Antusiasme Tinggi Warnai Hari Kedua Singaraja Literary Festival 2024

(Baliekbis.com), Setelah resmi dibuka pada Jumat (23/8/2024) malam, Singaraja Literary Festival 2024 memasuki hari kedua dengan suasana yang semakin ramai dan meriah. Tidak hanya karena seni pertunjukannya, tetapi juga berkat program-program lain seperti workshop, panel diskusi, dan lomba baca puisi. Hampir setiap program dipenuhi pengunjung, terutama panel-panel yang diisi oleh Dewi (Dee) Lestari dan Henry Manampiring—dua penulis ternama dari Ibu Kota yang tahun ini ikut berbagi pengetahuan di SLF.

Pada hari kedua SLF ini, terdapat 14 program yang berlangsung di empat tempat berbeda, meskipun masih dalam satu kawasan. Dari pagi hingga siang, di Sasana Budaya, digelar lomba baca puisi untuk siswa SMP se-Buleleng. Sementara lomba berlangsung, panel diskusi bertema “Filsafat, Sains, dan Sastra” dimulai di Museum Buleleng dengan menghadirkan Dee Lestari dan Henry Manampiring sebagai pembicara, serta dimoderatori oleh dr. Putu Arya Nugraha.

Menjelang pukul satu siang, di Gedong Kirtya, Susanta Dwitanaya dan Purwita Sukahet yang dipandu oleh Savitri Sastrawa membahas “Warna Alam dalam Teks Lama dan Baru”. Di saat yang sama, di Sasana Budaya dan Museum Buleleng, panel diskusi lainnya juga berlangsung. Di Sasana Budaya, Efflina Lailufa dan Maria Ekaristi berbagi pandangan dalam panel bertema “Berguru pada Kekuatan Perempuan Marjinal dalam Teks Lama dan Baru”. Sementara itu, di Museum Buleleng, dr. Putu Arya Nugraha dan Ayu Gayatri menyampaikan materi tentang rempah dan gastronomi dalam diskusi “Khazanah Rempah: Makanan dan Obat bagi Raga”.

Pada pukul empat sore di Sasana Budaya, diskusi bertema “Kekuatan Ibu Bumi dalam Teks Lama dan Baru” berlangsung dengan serius. Prof. Dr. Sendratari dan I Made Andika Putra, sebagai pembicara, menyajikan materi dengan referensi yang kuat, sementara peserta diskusi juga berpartisipasi aktif dengan pertanyaan kritis. Di Museum Buleleng, diskusi lain tak kalah menarik, di mana Purnamasari dan Indah Darmastuti mengupas topik “Perempuan, Lingkungan, dan Segala tentang Dunia”. Sementara itu, di Gedong Kirtya, Rio Wedayana dan Wayan Sukrata membahas nilai-nilai dan kearifan Tenganan serta Pedawa dalam panel bertema “Merawat Ibu Bumi untuk Keberlangsungan Peradaban”.

Itu sedikit gambaran suasana hari kedua Singaraja Literary Festival 2024.

“Di hari kedua ini kami juga menambah satu program khusus untuk anak-anak, yaitu Free Kids Corner. Dalam program ini terdapat banyak sekali kegiatan, mulai dari mendongeng, games, mewarnai, bernyanyi, belajar menulis cerita, hingga membuat origami. Program ini khusus untuk anak-anak TK dan SD. Kenapa harus ada program ini? Karena menurut kami, anak-anak juga memiliki hak untuk berpartisipasi di SLF tahun ini,” ujar Kadek Sonia Piscayanti, Direktur SLF, di sela-sela kesibukannya, Sabtu (24/8/2024).

Hadirnya program khusus anak ini menandakan bahwa SLF 2024 mampu mewadahi segala usia. Hal ini juga menekankan pentingnya menyediakan ruang publik yang aman, nyaman, dan mendukung tumbuh kembang anak.

Sebelum ditutup dengan pertunjukan teater dari Kelompok Pojok Jakarta—yang menampilkan naskah Tabuhan 4/4 Luh dengan spektakuler—acara hari kedua ini turut dimeriahkan oleh penampilan kolaborasi sembilan seniman dari Bali Utara (Singaraja), pemutaran film dokumenter Perempuan Tana Humba (2019), serta film Arsip 1928 yang menampilkan “wajah” Bali pada awal abad ke-20.

Tahun ini, SLF didukung oleh LPDP melalui Dana Indonesiana Kategori Pendanaan Ruang Publik Direktorat Kebudayaan Kemendikbudristek. Dalam SLF ke-2 yang berlangsung pada 23-25 Agustus 2024 di kawasan Gedong Kirtya, Singaraja, festival ini menghadirkan penulis dan sastrawan ternama di Indonesia seperti Dewi (Dee) Lestari, Aan Mansyur, Willy Fahmy Agiska, dan Henry Manampiring. Selain itu, akademisi, sastrawan, seniman, dan budayawan Bali yang kredibilitasnya sudah teruji juga turut berpartisipasi, di antaranya Sugi Lanus, Ayu Laksmi, I Ketut Eriadi Ariana, Marlowe Bandem, Andre Syahreza, Made Sujaya, Mas Rucitadewi, I Wayan Juniarta, Oka Rusmini, Saras Dewi, Eka Guna Yasa, Putu Kusuma Wijaya, Made Suarbawa, Olin Monteira, Putu Satria Kusum, Darma Putra, dan banyak lagi.