Aplikasi Daring Diperbanyak, SMAN 7 Tetap Jadi Sekolah Favorit
(Baliekbis.com), Dari sekian sekolah negeri yang ada di Kota Denpasar, SMA Negeri 7 Denpasar tergolong sekolah favorit di kalangan masyarakat. Terbukti, sekolah yang berlokasi strategis di Jalan Kamboja Denpasar ini menjadi rebutan hingga jumlah siswa yang diterima nyaris dua kali lipat dari kapasitas yang ada. Hal ini pula menjadikan SMAN 7 Denpasar menerima siswa terbanyak diantara SMA negeri lainnya.
Menanggapi hal tersebut, Kepala SMAN 7 Denpasar, Dra. Cokorde Istri Mirah Kusuma Widiawati, M.Sos menyampaikan bahwa penerimaan siswa merupakan kebijakan dari Dinas, bukan hak pribadinya. Namun pihaknya melakukan antisipasi dengan menyiapkan sarana prasarana. Mengingat saat ini menerapkan sistem pembelajaran online (daring) maka aplikasi diperbanyak.
“Jumlah siswa kami tahun ini untuk kelas 10 mencapai 600-an orang, kami siapkan 9 aplikasi dimana 1 aplikasi dipakai untuk 300 orang, sehingga bisa juga digunakan oleh guru-guru untuk mengajar secara paralel,” ujar Cok Istri.
Diakuinya, memang ada sedikit beban untuk mengajar siswa dalam jumlah banyak, dimana guru yang seharusnya mengajar satu kelas akhirnya mengajar dua sampai tiga kelas sekaligus. Namun semuanya bisa teratasi dengan adanya penambahan aplikasi tersebut. Selain itu pihak sekolah memberikan kuota internet kepada siswa dan guru.
“Kami sisihkan dari anggaran BOS untuk biaya kuota kepada para siswa dan guru masing-masing 50 ribu perbulan, setelah itu barulah ada pemberian kuota dari Kemendikbud,” jelasnya.
Strategi lainnya, menurut Cok Istri, adalah menerapkan pembelajaran dari pukul 07.30 – 13.00 WITA, dan pukul 15.00 – 16.00 WITA sebagai Merdeka Belajar seperti yang digaungkan Mendikbud. “Selama Merdeka Belajar itu, kalau ada siswa yang mau bertanya soal pelajaran, silakan manfaatkan waktu itu dan para guru wajib melayani,” paparnya.
Disinggung apakah dalam waktu dekat SMAN 7 Denpasar akan menerapkan pembelajaran tatap muka, terlebih sudah ada sinyal dari Mendikbud? Cok Istri menyatakan belum berani mengambil risiko. Hal itu sangat tergantung dari zona penyebaran Covid-19. Jika masih zona merah seperti di Denpasar, maka pihaknya lebih baik menunda.
“Kami punya rencana, kalau ke depan sudah ada vaksin Covid-19 dan mulai diterapkan belajar tatap muka maka siswa dalam satu kelas akan kami bagi 3, masing-masing 15 siswa,” pungkasnya.
Sekolah yang dijuluki SISMA ini sejatinya telah memiliki ruang belajar dengan jumlah yang memadai, bahkan beberapa bangunan telah berlantai dua. Namun karena minat calon siswa terhadap sekolah ini terus meningkat maka tak dipungkiri ada rencana penambahan ruangan belajar.
Apalagi, sebelumnya Sekda Provinsi Bali sempat berkunjung dan menyampaikan akan membantu dengan menyiapkan anggaran untuk membangun kembali gedung berlantai dua di sisi selatan. (sus)