BI Institute Gelar Seminar Internasional Neuro-Economic Leadership
(Baliekbis.com),
International seminar on leadership yang diselenggarakan Bank Indonesia-Institute berlangsung di Tanjung Benoa belum lama ini. Acara yang mengusung tema mengenai Neuro-Economic Leadership tersebut dibuka dengan resmi oleh Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia Mirza Adityaswara. Seminar tersebut sukses menghadirkan tokoh utama dunia di bidang tersebut yaitu DR. David Rock, CEO dan Founding Father Neuro Leadership Institute dan Michael Morgan, CEO HBDI Asia Pacific.
Mirza mengatakan seminar ini memberikan enligment kepada kita, bahwa setiap kita hidup di era VUCA, era yang tidak menentu, era yang sangat dinamis dan sarat perubahan, kompleks dan sangat ambigu. Respon terhadap masalah tersebut memerlukan kearifan intelektual dan leadership yang sesuai dengan tututan zaman. “Ketidakpastian saat ini sudah menjadi new normal, dan kepiawaian kita harus disertai dengan tools set baru yang tidak lagi mengandalkan instrumenkebijakan dan gaya kepemimpinan lama. Kepemimpinan yang menuntut kepiawaian melahirkan breakthrough atau game changer itulah yang dinamakan dengan Economic Leadership,” jelasnya.
Salah satu pendekatan baru di bidang economic leadership adalah berbasis neuro science dan optimalitas 4 kecerdasan utama manusia dan itulah yang disebut Neuro-Economic Leadership. Optimalitas dari neurobrain manusia akan meningkatkan awareness pada apa yang terjadi dan tantangan masa depan serta kelenturan (agility) untuk menghalau dan merespon secara arif terhadap berbagai ketidakpastian yang berkembang. BI Institute merupakan institusi pembelajaran BI untuk bangsa, akan mengasah dan menyiapkan para pimpinan masa depan Indonesia dengan knowledge dan skill set yang frontier, melalui pengayaan berbagai capacity building berkabiler international dan advance.
Ditambahkan international leadership seminar ini dilaksanakan mengingat saat ini kita hidup di dunia VUCA (Volatility, Uncertainty, Complexuty and Ambiguity), dunia yang sulit diramalkan. Segalanya tidak pasti, kompleks, dan berubah dengan sangat cepat. Beberapa contoh misalnya terjadinya perlambatan pertumbuhan ekonomi di Tiongkok, harga komoditi anjlok, munculnya startup digital-preneur yang mengubah segalanya menjadi sesuatu yang sangat berbeda. Belum lagi isu terorisme, pengungsi, serta climate change.
Dalam kerumitan situasi itu, Bank Indonesia melalui BI Institute merasa berkepentingan secara proaktif untuk menggagas dan melibatkan para economic leader tingkat lokal, nasional, regional dan international untuk sama-sama mendeteksi dan menemukan jenis kepemimpinan yang cocok (best fit) untuk situasi VUCA ini. Seminar ini menghadirkan pembicara utama ahli bidang Brain-Science berbasis NeuroLeadership dari NeuroLeadership Institute yaitu Dr. David Rock. Ia adalah pendiri dan Direktur NeuroLeadership Institute. Ia akan ditemani oleh Senior Consultant Ms. Kendra Strudwick.
Sedangkan pembicara kedua adalah Michael Morgan, CEO Herrmann International Asia Pacific yang membahas bagaimana cara berpikir yang agile dalam dunia VUCA. Ia adalah tokoh yang memperkenalkan teknologi kepemimpinan berbasis brain science kepada dunia.Topik ini sangat cocok karena pemimpin modern harus memiliki skill berpikir dan bertindak secara agile (lincah). Skill ini diperlukan untuk menghadapi berbagai perubahan yang cepat, keidakpastian, serta hal-hal baru yang tidak pernah ada sebelumnya akibat perubahan teknologi. Sekadar informasi konsep dari Michael Morgan sudah digunakan oleh 9 dari 10 perusahaan Fortune 100 dalam pengembangan kepemimpinan.
“Adapun output yang diharapkan dari seminar ini yakni ingin menarik benang merah antara hasil penelitian di bidak otak (Neuro Science) dengan bidang kepemimpinan (leadership) yang sangat penting dalam memunculkan terobosan di dunia VUCA ini,” jelas Direktur BI Institut Sugeng. Pihaknya juga akan mengeksplorasi beberapa contoh-contoh terbaik dari penelitian yang sudah diakui dunia, yang dapat diterapkan oleh para leader. Khususnya para pengambil kebijakan-kebijakan publik. Diharapkan ini menjadi momen awal pengembangan potensi otak di Indonesia yang masih bisa dikembangkan lebih maksimal lagi. Dan ini sangat menjanjikan bagi terciptanya kebijakan publik yang lebih berorientasi kepada terobosan ekonomi yang berkelanjutan. Secara konkret ini acara ini diharapkan memunculkan kesadaran bersama dari seluruh pihak berkepentingan dalam menciptakan economic leader sehingga dapat mempercepat transformasi pertumbuhan ekonomi Indonesia menjadi Indonesia yang Berdaulat, Mandiri, dan Berkepribadian. (ist)