BPS Festival 2018, Ajang Seni Budaya dan Interaksi Sekolah dengan Lingkungan Sekitar
(Baliekbis.com), Gelaran Bali Public School (BPS) Festival 2018 yang menggunakan bahan baku ramah lingkungan mendapat apresiasi Walikota Denpasar IB Rai Dharmawijaya Mantra. “BPS Festival yang dilaksanakan SD Bali Public School sangat bagus karena semua menggunakan dari bahan baku alam seperti Barong Ket terbuat dari daun bambu. Bahannya sangat sederhana dan sangat mudah didapat, hal ini perlu ditiru untuk sekolah lainnya,” ujar Walikota Rai Mantra disela sela melepas jalan sehat serangkaian BPS Festival di SD Bali Public School Minggu (7/20).
Menurut Rai Mantra, festival ini adalah ajang pendekatan hubungan antara sekolah dengan lingkungan sekitar termasuk orang tua siswa dan masyarakat. Selain itu, dari kegiatan ini dapat menjadi sarana interaksi anak-anak untuk mengenal lingkungan dan pentingnya pendidikan non formal sebagai upaya memperkenalkan dan melestarikan seni, budaya serta kearifan lokal Bali. Ia juga mengatakan SD Bali Public School sangat luar biasa karena dari sejak dini mereka sudah diberikan pendidikan non formal seperti masalah indentitas. “Maka dari itu pendidikan sejak dini perlu di dukung karena pendidikan itu tidak hanya pada pembelajaran sekolah saja. Anak-anak juga sangat perlu diberikan pembelajaran lingkungan,” harap Rai Mantra. Kedepan, jika pelaksanaan ini dilaksanakan secara konsisten Rai Mantra yakin SD Bali Public School akan menjadi baik untuk kedepannya.
Sementara Kepala Sekolah Bali Public School, Komang Edi Putra mengatakan, kegiatan jalan sehat ini merupakan kegiatan terakhir dari BPS Festival yang telah berlangsung dari tanggal 5 Oktober kemarin. Ia juga membenarkan bahwa kegiatan ini semua menggunakan bahan baku alam, hal itu dilakukan agar seluruh masyarakat agar mampu menjaga lingkungan. Selain itu festival ini menurutnya sangat bermanfaat terutama dalam menjaga lingkungan. Karena anak-anak dengan kesadaran sendiri telah menjaga lingkungan khususnya sampah plastik.
“Kesadaran diri sendiri bisa dilakukan oleh anak-anak karena mereka telah dilatih melalui program terpaksa kerjasama membudaya. Artinya dari terpaksa memungut dan membuang sampah mereka menjadi terbiasa dan menjadi membudaya seperti saat ini,” ujarnya.
Untuk akhir acara, ia mengatakan akan dilaksanakan dengan penyerahan hadiah kepada peserta. Untuk memberikan semangat dalam babak akhir juga dilaksanakan pertunjukan dari anak-anak disabilitas. Tidak hanya itu dalam babak akhir juga dilaksanakan seleksi lelang. Dimana hasil lelang dan hasil dari BPS Festival ini sepenuhnya akan disumbangkan untuk korban bencana di Palu. Untuk kedepan ia mengaku BPS Festival pihak akan terus berinovasi dan berkreatifitas serta berkolaborasi dengan sekolah-sekolah lain dalam hal meningkatkan kebudayaan. (ayu)