Bimtek Tingkatkan Daya Saing Ekspor Perak
(Baliekbis.com), Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Gianyar, komitmen bangkitkan kerajinan perak Celuk dengan memberikan bimbingan teknis (Bimtek) peningkatan daya saing ekspor produk perhiasan perak di Sthala, a Tribute Portfolio Hotel Ubud Bali (19/4). Bimtek ini merupakan pertemuan berkesinambungan antara pemerintah swasta dan komunitas perajin untuk membangkitkan kerajinan perak Celuk dari keterpurukan.
“Bimbingan Teknis ini diharapkan mampu membangkitkan kembali kerajinan perak Celuk sehingga produk yang dihasilkan perajin mampu memenangkan persaingan di pasaran ekspor,” kata Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kabupaten Gianyar Wayan Suamba.
Suamba menambahkan, kerajinan perak merupakan salah satu komoditas andalan Bali. Berbagai upaya dan terobosan telah dilakukan, karena belakangan ini kerajinan perak Celuk kalah bersaing di pasaran dunia dengan produk serupa dari India maupun Thailand.
Selama ini Pemerintah Kabupaten Gianyar bersama pemerintah Provinsi Bali serta bea cukai telah melakukan berbagai upaya untuk membangkitkan kerajinan perak Celuk. “Kami telah membantu perajin dalam pameran-pameran dan pelatihan-pelatihan walaupun belum mencapai hasil yang maksimal” tambah Suamba.
Kedepan Disperindag Kabupaten Gianyar akan membangun rumah produksi dan display di lahan Pemprov Bali yang berlokasi di pusat kerajinan perak Desa Celuk. Dengan dibangunnya rumah produksi sebagai fasilitas, keterpurukan perak dapat diatasi.
Direktur ekspor produk industri dan pertambangan Mery Mariati menjelaskan “Perkembangan industri barang perhiasan dunia saat ini mengalami perkembangan yang sangat pesat, dimana kita tidak dapat lagi semata-mata mengandalkan kreasi budaya dalam menghasilkan produk. Namun kemajuan teknologi di bidang mesin perhiasan untuk inovasi design berbasis high skill berperan penting dalam menciptakan barang perhiasan berkualitas dengan harga kompetitif,” ujar Mery Mariati.
Berdasarkan data perdagangan dunia, ditengah meningkatnya ekspor perhiasan perak dunia, Indonesia masih menempati posisi ke 18 dengan rata-rata ekspor dibawah 1% setiap tahunnya.
“Kondisi pasang surut ekspor perhiasan perak sudah barang tentu tidak terlepas dari kemampuan daya saing dengan produk sejenis dari negara lainnya di pasar luar negeri. Maka disinilah diperlukan peran pemerintah dan instansi terkait memberikan fasilitas dan dukungan bagi para UKM dan perajin perak khususnya yang ada di Desa Celuk agar dapat memanfaatkan informasi dan peluang agar pasar untuk mengisi peluang pasar perhiasan perak” tambah Mery Mariati. (abg)