BEKRAF Ubah Paradigma Anak Muda Pada Industri Kreatif Digital
(Baliekbis.com), Balikpapan sering disebut sebagai kota minyak (Banua Patra). Perekonomian kota ini bertumpu pada sektor industri yang didominasi oleh industri minyak dan gas, perdagangan dan jasa. Kini walau belum secara signifikan namun mulai ada pergeseran paradigma, yaitu dari ekonomi berbasis sumber daya ke ekonomi berbasis pengetahuan atau kreativitas. Pergeseran tersebut terjadi karena paradigma ekonomi berbasis sumber daya yang selama ini dipandang cukup efektif dalam mengakselerasi pembangunan ekonomi dan pengembangan bisnis di anggap telah gagal mengadaptasi dan mengakomodasi berbagai perubahan lingkungan bisnis. Hal itu terlihat, banyaknya anak muda yang memiliki ide-ide kreatif yang dapat dikembangkan dan mempunyai nilai jual. Saat ini pun, di Indonesia sudah banyak pengiat ekonomi kreatif yang terbilang cukup sukses bahkan mampu bersaing di kancah internasional. Melihat hal tersebut, tentunya setiap negara dan daerah juga tidak mau kalah untuk bersaing. Di Balikpapan, mulai tahun 2011 ekonomi kreatif sudah mulai berkembang. Pada tahun tersebut, sudah mulai bermunculan ide-ide kreatif yang mempunyai nilai jual. Serta mulai bermunculan event yang mengangkat produk-produk kreatif yang ada di Balikpapan.
Hampir setiap daerah di Indonesia memiliki karakter dan potensi masing-masing, demikian juga dengan Kalimantan selain terkenal dengan industry tambang juga memiliki potensi tinggi di sector industri kreatif. Tantangan utama yang ada di Balikpapan adalah bagaimana mengubah pola pikir generasi muda di Balikpapan untuk lebih mengenal kemajuan teknologi digital guna memacu ide-ide kreatif yang lebih aplikatif dan mampu meningkatkan taraf hidup dan ekonomi di Balikpapan.
Melihat setiap potensi yang ada di daerah dan khususnya Balikpapan dan secara khusus di pasar anak muda, pada tanggal 11 November 2017 Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf) akan menggelar Bekraf Developer Day (BDD). Sasaran dari BDD di Balikpapan tersebut adalah sebagai bentuk usaha merubah paradigma anak muda Indonesia agar tertarik dengan Industri kreatif digital. Industri kreatif digital ke depannya memiliki potensi ekonomi yang luar biasa. Tentunya untuk menyesuaikan hal tersebut generasi muda sekarang harus kreatif dalam memanfaatkan kesempatan menjadi seorang Digital preneur.
Seorang Digitalpreneur dapat membuat start-up untuk menyalurkan bakatnya di berbagai bidang aplikasi maupun game yang bisa mendapatkan keuntungan. Salah satu contohnya adalah Anita Rahmawati, developer muda asal Balikpapan yang menciptakan aplikasi Tukangpedia. Sebuah aplikasi layanan jasa tukang berbasis digital pertama di Kalimantan. Startup tersebut meraih prestasi membanggakan, yakni juara I kompetisi ‘Socio Digi Leader tingkat Nasional’ yang digelar PT Telkom Indonesia. Deputi Infrastruktur Bekraf Hari Santosa Sungkari optimis para developer aplikasi dan game terutama generasi muda di Balikpapan dan sekitarnya dapat memunculkan ide kreatif lainnya seperti Tukangpedia. “Bekraf Developer Day menjadi ajang meningkatkan kapasitas dan kompetensi pelaku ekonomi kreatif start-up digital di wilayah Balikpapan dan sekitarnya dengan menghadirkan sejumlah pakar dan pelaku industri yang terdiri dari talkshow dan live coding dari para praktisi.” Jelas Hari Santosa Sungkari, Sabtu (11/11). Acara yang mengusung tema ‘Membangun Kemandirian Bangsa Melalui Digital’ ini merupakan kerjasama Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf) dan Dicoding dengan dukungan Asosiasi Game Indonesia, Bank DBS Indonesia, BEBRAS Indonesia, Codepolitan, Dicoding Elite, LINE, Ericsson, Google, IBM Indonesia, Intel Innovator, Komunitas ID-Android, Microsoft Indonesia, Samsung Developer Warrior, Samsung Indonesia, dan perusahaan teknologi di Indonesia. (bas)