“Bincang-bincang Santai Pasca-14 Februari”, Dr. Mangku Pastika, M.M.: Pemimpin Harus Punya Nyali dan Komitmen Majukan Bali
(Baliekbis.com), Bali punya tugas penting pasca-Pemilu 2024 ini yakni memilih kepala daerah baru baik di tingkat Provinsi maupun Kabupaten/Kota setelah pejabat sebelumnya berakhir tugasnya pada tahun 2023 lalu.
“Jadi perlu gerak cepat dan dikerjakan dengan baik dan profesional mengingat waktunya yang pendek. Jadi gak boleh main-main dalam memilih pemimpin Bali. Harus memenuhi kriteria dan jangan asal ngomong merasa diri mampu,” ujar Anggota DPD RI yang juga Gubernur Bali 2008-2018 Dr. Made Mangku Pastika, M.M.saat acara Reses “Bincang-bincang Santai”, Selasa (13/2) di Oongan, Penatih Denpasar.
Beberapa Bupati termasuk Gubernur Bali telah habis masa jabatannya pada 2023 lalu sehingga diisi dengan penjabat. Kondisi ini perlu segera diisi dengan pejabat baru hasil pilkada yang sudah harus dilangsungkan November mendatang.
“Karena waktunya sudah dekat maka seharus segera dilakukan proses ke arah itu khususnya memilih figur yang tepat untuk memimpin khususnya jabatan Gubernur. Jangan sampai lahir pemimpin yang tidak sesuai harapan rakyat dan tak mampu mengatasi masalah yang ada,” tegas Mangku Pastika di hadapan peserta diskusi.
Diskusi yang berlangsung sekitar 4 jam selain menghadirkan akademisi juga praktisi termasuk kalangan spiritual dipandu Tim Ahli Nyoman Wiratmaja, didampingi Ketut Ngastawa dan Nyoman Baskara. Tampak hadir di antaranya Ida Rsi Manuaba, Dr. Donder (akademisi) Ketua NCPI Bali Agus Maha Usadha, Ketua Kadin Bali Made Ariandi dan dr. Sayoga (komunitas).
Diskusi banyak membahas soal kriteria dan siapa tokoh yang pantas memimpin Bali ke depan dengan sejumlah masalah serta potensi yang dimiliki, seperti pariwisata yang menjadi andalan utama. “Meski pariwisata bukan satu-satunya sumber ekonomi, namun sektor pariwisata menjadi pintu gerbang pertumbuhan ekonomi dengan berbagai kekuatan aksesnya,” ujar Ketua NCPI (Nawa Cita Pariwisata Indonesia) Bali Agus Naha Usadha. Karena itu menurutnya pariwisata ini harus dikawal dengan baik dan Bali perlu pemimpin yang paham dan mau berjuang untuk itu.
Peserta lainnya pada intinya menegaskan pentingnya pemimpin paham akan budaya, lingkungan dan SDM. “Jadi ini harus diperhatikan untuk pemimpin ke depan. Kita berhadapan dengan perubahan begitu cepat dan ekstrem masa kini dan yang akan datang karena kemajuan teknologi dan informasi. Bukan lagi terpaku masa lalu. Jadi perlu buat perencanaan yang cepat dan tepat. Sulit kalau bikin rencana jangka panjang, apalagi sampai 100 tahun,” ujar Mangku Pastika.
Mangku Pastika juga mengingatkan makin ketatnya persaingan baik sisi peluang usaha maupun SDM dalam konteks penyerapan tenaga kerja. “Lapangan kerja akan terbuka kalau ada investasi. Dan investasi tumbuh bila situasinya kondusif,” tegas Jenderal Polisi BintangTiga (Purn.) yang juga Pembina Kadin Bali ini.
Sementara Ketua Kadin Ariandi menegaskan pemimpin Bali ke depan harus paham tentang ekonomi untuk mensejahterakan masyarakat. Tidak bisa hanya sisi eksak atau intelek saja. Budayawan Putu Suasta mengatakan investor suka dengan Bali salah satunya karena damai dan aman. “Jadi ke depan harus bisa cari pemimpin yang mampu ciptakan kondisi seperti itu,” pesannya.
Terkait Pemilu 2024, Mangku Pastika, M.M. berharap Pesta Demokrasi ini bisa melahirkan pemimpin untuk mewujudkan Indonesia yang lebih baik ke depannya.
“Saya kira semua warga negara Indonesia menginginkan pencoblosan besok (14/2) bisa berjalan aman, lancar, tertib, nyaman, tidak ada kecurangan. Semua berjalan dengan adil dan sesuai tujuan kita melaksanakan pemilu yaitu pesta demokrasi untuk mewujudkan Indonesia yang lebih baik ke depannya,” ujarnya.
Siapapun yang terpilih dalam Pemilu 2024 harus dihormati dan didukung. Mereka adalah putra putri terbaik bangsa ini. Diingatkan Bali ini salah satu mutiara (Indonesia) yang harus dijaga kelestariannya, kerukunannya dan keamanannya. “Kita harapkan pasangan yang terpilih nanti bisa ikut menjaga kelestarian, kelangsungan dan kemajuan Bali,” tegasnya.
Diingatkan figur pemimpin Bali ke depan harus punya kapasitas, kapabilitas, aksesibilitas dan keberanian. “Untuk menjadi seorang pemimpin harus punya nalar, nurani dan nyali sehingga mampu membawa rakyat ini ke arah yang baik. Kita juga punya banyak tokoh baik yang di Bali maupun luar Bali,” ujarnya. (bas)