BPR Werdhi Sedana Raih Golden Award Lima Kali Berturut-turut, Asetnya Mencapai Rp132 Miliar Lebih
(Baliekbis.com),BPR Werdhi Sedana terus mencetak rekor penghargaan, sebagaimana yang diberikan oleh Majalah Infobank kategori “Golden Award” untuk BPR beraset Rp 100 miliar sampai Rp 250 miliar dengan kinerja keuangan “sangat bagus”.
“Kami mendapatkan lima kali Golden Award dan sembilan kali InfoBank Award berturut turut. Penghargaan ini adalah persembahan kami untuk masyarakat dan pemangku kepentingan karena dukungan dan kepercayaan merekalah kami mendapatkannya. Dengan ini kami yakin kebersamaan dengan masyarakat adalah upaya yang berujung kebaikan,” jelas Direktur BPR Werdhi Sedana Anak Agung Gede Bagus Dama Arimbawa, Selasa (10/9/2019).
Untuk diketahui, pertumbuhan aset dan dana pihak ketiga dari BPR Werdhi Sedana terus mengalami peningkatan sejak tiga tahun terakhir. Kredit tahun 2016 senilai Rp 52 miliar, kemudian naik di tahun 2017 menjadi Rp 58,2 miliar. Sedangkan untuk tahun 2018 naik Rp 72,7 miliar.
Sementara DPK (Dana Pihak Ketiga) untuk tahun 2016 Rp 61,9 miliar, tahun 2017 naik menjadi Rp 82 miliar, dan tahun 2018 Rp 110,1 miliar. Sedangkan aset pada tahun 2016 Rp 80,4 miliar, tahun 2017 Rp103 miliar. Kemudian di tahun 2018 menjadi Rp 132,3 miliar.
Menurut Direktur Utama BPR Werdhi Sedana I Nyoman Suparsa Widana, BPR Werdhi Sedana Gianyar menjadikan Kredit Usaha Rakyat Daerah (KURDA) sebagai program andalan untuk memajukan sektor Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) dan Koperasi. “Program ini adalah besutan Pemkab Gianyar dan menjadi satu-satunya di Bali,” ujar Nyoman Suparsa Widana.
Dikatakan KURDA mulai diluncurkan di Gianyar sejak tahun 2018. Pemkab saat itu menggelontorkan anggaran sebesar Rp 10 miliar. Untuk tahun 2019, jumlah dana yang sama juga kembali digelontorkan.
“Sejak tahun 2018 hingga tahun ini, sudah Rp 20 miliar yang digelontorkan ke kami. Agustus tahun ini plafonnya sudah Rp20,3 miliar dengan baki debet Rp15,9 miliar. Jadi masih ada KURDA sebesar Rp 4,1 miliar untuk para pelaku UMKM dan Koperasi di Gianyar,” jelasnya.
KURDA ini dinilai sangat membantu usaha mikro kecil dan menengah, beberapa pelaku UMKM sampai ada yang mengusulkan agar batas plafon pinjaman dinaikkan. Saat ini, batas plafon pinjaman minimal Rp 10 juta dan maksimal Rp 50 juta dengan suku bunga 0,5 persen menurun.
“Setelah setahun berjalan bahkan ada yang minta plafon dinaikkan. Beberapa ada yang mengajukan plafon di atas Rp50 juta karena pelaku UMKM menginginkan ini tetap berjalan. “Akan kami kaji dulu dan diusulkan ke Pemkab Gianyar. Kalau disetujui maka peningkatan plafon tentu dengan mekanisme perbankan dengan analisa kebutuhan modal dan kemampuan bayar pelaku UMKM,” ungkapnya.
Pelaku kerajinan, pedagang kecil dan pertanian serta peternakan di Gianyar menjadi sasaran program KURDA di samping Koperasi non Koperasi Karyawan. Sebab spirit BPR Werdhi Sedana sejalan dengan pemkab, yaitu memajukan perekonomian rakyat di kabupaten gudangnya seni ini.
“Yang banyak itu dari sektor kerajinan dan pedagang kecil. Itu sasaran kami terlebih Gianyar adalah kota seni. Karena sektor ini juga yang ingin dimajukan pemerintah. Sedangkan kami sebagai BUMD mendukung program pemerintah dan
Bapak Bupati beserta jajaran di pemkab dan DPRD juga sangat mendukung kami. Jadi semangatnya sama, yaitu sama-sama memajukan masyarakat,” paparnya.
Meski sudah cukup dikenal, BPR Werdhi Sedana tetap menyosialisasikan program ini agar lebih optimal. Pemkab Gianyar lewat Dinas, Koperasi dan UKM turut andil turun ke masyarakat. Selain itu, pihak desa juga digandeng untuk menyampaikan program KURDA kepada para pelaku UMKM yang membutuhkan modal usaha.
“Sosialisasi kami lakukan dengan Dinas Koperasi Pemkab Gianyar. Selain itu kami juga menyampaikan kepada pihak desa untuk bantu sosialisasi,” jelas Anak Agung Gede Bagus Dama Arimbawa. (yes)