Bumdes Kembangkan Sampah Jadi Biobriket dan Kompos Organik
(Baliekbis.com), Keberadaan Bumdes (Badan Usaha Milik Desa) di Kota Denpasar menjadi wadah meningkatkan perekonomian masyarakat. Keberadaan Bumdes di Kota Denpasar kini sudah berjalan dengan sangat baik. Dari 27 Desa dan 16 Kelurahan, kini telah beroperasi 11 Bumdes di tahun 2017 lalu ditambah dengan beroperasinya tiga Bumdes di tahun ini. Salah satunya adalah Bumdes Sima Sari Dana yang dikelola masyarakat Desa Kesiman Petilan. Pada Selasa (24/7), Bumdes yang beralamat di Jl. Noja Sari No. 2, Dentim ini dikunjungi oleh Badan Kordinasi (Bako) Humas dari masing- masing Kementrian Republik Indonesia dibawah panitia pelaksana yaitu Biro Humas Kementrian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi Republik Indonesia. Dalam kunjungan ini turut hadir Kepala Dinas Pemberdayan Masyarakat dan Desa Kota Denpasar, I.B Alit Wiradana, didampingi Perbekel Desa Kesiman Petilan, I Wayan Mariana serta instansi terkait lainnya.
Kepala Dinas Pemberdayan Masyarakat dan Desa Kota Denpasar, I.B Alit Wiradana dalam sambutannya mengatakan perkembangan Bumdes dalam percepatan pembangunan Desa seperti tertuang dalam amanah Kementrian Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi No. 4 Tahun 2016. Sesuai Instruksi Walikota Denpasar, seluruh Desa/Kelurahan di Kota Denpasar untuk membentuk Badan Usaha. “Kondisi alam dan sosial Kota Denpasar yang sebagian besar wilayah perkotaan yang tidak memiliki hutan, sumber air maupun pertambangan seperti di daerah lainnya, jadi perlu kreativitas dan inovasi untuk mengembangkannya. Hasilnya ada pada pemanfaatan teknologi tepat guna dimana kegiatan ekonomi produktif ikut menjadi solusi permasalahan yang muncul di perkotaan” ujarnya.
Lebih lanjut disampaikan I.B Alit Wiradana seperti di kota – kota besar lainnya, pengelolaan sampah merupakan sesuatu yang kompleks di Kota Denpasar. “Disinilah peran Badan Usaha Milik Desa diarahkan sebagai solusi. Perbekel bersama seluruh komponen masyarakat dan stakeholder lainnya berinovasi. Salah satunya dengan operasional Bank Sampah dapat mengelolanya. Sampah yang dulu dimusuhi kini dapat berkontribusi positif termasuk didalamnya menampung tenaga kerja. “Seperti di Bumdes Sima Sari Dana Desa Kesiman Petilan ini yang kini telah menampung 50an tenaga kerja. Inovasi pemerintah desa dan masyarakat ini sinergis menciptakan inovasi kegiatan produktif pengelolaan sampah menjadi berbagai produk bernilai ekonomis tinggi. Semoga Bumdes ini kedepannya dapat menjadi pusat pemasaran berbagai produk dan terus dikembangkan dimasa depan” ungkapnya.
Kepala Biro Humas dan Kerjasama Sekretariat Jendral Kementrian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, Dan Transmigrasi Republik Indonesia, Dr. Eng. Bonny Prasetya didampingi Kasubdit Perdagangan Desa Andre Hikwanul Lubis mengapresiasi langkah inovatif yang telah dilakukan Masyarakat Desa Kesiman Petilan dengan Bumdes Sima Sari Dana nya. “Apa yang kami dapat pelajari disini adalah bagiamana metode pengelolaan sampah dapat dikembangkan sedemikian rupa dan hal ini sangat layak untuk menjadi standar bagi Bumdes di sekitarnya bahkan bisa diterapkan di tingkat regional maupun nasional ” Ujar Bonny Prasetya.
Ketua Bumdes Sima Sari Dana, Gusti Ketut Sima ditemui usai kegiatan kunjungan mengatakan Bumdes Sima Sari Dana Desa Kesiman Petilan ini beroperasi sejak diluncurkan di bulan februari lalu. “Tujuan pendirian Bumdes ini agar masyarakat Desa Kesiman Petilan ini mandiri yang bisa diukur dari Pendapatan Asli Desa. Bumdes ini mengoperasikan Pemungutan Sampah, Bank Sampah, Produksi Kompos Organik, Biobriket (Pelet) pengganti Batubara, Pertanian Hidroponik serta pengadaan pelatihan. “Produksi Kompos Organik telah berjalan sepenuhnya, kedepan kami telah menyiapkan pengolahan Biobriket (Pelet) sebagai pengganti penggunaan batubara. Bahan dasarnya berasal dari sampah organik sisa saringan dari bahan pembuatan kompos organik. Jadi semua bahannya dapat terpakai tanpa terkecuali. Selain itu kami juga memiliki unit toko. Yang membedakan toko yang kami kelola ini tidak untuk bersaing dan mematikan usaha milik masyarakat lainnya, namun berperan sebagai suplyer. Hal yang sama juga kami jajaki dengan sejumlah perusahaan swasta di Kota Denpasar” ungkapnya.(esa)