BDD Menopang Surabaya sebagai Pelopor Smart City
(Baliekbis.com), Setelah sukses digelar pada tahun 2016 lalu, Bekraf Developer Day (BDD) kembali dilaksanakan di Kota Surabaya, Minggu (3/9) dengan tujuan untuk menegaskan Kota Pahlawan ini sebagai penopang industri startup digital tanah air. Hal tersebut tidak lepas dari iklim yang dibangun pemerintah setempat dalam mendukung pembangunan industri digital.
Seperti diketahui, di bawah kepemimpinan Walikota Tri Rismaharini, Surabaya menjadi salah satu kota yang ‘ramah’ startup dengan meluncurkan program Start Surabaya (program inkubasi dan akselerasi startup kreatif digital) serta menyediakan co-working space. Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf) sebagai perwakilan pemerintah akan memberikan stimulasi, dorongan, dan inspirasi bagi para developer muda yang serius dalam mengembangkan ide-idenya melalui pelaksanaan BDD tersebut. Sejumlah pakar dan praktisi industri digital hadir di acara yang mengusung tema “Membangun Kemandirian Bangsa Melalui Digital” ini. BDD di Surabaya kali ini digelar di Shangrilla dan diikuti lebih 1.500 peserta dan dihadiri Kepala Bekraf Triawan Munaf, Walikota Surabaya Ibu Tri Rismaharini, Deputi Infrastruktur Bekraf Hari Sungkari serta pembicara lainnya.
BDD Surabaya 2017 dibagi dua sesi. Sesi pertama diisi General Session dengan menghadirkan keynote speaker Triawan Munaf (Kepala Bekraf), Tri Rismaharini (Walikota Surabaya), Hari Sungkari (Deputi Infrastruktur Bekraf), Narenda Wicaksono (Co-founder Dicoding Indonesia) dan Tiyo Avianto (CEO & Co-Founder Cubeacon) serta talkshow dukungan industri untuk developer lokal yang akan menghadirkan praktisi Leonardo Koesmanto (DBS Bank Indonesia), Sigit Permana (Ericsson), Abhishek Shah (IBM), Ghea Lestarina (LINE), Dwarastra T. Citta (Samsung), Irvin Hutagalung (Microsoft). Sementara sesi kedua berupa Parallel Session yang dibagi dalam enam kelas: Android, Bot, Web, Startup, Game dan IoT (Internet of Things), dan Master Class Session yang dibagi dalam enam kelas: Aplikasi Multiplatform (Xamarin), Aplikasi Kecerdasan Buatan (IBM Watson), Trik App Foto Super Keren denganHTML 5 (Tizen App), Smart City & Sport Digital Experience (Ericsson), Introduction to LINE Chatbot (Line Bot), Samsung Galaxy SDK dan Samsung DeX ( Samsung), Game HTML5 dan VR, Android Codelabs. Deputi Infrastruktur Bekraf Hari Santosa Sungkari optimis Kota Pahlawan ini akan menjadi basis pengembangan industri digital nusantara dimasa yang akan datang. ”Surabaya memiliki banyak produk startup yang bisa bersaing di tingkat global. Melalui even ini, kami ingin mendorong lahirnya pahlawan-pahlawan digital baru, yang tidak hanya memberikan solusi bagi Kota Surabaya melainkan juga bagi Indonesia”tutur Hari Sungkari.
Acara yang mengusung tema ‘Membangun Kemandirian Bangsa Melalui Digital’ ini merupakan kerja sama Bekraf dan Dicoding dengan dukungan Asosiasi Game Indonesia, Bank DBS Indonesia, BEBRAS Indonesia, Codepolitan, Dicoding Elite, LINE, Ericsson, Google, IBM Indonesia, Intel Innovator, Komunitas ID-Android, Microsoft Indonesia, Samsung Developer Warrior, Samsung Indonesia, dan perusahaan teknologi di Indonesia. Di acara ini, Bekraf juga memberikan layanan pendaftaran pelaku ekonomi kreatif oleh Deputi Riset, Edukasi, dan Pengembangan, kemudian juga memberikan layanan pendaftaran Hak Kekayaan Intelektual (HKI) dan sertifikasi pelaku ekonomi kreatif oleh Deputi Fasilitasi HKI dan Regulasi.
Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini berpesan ke peserta startup kreatif digital agar terus berkreasi dan memanfaatkan ekonomi kreatif, untuk menjadikan Kota Pahlawan bergerak maju lebih cepat. “Saya kira memang agak tertinggal ekonomi kreatif kita. Saya juga termasuk terlambat. Tapi bukan berarti kita diam. Kita harus bergerak terus. Ekonomi kreatif tidak pernah mati sampai kiamat,” kata Tri Rismaharini. Di kesempatan yang sama, Kepala Bekraf Triawan Munaf menyatakan, kegiatan ini adalah salah satu kegiatan dari berbagai kegiatan yang bekraf adakan. Kegiatan yang dilaksanakan untuk mendukung ekosistem sub sektor ekonomi terutama di bidang digital industri. “Developer day banyak keahlian teknis seperti software, membuat ide dan membuat produk yang akhirnya bisa dipasarkan. Bu Risma sudah katakan bahwa tidak hanya membutuhkan software tapi membutuhkan hardware,” kata dia. Triawan meminta, dengan adanya kegiatan ini, para stakeholder kreatif untuk terus berusaha dan tetap semangat dalam menghasilkan ide-ide dan juga produk digital industri untuk bisa mengejar ketertinggalan dari negara lain seperi Korea dan Singapura. (ist)