BIM University Gelar Kompetisi Bisnis Tingkat Nasional, Dorong Anak Muda Kreatif Terjun ke Bisnis
(Baliekbis.com), BIM (Bali International Management) University menggelar Kompetisi Bisnis Tingkat Nasional yang diikuti puluhan peserta dari sejumlah daerah di Tanah Air.
Kompetisi (NCPC -National Creativepreneur Competition) ini diharapkan menjadi wadah bagi pelajar, mahasiswa, dan masyarakat umum untuk menunjukkan ide kreatif dalam perencanaan bisnis.
Wakil Rektor BIM University William Rahaditama,S.E., M.Acc di sela-sela kompetisi, Sabtu (30/11) mengatakan dulu di Udayana pernah ada lomba serupa dengan 9 tim. “Di kompetisi ini kita ada 19 Tim Finalis. Ini menunjukkan antusiasme peserta yang sangat tinggi. Kegiatan hari ini bagian dari campaign dan sosialisasinya BIM sebagai kampus yang ingin mencetak banyak pengusaha,” ujar William.
“Kita tidak hanya fokus ke program akademik, tapi banyak buka kegiatan, pihak-pihak di luar BIM bisa berpartisipasi sekaligus mengenalkan BIM ke luar. Tapi program-program juga harus sejalan dengan kita,” tambahnya.
Menurut William, banyak anak muda sekarang ingin terlihat lebih independen. Dengan banyaknya peluang yang terbuka mereka bisa memulai bisnis mereka sendiri. Apalagi yang kreatif ingin punya portofolio atas usaha yang ingin mereka bangun.
Namun karena mereka masih masa belajar maka harus terus dapat dukungan dan ada mentor yang mendampingi dan mengevaluasi mereka, supaya tidak patah semangat.
“Kita menyiapkan program tidak hanya mereka ikut lomba dan dapat hadiah, tapi kita serius ingin menunjukkan bahwa kami akan terlibat dalam memfasilitasi proses anak-anak muda yang ingin jadi pengusaha,” ujarnya.
Kompetisi bisnis ini juga baru tahapan ide. Jadi berikutnya akan dibuka tahapan yang ketika idenya sudah dijalankan, sudah dites di market, sejauh mana berkembangnya. Sudah ada improvisasi apa dari ide awal, akhirnya membuka peluang untuk mereka dapat investor untuk usahanya.
“Kami banyak didukung oleh industri. Jadi bisa bantu melahirkan banyak startup bisnis. Out put yang diharapkan pastinya membuka mindset anak muda. Sebab ada sebagian anak-anak ketika tamat sekolah ingin langsung kerja tidak mau kuliah, kami ingin membuka paradigma bahwa kamu bisa kuliah sambil usaha atau sambil bekerja. Jadi kampus ini banyak fleksibilitas,” pungkas William.
Tapi bukan berarti orang yang sukses wajib kuliah. Maka kalau mau keduanya, silahkan dikembangkan, mau punya usaha bisa, tapi jangan dilupakan kuliahnya apalagi masih usia muda, biar update ilmunya,” pesan William.
Sementara itu Puntoadji pamungkas selaku Head of Operations & Partnership Kampus inovatif. Id menjelaskan kegiatan ini membuka peluang anak muda untuk memulai sebuah bisnis. Tidak hanya mereka memberi konsep bisnis tapi bisa mengembangkan ide-ide bisnisnya.
“Ini sudah terlaksana 2 kali dan akan terus digelar. Harapannya mahasiswa tidak hanya mengembangkan bisnis di lomba saja, tapi bisa dikembangkan di aspek lain. Kami akan support beberapa output menarik yang bisa diberikan ke mahasiswa,” jelasnya. Kegiatan ini juga memberikan branding baik bagi BIM University sebagai kampus yang mendorong mahasiswanya menjadi pengusaha.
Dalam kompetisi ini ada kelompok peserta yang mengembangkan aplikasi parenting tentang proses mengasuh anak yakni interaktif dan tumbuh kembang anak usia dini khusus untuk orangtua yang mempunyai anak usia 1-5 tahun.
“Intinya anak harus diedukasi menggunakan parenting yang sesuai di umur 1-5 tahun itu. Jadi kami memfasilitasi lewat aplikasi berbasis teknologi yang sesuai dengan perkembangan dan umur anak. Aplikasi ini menuntun orangtua bagaimana cara merawat anak yang efektif untuk menyiapkan sensorik, motorik dan emosional anak,” Dewa Ayu Indira, mahasiswi Prodi Manajemen mewakili Tim.
“Biasanya keluarga yang tradisional itu kan pengen anaknya cepat-cepat bisa jalan, bisa ngomong sedangkan itu belum waktunya. Jadi aplikasi kami memberikan gambaran bahwa misal umur segini diajarinya begini, jadi orangtua dituntun,” tambahnya.
Peserta lain yang tak kalah menarik dari siswi SMK Bali Mandara Singaraja yang menampilkan produk gitar listrik dari hasil daur ulang sampah plastik. “Kami kerja sama dengan perajin gitar di Desa Panji,” ujar Luh Nofyalina yang didampingi Kepsek SMA/SMK Bali Mandara Ni Nade Srinarawati. (bas)
Leave a Reply