“Boost Sanur Village Festival” ke-13 Kembali Digelar, Diwarnai digitalisasi Layanan Publik
(Baliekbis.com), Boost Sanur Village Festival yang tahun ini memasuki yang ke-13 kembali digelar mulai tanggal 22-26 Agustus 2018 di Pantai Matahari Terbit, Sanur. Boost Sanur Village Festival yang masuk 10 besar festival terbaik Kementerian Pariwisata kali ini akan diwarnai dengan dimulainya digitalisasi layanan publik. Ketua Umum Boost Sanur Village Festival Ida Bagus Gede Sidharta Putra yang akrab disapa Gusde dalam jumpa pers, Senin (20/8) di Artotel Sanur mengatakan pihaknya dalam event ini bekerja sama dengan Boost, sebuah platform ekonomi digital milik PT Axiata Digital Service Indonesia yang merupakan anak perusahaan dari Axiata Digital Services Sdn Bhd, Malaysia. Kehadiran Boost juga ikut menandai lompatan destinasi wisata dalam berbenah diri meramaikan era digital seiring dengan perkembangan teknologi informasi dan komunikasi saat ini.
“Pada momen kali ini, kami akan meluncurkan Gowes, aplikasi layanan penyediaan sepeda yang nyaman, mudah, dan ramah bagi pengendara. Fasilitas digital lain yang bisa diakses melalui ponsel sedang disiapkan dan akan menyusul diluncurkan,” jelasnya. Menurut Gusde sarana ini akan dilengkapi dengan berbagai jenis layanan dalam satu aplikasi SanurApps di antaranya transpor mobil listrik, direktori bisnis dan UKM, pembayaran nontunai, serta sejumlah fasilitas lain yang kini sedang dalam proses penyiapan. Khusus untuk Gowes akan diperkenalkan dalam acara seremonial pembukaan Boost Sanur Village Festival Kamis, 23 Agustus 2018. “Berbagai mata acara tetap dimulai Rabu, 22 Agustus yang bertepatan dengan Hari Raya Idul Adha, sedangkan seremonial peresmian akan dilakukan Menteri Pariwisata pada hari kedua,” tambah Gusde.
Di sepanjang pantai dan Jalan Danau Tamblingan terdapat 12 titik yang menyediakan 110 sepeda Gowes yang bisa diakses melalui aplikasi ponsel dengan ongkos yang sangat murah. Untuk menunjang kelancaran mengakses aplikasi ini, khusus selama pelaksanaan Boost Sanur Village Festival disediakan koneksi gratis internet. Gusde yang juga Ketua Yayasan Pembangunan Sanur menambahkan bersepeda jelajah desa selain sehat dan ramah lingkungan juga memudahkan pengguna yang leluasa menjangkau wilayah Sanur. Kata dia Sanur yang sangat padat sebagai ruang publik perlu pembenahan yang mendasar dalam layanan transportasi di antaranya dengan uji coba penggunaan tiga mobil listrik bergerak (electric shuttle car) berkapasitas 14 penumpang yang akan melayani warga maupun wisatawan di Sanur.
“Kami akan menambah fasilitas ini hingga 300 unit sepeda dan mengembangkan electric shuttle car sesuai kebutuhan untuk mencapai seluruh wilayah di Sanur,” kata Gusde. Gusde menambahkan terus melakukan terobosan untuk layanan yang sehat, nyaman dan efesien. Wisatawan yang kini didominasi generasi melek teknologi dan milenial menginginkan praktik pariwisata yang mudah, cerdas, aman dan semuanya dapat dilakukan dengan ponsel pintar. Inovasi digital ini diharapkan membawa perubahan pada bisnis pariwisata dalam banyak hal, karena itulah Sanur menangkap peluang mi sebagai bagian dari tuntutan zaman. “Di tengah persaingan antar destinasi yang kian sengit, Sanur harus kreatif menawarkan sesuatu yang menarik perhatian wisatawan,” ujarnya. Ditambahkan Boost Sanur Village Festival 2018 mengangkat tema ‘Mandala Giri’ yang merupakan sebuah semangat pemikiran untuk memusatkan perhatian kembali kepada Gunung Agung. Ketika aktivitas vulkanik Gunung Agung meningkat pada November 2017 dan berulang erupsi hingga saat ini adalah kenyataan yang memberikan refleksi dalam hal kemanusiaan, persaudaraan, dan pendekatan terhadap alam.
Sanur meskipun tidak memiliki gunung, tetapi dari kawasan pantai dapat disaksikan panorama Gunung Agung yang anggun. Selain itu Sanur memiliki pura yang merupakan pelinggih Gunung Agung, seperti terdapat di Pura Giri Kusuma yang bermakna candi bunga yang dibangun di tengah air. Hal ini mencerminkan telah adanya kesadaran pentingnya gunung. Bagi masyarakat Bali, letusan gunung bukan hanya sebagai pralina, tetapi juga utpeti atau proses penciptaan kehidupan baru. Aliran mineral yang dibawa oleh air dan abu gunung memberikan kesuburan dan kerahayuan atau kesej ahteraan. Peristiwa erupsi juga diartikan sebagai tanda-tanda alam bagi kehidupan manusia. Semangat inilah menurut Gusde yang hendak dihimpun menjadi kekuatan yang senantiasa menyadarkan kita untuk berempati, “menyama braya’ maupun hormat dan berbuat yang terbaik bagi alam. Masyarakat Bali yang menjujung filosofi kehidupan Tri Hita Karana, dingatkan secara terus-menerus untuk menjaga Bali. Sanur Village Festival tetap mengedepankan aktivitas lingkungan, seni budaya, hiburan, sport, kuliner, pariwisata, pameran, dll. (bas)