Berlangsung di Inaya Putri Bali, Bali Fashion Trend 2020 Tampilkan Produk Mulai dari “3Re” hingga Bahan Ramah Lingkungan
(Baliekbis.com),Designer Dwi Iskandar menjelaskan pentingnya memahami bahwa industry fashion juga punya andil dalam pencemaran lingkungan dan merusak alam. Maka dari itu ia ingin terus berkarya tetapi juga peduli dengan lingkungan.
“Untuk itu dengan tema “Re” ini saya akan menggunakan konsep Reuse, Reduce dan Recycle. Dengan 3 konsep dasar itu bisa memperpanjang usia dari baju baju lama kita, menggunakan bahan-bahan yang menumpuk di gudang, dan menciptakan produk baru dari barang-barang lama dengan fungsi yang sama atau berbeda,” jelas Dwi pada sesi jumpa pers jelang pembukaan Bali Fashion Trend “Spring Summer 2020”, Kamis (7/11/2019) sore di Inaya Putri Bali, Nusa Dua.
Dengan pergerakan ini, ia juga ingin mengajak masyarakat untuk lebih mencintai karya-karya anak bangsa dari pada memburu brand-brand luar negeri yang menjamur di Indonesia. “Tantangan kami adalah bagaimana untuk menawarkan karya dengan harga yang bersaing, tidak mudah tetapi mau tidak mau harus kita perhatikan juga,” jelasnya.
Kali ini Dwi bekerja sama dengan Mey Hasibunan, tas karyanya berbicara tentang hal dan isu yang sama. “Ide kami sama yaitu bagaimana mengolah limbah untuk bisa menjadi karya seni yang bernilai lebih baik.
Dalam fashion show, akan saya tampilkan dengan tas-tas karya Mey Hasibunan dengan brand nya ‘inang. Tas-tasnya berbahan bungkus pasta gigi bekas yang dianyam dengan beberapa variasi bentuk dan fungsi,” tambahnya.
Bali Fashion Trend yang akan berlangsung selama tiga hari hingga Sabtu (9/11/2019) ini diproyeksi akan dihadiri 4.000 pengunjung baik lokal, nasional maupun internasional di antaranya desainer Australia dan Hong Kong. Dalam event yang memasuki tahun ke-5 ini akan tampil para desainer terkemuka baik dari Bali, beberapa daerah di Tanah Air serta luar negeri.
Ketua Panitia Ali Charisma mengatakan dari Bali Fashion Trend yang mengangkat tema “Sustainability” ini diharapkan akan melahirkan brand-brand Indonesia yang bisa menjadi kebanggaan dan masuk pasar dunia. “Kita ingin bangkitkan kreativitas dan industri fashion lebih meningkat lagi,” jelasnya.
Pada sesi jumpa pers juga diisi dengan peragaan sejumlah model yang membawakan hasil karya para desainer yang mendapat sambutan antusias ratusan peserta yang hadir. Yang terlihat menarik di ajang ini sebagian besar karya desainer dihasilkan dari bahan-bahan yang ramah lingkungan.
Di sela-sela acara GM Hotel Inaya Putri Bali I Made Merta mengatakan pihaknya sangat mendukung event ini sekaligus memperkenalkan hotel milik BUMN tersebut. Inaya Putri Bali tambahnya memiliki fasilitas lengkap di antaranya 455 kamar, sejumlah restoran dan swimming pool.
“Kami juga ada river pool dengan panjang 125 meter. Ini tak ada duanya,” jelasnya. Inaya Putri Bali berdiri tahun 1985 dan merupakan hotel pertama di resort ini. Tahun 2012 hotel yang awal berdirinya bernama Putri Bali ini direnovasi dan beroperasi kembali tahun 2015. Hotel ini tumbuh bagus dengan okupansi di atas 80 persen saat ini. Sementara Yusuf dari Viva Cosmetics mengaku bangga bisa terlibat terus dalam Bali Fashion Trend ini. Dijelaskan Viva Cosmetics cocok untuk daerah tropis.
Salah seorang desainer Dewa Gita yang memamerkan karya-karyanya yang bernuansa cinta mengatakan pihaknya ingin Bali bisa menjadi pusat mode, bukan saja di level nasional juga internasional. “Jadi kita kenalkan lebih dulu industri fashion dari Bali baru melangkah ke nasional dan internasional,” tambahnya. Menurut Dewa Gita, peluang ini sangat memungkinkan mengingat kemampuan desainer dan fashion Indonesia sebenarnya tak kalah dengan negara lain. Bahkan Indonesia berdasarkan data Bekraf sempat masuk 6 besar. (bas)