Bisnis Wine Lokal Bali Belum Digarap Serius, Kesejahteraan Petani Anggur Rendah

(Baliekbis.com), Bisnis wine lokal Bali sangat menjanjikan karena pangsa pasar tinggi, namun berbagai kendala masih menghadang. Tidak adanya kelembagaan petani anggur dan tingginya pajak wine menjadi kendala utama sehingga bisnis ini belum mampu meningkatkan kesejahteraan masyarakat lokal khususnya petani anggur.

Pembentukkan subakabian untuk mewadahi petani anggur sangat mendesak sehingga posisi tawar petani anggur dapat diperkuat. Hal tersebut diungkapkan Peneliti Pariwisata Unud Dr. Agung Suryawan Wiranatha usai memandu focus group discussion (FGD) di Denpasar, Rabu (23/10). FGD tersebut membahas tema “Development strategy of local wine industry to support tourism in Bali” sebagai bagian dari kegiatan penelitian Udayana University International Senior Research Fellowship (UNISERF).

Penelitian tersebut atas kerjasama peneliti Unud Dr. Agung Suryawan, Prof. Dr. I G A Oka Suryawardani, I Gusti Raka Purbanto, I G. K. Heryadi Angligan dan I Gusti Bagus Arya Yudiastina dengan peneliti Prancis Prof. Chstine PETRdari Universite Bretagne Sud. Ada tiga tujuan penelitian yakni menganalisis kepuasan dan kesetiaan wisatawan mengkonsumsi wine lokal Bali dan peningkatan kinerja industi wine lokal Bali, serta penyusunan strategi prioritas pengembangan industry wine lokal mendukung pariwisata.

Analisis pendahuluan dilakukan terhadap 400 wisatawan asing yang mengkonsumsi wine lokal Bali di Kawasan Canggu (Kabupaten Badung), Sanur (Kota Denpasar) dan Ubud (Kabupaten Gianyar. Konsumen wine lokal terbesar ada direntang usia 26 – 55 tahun, di Canggu (60%), Sanur (52%), dan Ubud (59%). Tempat tinggal wisatawan kebanyakan di villa dan hotel berbintang. Di Ubud banyak wisatawan (22%) menginap di homestay milik warga lokal.

Kecenderungan ini diduga menurun akibat munculnya city budget hotel di kawasan tersebut. “Pemerintah Kabupaten Gianyar harus membatasi city budget hotel agar bisnis homestay bagi masyarakat lokal tidak mati,” tutur Dr. Agung Suryawan yang juga Ketua Pusat Unggulan Pariwisata. Ditambahkan, loyalitas wisatawan terhadap kawasan wisata Canggu sangat tinggi yakni yang lebih dari 6 kali mencapai 27%, sedangkan di Sanur hanya 13% dan Ubud (10%).

Akan tetapi dilihat dari jumlah wisatawan yang baru pertama kali berkunjung, Ubud menduduki peringkat teratas mencapai 56%, Sanur (43%), dan Canggu (35%). Kondisi ini, menurut Dr. Agung Suryawan, Ubud menjadi primadona bagi wisatawan yang baru pertama kali melakukan perjalanan wisata ke Bali. “Promosi untuk membuka pangsa pasar wisata baru cukup efektif dilakukan pelaku wisata di Ubud,” tegasnya.

Berdasarkan, aktivitas wisata yang digemari wisatawan manca megara di Bali ternyata wisata spa dan wellness mulai banyak digemari (15%) menyusul aktivitas wisata sight seeing (27%) dan petualangan/adventure (23%). Khusus terkait konsumsi wine lokal Bali sangat digemari wisatawan karena harganmya relatif murah. FGD tersebut diikuti pejabat pemerintah dan pelaku pariwisata seperti Kadis Perindag Bali I Wayan Jarta, Dewa Ketut Subawa (Distanpangan Bali), Ida Ayu Nyoman Candrawati (Disparda Bali).

Sedangkan pengusaha wine dan pelaku wisata yang hadir Bagus Sudibya, Yoke Darmawan (Sababay Winery), IGM Cipta hary Anggara (Hatten Wine), IB Mahaendra Putra (PHRI) serta yang lainnya. Kalangan pengusaha wine menekankan bisnis wine lokal berpotensi meningkatkan pendapatan petani karena bisnis wine memang berkembang menjawab keresahan petani anggur saat musim panen raya, harga anggur sangat murah.

Namun demikian, agar bisnis wine lokal dan petani anggur ada hubungan yang saling menguntungkan, peserta FGD merekomendasikan peningkatan keterampilan petani anggur agar mampu menghasilkan buah anggur kualitas premium sehingga wine yang dihasilkan juga berkualitas tinggi. Kemampuan petani untuk menghasilkan anggur berkualitas sangat tergantung pada keterampilannya, keterampilan petani dapat dibentuk melalui organisasi (subakabian) selaku wahana pemberdayaan petani. Jadi pembentukkan subakabian petani anggur ditujukan untuk meningkatkan kesejahteraan petani. (ist)