Bali Butuh Pemimpin “Sadarana” dan “Medarsana”
(Baliekbis.com), Tanggal 27 Juni ini masyarakat akan memilih pemimpinnya sebagai Gubernur Bali untuk lima tahun mendatang. Seperti apa figur yang diharapkan dan sesuai dengan pandangan agama. “Pemimpin yang dibutuhkan masyarakat Bali adalah sosok yang memiliki dedikasi, pengabdian, kejujuran serta kesungguhan hati untuk kerja. Tidak ‘ngadanin raga’ mengaku-ngaku hanya untuk mendapatkan popularitas,” ujar Bendesa Adat Kuta Wayan Swarsa di Denpasar, Minggu (3/6) malam.
Menurut tokoh Kuta ini, sesungguhnya keinginan masyarakat tak terlalu tinggi untuk mendapatkan pemimpin. Warga sudah makin melek dan cerdas. Jadi warga akan memilih figur pemimpin yang betul-betul sudah terbukti berbuat untuk kepentingan masyarakat. Warga akan melihat hal itu sejak awal bukan dadakan. Rakyat tak perlu calon pemimpin yang banyak omong tapi ingin bukti. Tipikal pemimpin yang jujur dan bersih. Ini yang jadi pegangan masyarakat adat untuk mencari pemimpinnya. “Masyarakat tak suka dengan pemimpin yang korupsi yang dalam bahasa Bali disebut ‘mirat dana’. Yang dicari pemimpin yang melayani dengan tulus ‘las carya’ dan tak banyak mengumbar janji. Bali perlu pemimpin yang memiliki prilaku ‘sadarana’ sederhana,” ujar pengusaha di sektor pariwisata ini.
Ia juga mengingatkan menjadi pemimpin itu harus santun, ‘medarsana’ tahu etika dan tak boleh arogan menganggap diri paling hebat dan pintar. Sebab hal itu tak sesuai dengan ajaran agama. Sebagai tokoh adat, Swarsa berharap Bali akan memiliki pemimpin yang betul-betul memahami adat dan budaya Bali. Sebab dengan ini Bali bisa terjaga. (bas)