Bupati Eka Ngayah di Pura Penataran Agung Catur Parahyangan Ratu Pasek
(Baliekbis.com), Bupati Tabanan Ni Putu Eka Wiryastuti menari dengan lemah gemulai saat menarikan tarian Rejang Renteng di sela kegiatan ngayah di Kabupaten Klungkung. Meski aktivitasnya sebagai kepala daerah tergolong padat, Bupati Eka masih meluangkan waktu untuk membantu sesama dalam pengobatan seperti pada, Minggu (5/11/2017). Eka menyempatkan diri untuk ngayah di Pura Penataran Agung Catur Parahyangan Ratu Pasek di Banjar Punduk Dawa, Desa Pesinggahan, Kecamatan Dawan, Kabupaten Klungkung.
Piodalan berpuncak hari ini (6/11/2017) dan nyejer selama sebelas hari. Dalam kegiatan, Bupati Eka sempat berbaur bersama krama menarikan Rejang Renteng saat nyanggra atau menyambut Ida Betara usai prosesi melis di pantai Goa Lawah serta nyunggi. Saat menari, Bupati Eka diringi para penari maupun penabuh dari Banjar Tegeh, Desa Angseri, Baturiti-Tabanan. Hadir juga kesempatan itu Ketua Maha Gotra Pasek Sanak Sapta Rsi (MGPSSR) Pusat Prof Dr dr I Wayan Wita, Ketua DPRD Bali I Nyoman Adi Wiryatama dan lainnya.
Terkait aktivitas menari Rejang, Eka mengaku bahwa kegiatan itu sebetulnya bukanlah hal yang baru dilakukannya. Dalam beberapa kesempatan di sejumlah tempat, dia juga sempat ngayah dalam bentuk tersebut bersama para ibu-ibu, baik di Tabanan maupun di luar Tabanan. “Dan, itu saya lakukan sebagai bentuk ekspresi dan kecintaan saya terhadap tari-tarian tradisional sebagai salah satu bentuk budaya. Khususnya budaya Bali. Khusus untuk kegiatan ini, saya bersama para penari sempat latihan selama dua hari,” tandasnya.
Selain itu, hadir juga Ketua Umum Perguruan Siwa Murti Bali Dr Jero Mangku Made Subagia beserta para sisya. Kebetulan, serangkaian kegiatan piodalan tersebut, perguruan tempat Bupati Eka bertindak selaku Dewan Penasehat ini juga menggelar kegiatan pengobatan gratis sekala niskala. Seperti biasa, kegiatan pengobatan gratis tersebut diikuti peserta yang mencapai ratusan orang. Setidaknya ada 200 orang lebih yang memanfaatkan kegiatan sosial itu. Mereka terdiri dari para pemedek maupun masyarakat umum. Selain pengobatan gratis, Bupati Eka juga sempat menyerahkan asuransi kematian dan kecelakaan masing-masing Rp 30 juta kepada para sulinggih se-Bali. Penyerahan tersebut dilakukan secara simbolis terhadap sepuluh orang sulinggih serta penyerahan punia. “Ini salah satu wujud Investasi Hati yang selama ini saya sampaikan. Ini salah satu cara saya bersama Yayasan Perguruan Siwa Murti Bali bersama krama lainnya untuk ngayah serta berbagi kasih kepada sesama,” ujar Eka. (IST)