Bali Pilot Project Transaksi Non Tunai di Tol
(Baliekbis.com), Bali menjadi pilot project penerapan transaksi non tunai 100 % di tol untuk seluruh Indonesia. “Jadi Tol Bali Mandara ini menjadi pionirnya di Indonesia,” ujar GM Operational and Maintenance PT Jasa Marga Bali Tol (JBT) Ahmad Izzi, di sela-sela Kampanye Gerakan Nasional Non Tunai (GNNT) dan Soft Launching 100% Pembayaran Non-Tunai Jalan Tol Bali Mandara, Minggu (24/9) di Renon.
Dikatakan Izzi untuk penerapan transaksi non tunai 100 % tersebut berbagai persiapan sudah dilakukan dan diharapkan bisa rampung 100 persen bertepatan penarapan serentak di seluruh Idonesia pada 1 Oktober nanti. Dikatakan saat ini kesiapan rata-rata sudah 98 persen. Jadi sebelum 1 Oktober dipastikan bisa 100 persen. Izzi menambahkan pengguna jalan tol Bali Mandara saat ini rata-rata setiap hari 59 ribu kendaraan. Dengan diterapkannya 100 persen non tunai itu, nantinya akan ada peningkatan sekitar 5 persen dari pengguna tol. Saat ini baru 32 persen pengguna tol menggunakan uang elektronik.
Sementara Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali Causa Iman Karana dalam sambutannya mengatakan gerakan non tunai ini telah dicanangkan Bank Indonesia sejak tahun 2014 untuk mengantarkan bangsa Indonesia menuju masyarakat Less Cash Society sekaligus mendukung upaya pemerintah menuju ekonomi digital. Diharapkan dengan semakin maraknya implementasi elektronifikasi pembayaran di berbagai bidang dapat menjembatani transformasi transaksi pembayaran dari tunai menjadi non tunai. Dikatakan Iman, dalam menetapkan serta melaksanakan kebijakan moneter yang efektif dan efisien, diperlukan dukungan sistem pembayaran yang lancar, cepat, tepat, dan aman yang diharapkan dapat terwujud melalui elektronifikasi transaksi keuangan. Ditambahkan potensi pasar Indonesia yang besar saat ini belum tereksplorasi dengan optimal. Kendati penggunaan sistem pembayaran terus menunjukkan peningkatan. Survei yang dilakukan McKinsey & Company pada tahun 2013 menunjukkan volume penggunaan uang tunai di Indonesia masih sangat dominan khususnya untuk transaksi retail, yakni mencapai 99,4% dan termasuk yang tertinggi di ASEAN.
Hasil pemetaan tersebut sejalan dengan kajian Tuft University dalam Evolution within Digital Ecosystem yang menyatakan bahwa posisi Indonesia dalam berevolusi di era digital masih lebih rendah dibandingkan India, Thailand, dan Malaysia. Namun demikian, kebutuhan akan elektronifikasi semakin meningkat seiring dengan meningkatnya kebutuhan akan instrumen pembayaran yang aman dan terjangkau serta transaksi keuangan yang mudah dan cepat. Dengan kondisi tersebut dan sejalan dengan perkembangan tren digitalisasi, ia meyakini potensi peningkatan elektronifikasi ke depan akan semakin besar, termasuk elektronifikasi pembayaran jalan tol bagi para pengguna Jalan Tol Bali Mandara.
Iman Karana mengatakan ada beberapa faktor yang dapat mendorong potensi elektronifikasi tersebut salah satunya adalah perkembangan sistem pembayaran di Indonesia yang terus menunjukkan peningkatan. Statistik menunjukkan bahwa transaksi non tunai khususnya transaksi menggunakan uang elektronik secara nasional mengalami pertumbuhan rata-rata sebesar 79,2% (yoy) per tahun, dengan rata-rata pertumbuhan nilai transaksi sebesar 49,5% (yoy) per tahun dalam 6 (enam) tahun terakhir. ”Selain itu, kami mencatat perkembangan infrastruktur pembayaran juga menunjukkan pertumbuhan yang signifikan tiap tahunnya. Dalam 3 tahun terakhir, pertumbuhan infrastruktur pembayaran yakni ATM dan EDC masing-masing mencapai 11,1% dan 18,8% (yoy).
Untuk mencapai target implementasi elektronifikasi 100% di jalan tol pada Oktober 2017 tersebut, KPwBI Provinsi Bali bersama PT Jasa Marga Bali Tol (JBT) dan perbankan yang bekerjasama dengan JBT. Selain itu, telah dilakukan berbagai kegiatan edukasi, sosialisasi,dan kampanye “100% pembayaran non tunai di Jalan ol Bali Mandara”. (bas)