Btea Gelar “Travel Agent Gathering dan Bukber”, Jaga Ekosistem Pariwisata yang Berkelanjutan
(Baliekbis.com), Btea (Bali Tourism Ecosystem Association) menggelar “Travel Agent Gathering dan Bukber”, Jumat (14/3/2025) di Jimbaran Badung.
“Kegiatan ini untuk menghormati umat muslim yang berpuasa, kita buka bersama dan menjalin silaturahmi antara travel, hotel dan restaurant, kita jaga ekosistem pariwisata yang berkelanjutan,” ujar I Made Terimayasa selaku Ketua Btea (Bali Tourism Ecosystem Association) didampingi I Made Mendra Astawa selaku pembina dan perwakilan dari Dinas Pariwisata Badung.
Acara yang berlangsung cukup meriah tersebut dihadiri kalangan pelaku pariwisata di antaranya travel agent, pengusaha hotel dan restoran.
“Acara ini yang kedua kali kita gelar dan akan terus dilaksanakan secara berkesinambungan,” tambah Terimayasa.
Dijelaskan saat ini Btea telah memiliki anggota 70 orang pada gelombang pertama dan akan dibuka gelombang 2. “Yang datang sekarang banyak yang daftar,” jelasnya.
Bali Tourism Ecosystem Association saat ini anggotanya bergerak di bidang pariwisata, yakni travel agent, hotel, restaurant, guide dan cruise. “Semua yang berbasis pariwisata bisa jadi anggota, ini dari seluruh Bali,” jelasnya.
Ditambahkan Btea yang berdiri baru setahun yang lalu, ini telah berbadan hukum. Untuk itu diharapkan semua pelaku pariwisata bersatu menjaga ekosistem pariwisata Bali.
Terkait dampak efisiensi anggaran yang dilakukan pemerintah, Terimayasa mengakuinya. Seperti ada hotel yang di-cancel. Kalau yang lalu biasanya transportasi masih bisa jalan karena Kementerian BUMN masih ada meeting di Bali, demikian pula UMKM. Namun sekarang ini menurun drastis, sepi kegiatan.
Untuk antisipasi ke depan, pihaknya akan mengadakan event-event dengan mengundang yang dari luar. Direncanakan pihaknya akan mengajak yang non pemerintah seperti finance agar mengadakan event di Bali. “Kita juga tetap mohon support dari pemerintah agar kegiatan-kegiatan bisa digelar di Bali,” tambahnya.
Terimayasa menjelaskan hadirnya Btea ini bisa mengakomodir pelaku usaha yang belum bergabung. Jadi Btea ini salah satu pilihan untuk saling support, travel akan support hotel yang ada, venue-venue yang ada.
Ditegaskan Btea ini berpegang kepada konsep identity Bali seperti apa, ini dipertahankan sebagai pariwisata budaya yakni budaya Bali yang sudah mengangkat nama Bali.
Btea ingin menjadi partner pemerintah untuk mensupport perputaran perekonomian, jadi saling bantu satu sama lain. “Kami juga berkomitmen tidak terjadi perang harga, apalagi saat sepi seperti sekarang yang bisa bertahan adalah yang memenangkan harga. Jadi kita Btea mengajak teman-teman support yang lain. Salah satunya adalah creativity, suatu usaha bisa bertahan di masa-masa sulit dengan creativity. Kita bikin acara gathering buka puasa mengundang sahabat-sahabat berkeluh kesah, saling tanya satu sama lain. Dengan spirit ini teman-teman akan tumbuh,” harapnya.
Sementara itu Made Mendra yang juga Ketua Desa Wisata Bali mengatakan pemerintah melakukan efisiensi pasti ada alasannya. Saat Pandemi dulu Bali didukung habis-habisan lewat promosi.
“Kita rasakan ramainya. Setelah ramai, ada kemacetan, ada okn bule yang melanggar, kita bingung juga. Kan jadinya kita mau enak-enaknya saja, mau tamu ramai tapi tidak mau resikonya,” tegasnya.
Dikatakan efisiensi ini tidak hanya di Bali tapi seluruh Indonesia. Ini jadi PR bagaimana anggota dan pengurus mampu buat program-program pilihan supaya orang datang, tidak hanya perang harga dengan paket murah bisa ke Bali, dan akhirnya macet.
“Kita ingin quality tourism, mudah-mudahan ke depan dan saya yakin badai pasti berlalu. Perang harga ini akan hilang dengan seleksi alam, ini selalu terjadi, dulu water sport bagaimana perang harga, ramainya sesaat,” ujarnya.
GM Hotel Horison le Aman Arie Irwanto dalam sambutan singkatnya mengajak semua pihak kreatif dan mencari peluang yang ada dan memaksimalkan potensi yang ada. (ist)
Leave a Reply