutuhkan saat bertransaksi di gerbang tol, “Bayar tol mengunakan Unik butuh waktu 2-4 detik, bayar menggunakan uang pas 4-6 detik, bayar menggunakan uang pecahan Rp 20 ribu – 100 ribu membutuhkan waktu 20-30 detik/transaksi, sedangkan top up/isi ulang unik membutuhkan waktu 120-180 detik,” ujar Tito.
Menyikapi hal tersebut pihaknya sudah menyiapkan solusi untuk mengantisipasi terjadi antrian. “Kita sudah siapkan petugas di setiap gardu tol untuk membantu tapping mengunakan Unik milik JBT bagi pengguna jalan yang tidak membawa Unik. Namun, kami harapkan pengguna jalan tol menyiapkan uang pas untuk dibantu bertransaksi mengunakan Unik milik JBT agar tidak lagi menunggu uang kembalian dan apabila terjadi antrian panjang mohon maaf kami tidak melayani top up Unik,” tegasnya. Sebagai gantinya kami sudah menyiapkan drive thru top up di Pool ruas Benoa yang akan selesai pengerjaannya pada bulan Maret ini. Tito mengimbau kepada masyarakat agar selalu menyiapkan Unik dengan saldo yang cukup dan mengimbau perbankan agar memperbanyak tempat top up Unik khususnya top up tunai. (hum)