Bertepatan Hari Sumpah Pemuda, The Apurva Kempinski Launching Kuliner Majapahit

Di era Majapahit yang agung, zaman keemasan kerajaan dimulai dari kepemimpinan seorang perempuan. Tribuwana Tunggadewi yang menjadi raja ke-3, yang dinobatkan untuk mewakili Sang Ibu: Gayatri, setelah kepemimpinan Raden Wijaya dan Jayanegara. Di masa pemerintahan Tribhuwana Tunggadewi pula, Sumpah Palapa dilontarkan Gajah Mada untuk menyatukan kerajaan-kerajaan Nusantara. Sebuah sumpah yang mewariskan banyak kebaikan; kekuatan, kebersamaan, kebudayaan, gastronomi, hingga hari ini.

(Baliekbis.com), Bertepatan dengan Hari Sumpah Pemuda, Sabtu, 28 Oktober 2023 The Apurva Kempinski Bali melaunching Kuliner Majapahit.

Launching kuliner yang dikemas dalam “Majapahit Imperial Dinner” ini hasil racikan Chef The Apurva Kempinski Bali yakni Yoann Mathy (Executive Chef) dan Head Chef Iswati Endah yang meracik kembali kuliner yang ada di zaman Majapahit dengan cita rasa masa kini sehingga bisa dinikmati berbagai kalangan termasuk wisatawan mancanegara.

Demikian terungkap saat launching yang dihadiri Vincent Guironnet selaku General Manager The Apurva Kempinski Bali, Melody Siagian (Director of Marketing), Executive Chef Yoann Mathy dan Head Chef Iswati Endah. Hadir pula Helianti Hilman (Founder of Javara), Emilia Tjongkono (Creative Director & Founder Designmill Co.) dan Dibal Ranuh sebagai Founder & Creative Director Kitapoleng.

Dalam sambutannya General Manager The Apurva Kempinski Bali, Vincent Guironnet, mengatakan
kegiatan ini bertujuan untuk mendorong pengetahuan tentang bahan-bahan tradisional Indonesia yang kini mulai dilupakan, terutama di kalangan generasi muda.

Head Chef Iswati Endah menjelaskan pihaknya membuka lagi makanan apa yang dulu pernah ada. Sebab sekarang banyak anak muda yang mulai lupa dengan warisan zaman dulu. Endah mengaku ada tantangan terbaru menghidupkan kembali kelezatan makanan tradisional di zaman Majapahit.

“Ini adalah challenge pertama saya untuk membuat makanan yang berbeda dari yang lain,” ujar Chef Iswati. Menurutnya makanan yang disediakan ini mengusung cita rasa khas Jawa, yang mencakup rasa manis, asam, dan pedas yang telah disesuaikan agar dapat diterima oleh semua kalangan.

“Dari segi rasa makanan ini cukup enak. Meski makanannya sedikit manis, ada kecut, dan pedasnya, namun bisa diterima oleh berbagai kalangan. Seperti sayur urab, dulu (saat Majapahit) sudah ada.
Jadi kita angkat kuliner zaman dulu ke masa kini. Juga nasi dari beras melik parijata yang dulu dihidangkan bagi raja,” jelasnya.

Sementara itu Director of Marketing, Melody Siagian berharap kegiatan ini dapat mendorong pengetahuan tentang bahan-bahan tradisional Indonesia yang kini mulai dilupakan, terutama di kalangan generasi muda.

“Kami ingin membangkitkan kembali spirit itu. Para tamu juga akan diajak traveling dari Sabang sampai Merauke karena bahan-bahan yang digunakan adalah dari seluruh Nusantara. Selain itu para tamu juga akan tahu cerita dari masing-masing hidangan itu,” jelasnya.

Acara ini juga dimeriahkan dengan pementasan tarian dari Creative Director of Kita Poleng, Dibal Ranuh. Dibal mengangkat sosok Tribhuwana Tunggadewi, raja ketiga dari Kerajaan Majapahit, sebagai tema tarian tersebut.

Sementara itu Emilia menjelaskan mendekorasi kegiatan untuk mendekatkan pada alam semesta. “Kita mendekor dengan rempah-rempat tidak seperti lazimnya dengan bunga,” jelasnya.

Pada acara tersebut tidak hanya sekadar merayakan kekayaan kuliner Indonesia, tetapi juga sebagai upaya untuk menghidupkan kembali semangat juang para pemuda, sebagaimana yang telah dilakukan pada masa kejayaan Majapahit. Para tamu juga diajak untuk menjelajah kuliner Nusantara dari Sabang hingga Merauke. Menu spesial yang ditawarkan meliputi lima set menu eksklusif, yaitu Urap Hayuyu, Rawon Lembu, Batok Iwak, Manuk Urang Manggar, dan Dissert Jadah Tape. Setiap hidangan merupakan kombinasi unik dari bahan-bahan khas Indonesia yang jarang ditemukan dalam masakan sehari-hari. (bas)