Buka Muscab PHRI Denpasar, Wagub Cok Ace Ajak Komponen Pariwisata Fokus pada Kualitas SDM dan Lingkungan
(Baliekbis.com), Wakil Gubernur Bali Prof.Tjokorda Oka Artha Ardhana Sukawati (Cok Ace) mengajak komponen pariwisata fokus pada upaya peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) dan lingkungan. Karena menurutnya, dua hal itu menjadi komponen penting dalam mewujudkan pariwisata berkelanjutan. Penekanan tersebut disampaikan saat membuka Musyawarah Cabang (Muscab) BPC PHRI Denpasar yang berlangsung di Hotel Griya Santrian Sanur, Jumat (14/4/2023).
Lebih jauh ia mengurai, kualitas SDM dan lingkungan adalah target pertama yang mesti mendapat perhatian serius dari komponen pariwisata Bali. “Dua hal itu adalah target pertama kita. Sebab kalau manusianya tak benar, maka akan berdampak pada rusaknya lingkungan,” ucapnya. Sebaliknya, jika kualitas SDM dan lingkungan dapat ditingkatkan, maka akan melahirkan produk budaya sebagai modal untuk mewujudkan pariwisata Bali yang berkualitas. “Jangan bicara kualitas, kalau manusia dan lingkungan masih rusak,” ujarnya.
Apa yang disampaikannya itu sejalan dengan tema yang diusung pada pelaksanaan Muscab PHRI Denpasar kali ini yaitu ‘Bangkit dan Kembangkan Pariwisata Berkualitas, Berbudaya dan Berkelanjutan’. Ia menilai, tema tersebut sangat relevan dengan situasi saat ini, dimana Bali tengah menata sektor pariwisata agar menjadi lebih berkualitas dan berkelanjutan.
Pada bagian lain, Wagub Cok Ace memuji jajaran BPC PHRI Denpasar yang melaksanakan amanat AD/ART organisasi yaitu Muscab. Ini menandakan kalau keberadaan PHRI Denpasar masih eksis. “Sekalipun sempat tertunda karena pandemi dan juga kesibukan lainnya, akhirnya Muscab bisa terlaksana. Ini membuktikan bahwa PHRI Denpasar tetap eksis, kita harus bersyukur masih punya organisasi,” tuturnya. Ia lantas mengingatkan tiga hal penting yang harus dibahas dalam Muscab yaitu organisasi, keuangan dan program kerja. Terkait dengan organisasi, Cok Ace menyebut saat ini keberadaannya sangat dinamis karena terkait dengan kondisi kekinian dan banyak regulasi baru yang mesti diperhatikan. Satu regulasi yang menurutnya harus dicermati adalah Peraturan Daerah Provinsi Bali Nomor 5 Tahun 2020 tentang Standar Penyelenggaraan Kepariwisataan Budaya Bali yang diturunkan dalam Peraturan Gubernur Nomor 28 Tahun 2020 Tentang Tata Kelola Pariwisata Bali. Payung hukum itu antara lain mengamanatkan agar setiap pengelola usaha pariwisata menjadi anggota asosiasi Pariwisata. Menurutnya, ini peluang bagi PHRI untuk merekrut lebih banyak lagi anggota baru untuk membesarkan organisasi. Hal ini, kata Cok Ace, akan berdampak pada dukungan pendanaan yang bisa dimanfaatkan untuk melaksanakan kegiatan bermanfaat bagi kemajuan sektor pariwisata Bali.
Agar dapat menambah keanggotaan baru, Wagub yang juga selaku Ketua BPD PHRI Bali ini mendorong jajarannya mampu menunjukkan peran yang bermanfaat bagi pengelola usaha wisata. “Kalau kita bisa menunjukkan peran penting, otomatis akan lebih banyak lagi yang tertarik masuk menjadi anggota,” sebutnya.
Lanjut terkait program kerja, PHRI Denpasar diminta memetakan potensi terkait pengembangan sejumlah infrastruktur seperti KEK dan Pelabuhan Sanur. Ia memprediksi, Denpasar akan mengalami perkembangan luar biasa jika KEK Sanur telah rampung dan beroperasi. “Ini prospek sangat bagus dan luar biasa. Harus disikapi dengan persiapan SDM agar nantinya kita mampu bersaing untuk memperebutkan peluang,” cetusnya. Mengakhiri sambutannya, ia berpesan agar jajaran PHRI, khususnya BPC Kota Denpasar tetap solid karena tantangan yang dihadapi akan makin kompleks.
Sementara itu, Ketua BPC PHRI Denpasar IB Gede Agung Sidharta Putra dalam sambutannya menyampaikan bahwa pelaksanaan Muscab merupakan amanat organisasi. Ia bersyukur karena setelah hampir 2,5 tahun mengalami stagnasi, kini pariwisata Bali mulai pulih. Ia mengajak pelaku usaha pariwisata tetap semangat melakukan terobosan agar mendapat berkah dari sektor ini. Masih dalam sambutannya, ia menyinggung keberadaan sektor pariwisata dan pertanian yang berada dalam posisi saling melengkapi. “Hampir 60 persen perekonomian Bali disupport oleh pariwisata. Jadi, pertanian dan pariwisata itu sejatinya saling melengkapi, jangan dianggap lawan,” bebernya. Sebagai lokomotif perekonomian Bali, sektor pariwisata harus tetap didorong. Karena jika pariwisata maju, bidang lain juga akan mendapat keuntungan.
Berikutnya, Ketua Panitia Muscab IB Vedanta Wijaya menyampaikan bahwa kegiatan ini telah didahului dengan sejumlah tahapan. Ditambahkan olehnya, tema yang diusung adalah bentuk refleksi isu dunia pariwisata yang sempat terpuruk akibat pandemi Covid-19. (pem)