Bekali Kecakapan Digital, Kominfos Ikut MPLS SMP 2023
(Baliekbis.com), Interaksi digital dalam kehidupan sehari-hari kian tak terelakkan. Mulai dari aktivitas perekonomian, pendidikan, perkantoran, kesehatan dan kegiatan lainnya kini sebagian besar dilakukan melalui platform digital. Termasuk aktivitas belajar mengajar dan beragam aktifitas kreatif makin meningkat intensitasnya sehingga dunia digital sudah menjadi kebutuhan bagi para remaja.
“Perkembangan teknologi membuat para pelajar di usia remaja mesti berinteraksi dengan dunia digital, sehingga perlu diberikan literasi digital agar mereka cakap, bijak dan berbudaya saat beraktifitas digital” jelas Kepala Dinas Komunikasi Informasi dan Statistik Kota Denpasar Dr. I.B. Alit Adhi Merta, S.S.T.P., M.Si didampingi Kepala Bidang Pengelolaan Komunikasi Publik (Kabid PKP), Dewa Ngakan Ketut Rama Sanjaya, S.Kom.
Hal tersebut disampaikan saat melakukan pemantauan Literasi Digital saat Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS) Tingkat SMP Kota Denpasar di SMP Negeri 8 Denpasar pada Senin (10/7) pagi. Literasi Digital kali ini menyasar sebanyak 3000-an siswa di 10 SMP negeri dan swasta di Kota Denpasar dengan menurunkan belasan relawan mulai 10 hingga 13 Juli 2023. Dalam kegiatan ini, Dinas Kominfos bersama Dinas Pendidikan Pemuda dan Olaharaga (Dikpora) Kota Denpasar menggandeng komunitas Relawan Tenologi Informasi dan Komunikasi (RTIK) Provinsi Bali dan Masyarakat Anti Fitnah Indonesia (Mafindo) Kordinator Wilayah Bali. “Kolaborasi ini sekaligus sebagai implementasi spirit Wasudewa Kutumbhakam, bahwa kita semua bersaudara dan senantiasa bersinergi dalam melaksanakan pembangunan di Kota Denpasar,” jelas Kadis Kominfos yang akrab disapa Gus Alit ini.
Adapun SMP yang menjadi tempat pelaksanaan Literasi Digital Tahun 2023 adalah SMP Bali Public School, SMP Taman Rama, SMPN 12 Denpasar, SMP Dharma Praja Denpasar, SMPN 8 Denpasar, SMPN 6 Denpasar, SMP PGRI 5 Denpasar, SMP Sapta Andika, SMP Bintang Persada dan SMPN 3 Denpasar.
Lebih jauh Kabid PKP Dewa Rama menyatakan bahwa literasi digital menjadi kegiatan prioritas instansinya yang menyasar berbagai kalangan.
“Mulai dari anak-anak sekolah, mahasiswa, ibu rumah tangga, sekeha teruna, pelaku UMKM dan komunitas masyarakat lainnya telah diberikan literasi digital dalam beberapa kali kegiatan,” jelas pria asal Gianyar ini. Literasi digital menjadi penting agar seluruh komponen masyarakat bisa memperoleh pengetahuan dan ketrampilan memadai dalam berinteraksi di dunia digital, sehingga bisa mengoptimalkan manfaat dan mengurangi dampak negatifnya. “Harapannya kita semua bisa mengggunakan perangkat terkoneksi internet dengan pemahaman yang memadai sehingga bisa produktif, positif dan kreatif dalam bingkai jati diri sebagai Bangsa Indonesia,” jelasnya lagi.
Dalam kesempatan tersebut Ketua RTIK Bali I Gede Putu Krisna Juliharta,S.T.,M.T menyatakan bahwa generasi muda yang tingkat aktifitasnya cukup intens di dunia digital mesti memiliki pengetahuan, wawasan dan ketrampilan digital. “Salah satu yang mesti diwaspadai adalah tentang keamanan data pribadi, oleh karenanya jangan mudah membagikan konten yang memuat informasi pribadi seperti NIK, tempat tanggal lahir serta data pribadi lainnya,” jelasnya.
Karena hal tersebut rawan untuk disalahgunakan untuk tujuan kejahatan digital (cybercrime). Antisipasi keamanan lainnya antara lain dengan menggunakan password yang kuat yang merupakan gabungan angka, hurup dan karakter. “Serta melindungi akun-akun media sosial dengan otentifikasi ganda misalnya terhubung dengan nomor Hp atau akun email lain,” ujar dosen perguruan tinggi ini. Pihaknya juga mengingatkan para pelajar tentang jejak digital, sehingga konten-konten yang dibuat diharapkan yang positif, kreatif dan sesuai dengan etika dan budaya bangsa
Ketua Mafindo Korwil Bali Indriyani Puspita menyatakan hal-hal yang juga perlu diwaspadai antara lain tentang perundungan melalui media digital (cyberbullying) dan maraknya berita bohong (hoax). “Karena cyber bullying penyebarannya lebih massif sehingga dampaknya lebih dalam bagi korbannya,” ujar pegiat edukasi tangkal hoax ini. Apalagi ketika sudah menyebar luas, lebih susah dihentikan mengingat dunia maya jangkauannya sangat luas.
“Analoginya, ketika kita mempost di media sosial berarti kita membagikannya kepada dunia,” jelas pegiat edukasi start up ini. Dalam kegiatan literasi digital, relawan Mafindo juga memberikan cara untuk mendeteksi dan menangkal hoax. “Pastikan informasi yang akan kita bagikan berasal dari sumber resmi dan selalu lakukan cek dan ricek kembali melalui situs-situs tangkal hoax yang ada dari Kementerian Kominfo RI, Pemerintah Kota Denpasar maupun di situs Mafindo,” ujarnya bersemangat.
Salah seorang guru pembina MPLS menyambut baik kegiatan literasi digital ini. Saat ini interaksi dengan perangkat terhubung internet sudah menjadi kebutuhan siswa sehingga perlu diberikan pengetahuan dan ketrampilan agar anak-anak dapat melakukan aktitifitas digital dengan aman, nyaman dan sehat, jelasnya. Pihaknya berharap kegiatan serupa dapat dilaksanakan saat jeda semester untuk menyasar para pelajar kelas 8 dan kelas 9.
Baik Ketua RTIK Bali I Gede Putu Krisna Juliharta,S.T.,M.T dan Ketua Mafindo Korwil Bali Indra Puspita menyambut baik kolaborasi ini. “Dengan bergerak bersama-sama maka semakin banyak pelajar yang bisa kita berikan literasi digital ini,” ujar keduanya.