BASCOMM Selenggarakan Pembaruan Pasar Pariwisata: Destinasi Digitalisasi dengan Merevolusi Pasar

(Baliekbis.com), Bali Sales and Marketing Community (BASCOMM) sukses menyelenggarakan acara pembaruan pasar pariwisata bertajuk Destinasi Digitalisasi dengan Merevolusi Pasar bersama Hotelbeds dan Booking.com, Rabu (11/9) di Bali Sunset Road Convention Centre, Kuta.

Acara ini memberikan wawasan berharga tentang tren pasar terkini untuk pariwisata Bali dari dua perusahaan perjalanan berbasis teknologi terkemuka di dunia: Hotelbeds dan Booking.com. Raksasa industri ini berperan penting dalam menghasilkan kunjungan wisatawan ke Bali, menjadikan perspektif mereka penting bagi para pelaku pariwisata Bali.

Tampil sebagai pembicara yakni Pippa Williamson selaku Head of Global Sales HBX – Hotelbeds,
Graham Hills, Regional Manager Sourcing – Asia Selatan – Hotelbeds, Inigo Mallona Azcorra, Regional Commercial Head MEAPAC – Roiback dan Gegen Sumarjana, Area Manager Indonesia – Booking.com.

Dalam presentasi dibahas tentang tren pariwisata terbaru khusus untuk Bali, menawarkan wawasan berharga tentang preferensi wisatawan dan pola pemesanan. Intelijen pasar ini penting bagi hotel, vila, dan pelaku lain di industri perhotelan Bali untuk menyesuaikan penawaran dan strategi pemasaran mereka untuk mencapai kesuksesan optimal.

Penasihat BASCOMM Gufron, CHA yang juga Managing Director Alpa Hotel Management (AHM) didampingi Ketua BASCOMM Putu Arisudhiana mengatakan Bali menerima kunjungan wisatawan yang positif tahun ini, dan lokakarya ini akan semakin bermanfaat bagi industri pariwisata dengan membekali para pelaku Bali dengan pengetahuan pasar terbaru.

Gufron, CHA dan Putu Arisudhiana (kanan)

“Acara ini merupakan bagian dari komitmen kami yang berkelanjutan untuk mendukung industri pariwisata Bali dengan menyediakan pendidikan dan berbagi pengetahuan pasar yang dipresentasikan oleh para ahli terkemuka,” ungkap Putu Arisudhiana.

Dikatakan acara yang diikuti lebih dari 400 peserta, menunjukkan minat yang kuat di antara pelaku pariwisata Bali untuk tetap mendapat informasi dan beradaptasi dengan lanskap pariwisata yang terus berkembang. Perwakilan dari hotel, vila, perusahaan manajemen hotel, dan bisnis perhotelan lainnya secara aktif berpartisipasi dalam lokakarya tersebut.

Acara ini disponsori oleh Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Indonesia, Bali Sunset Road Convention Centre, Hotelbeds, Booking.com, SiteMinder, xendit, dan mitra media di Bali.

Pelaksanaan lokakarya yang sukses ini menandakan dedikasi BASCOMM untuk mendorong berbagi pengetahuan dan kolaborasi dalam industri pariwisata Bali. BASCOMM akan terus menyelenggarakan berbagai lokakarya dan seminar pariwisata di masa mendatang, memberdayakan para pelaku pariwisata Bali dengan pengetahuan yang mereka butuhkan untuk berkembang di era digital dan pariwisata Bali.

Gufron, CHA menjelaskan BASCOMM merupakan asosiasi marketing yang memberikan pengalaman dan edukasi sebagai ujung tombak hospitality industry sehingga mereka harus mengasah kemampuan dan pengetahuan yang mereka jalankan dalam memberikan hospitality industry di Bali.

Dijelaskan market itu dinamis, apa yang terjadi di tahun 2022 dan 2023 perkembangannya signifikan. “Hari ini kita berikan market update, kondisi-kondisi dan trend market di 2024 menyongsong 2025, ada data dan analisa perkembangan pasar pariwisata Bali dan Indonesia,” jelasnya.

Members akan mendapatkan perkembangan market terkini, berapa sebenarnya average length of stay dan ke depannya bagaimana. Dari segi booking resources bagaimana perkembangan online travel agent, ada yang direct booking, offline dan online travel agent itu berbeda, sehingga akan dapat pengetahuan yang lebih komprehensif.

Dijelaskan ada beberapa event yang digelar, seperti awal tahun ini dengan tema Offline Travel Agent, lalu yang ke-2 bertema “Digital Marketing” dan sekarang “Online Travel Agent”.

“Semua itu komprehensif, tiap event berbeda tema tapi tetap dengan market trend yang ada. Ada yang memang fokus di offline, online, ada juga yang online, offline dan direct booking website. “Jadi peran online sangat strategis saat ini, perannya cukup signifikan mungkin di atas 50% hingga saat ini,” jelasnya.

Terkait adanya wacana moratorium menurutnya itu seakan-akan Bali terkesan overtourism, sebenarnya tidak. Di Bali Utara dan lainnya masih banyak akomodasi yang justru okupansi di bawah 40 persen. “Kenapa tidak disebarkan ke daerah lain, agar tidak terkonsentrasi di Bali selatan saja,” pungkasnya. (ist)