Butik Me Alvernia Perkenalkan Kain Tenun Lurik, Lestarikan Warisan “Eyang” Tapi Tetap Fashionable
(Baliekbis.com), Butik Me Alvernia yang menampilkan koleksi dari kain tenun lurik resmi dibuka di areal Warung Made, Seminyak, Badung, Jumat (1/3). Peresmian juga dirangkai dengan fashion show bertajuk “Sejuta Cinta Tenun Lurik: Fashion Show By Lily Gandhi & Emirya” yang melibatkan puluhan model dari Komunitas Cinta Berkain Indonesia (KCBI) Bali.
Butik Me Alvernia ini menampilkan dan menawarkan karya baju dari kain tenun dan kain tenun lurik yang merupakan tenun warisan khas dari Jawa Tengah. Kehadiran butik ini juga mengusung misi ingin melestarikan kain tenun lurik.
“Kain tenun dan lurik warisan budaya Indonesia. Lewat butik Me Alvernia kami komitmen memberikan karya terbaik dengan harapan bisa dipakai perempuan cantik Indonesia,” kata owner dan sekaligus desainer Me Alvernia, Lily Gandhi.
Pihaknya juga ingin menyampaikan pesan bahwa butuh perjalanan panjang dalam membuat selembar kain indah yang memang tidak mudah. “Untuk dapatkan sesuatu yang indah butuh proses begitu juga dalam menghasilkan tenun lurik,” kata Lily Gandhi.
Sementara itu Emirya desainer Me Alvernia menambahkan pihaknya terinspirasi untuk membuat karya dari kain tenun lurik sejak masih duduk di bangku SMP. Hal ini berawal dari keseharian melihat sang nenek dalam menenun kain lurik.
“Sejak SMP saya senang sisa kain tenun lurik eyang dipotong pakai baju. Sampai sekarang masih diproduksi motifnya. Jadi kami ingin semua wanita Indonesia bisa melestarikan peninggalan eyang zaman dulu dan selalu hargai tenunan tangan yang dikerjakan dengan keringat dan air mata,” ungkapnya.
Ia pun mengajak wanita Indonesia bisa menghargai proses memproduksi kain yang panjang hingga menghasilkan karya indah bernilai tinggi. Pihaknya pun ingin agar kain tenun dan tenun lurik mulai dibangkitkan produksinya tidak hanya dipakai di tanah air tapi juga diapresiasi hingga ke luar negeri.
“Kami ingin wanita Indonesia hargai, lestarikan dan cintai produk Indonesia. Terlebih juga kain tenun lurik ini dipakai dan disukai hingga ke mancanegara,” tegas Emirya.
Yang membedakan kain tenun lurik ini dengan tenun pada umumnya adalah pintalan kainnya berasal dari kapas kualitas terbaik sehingga hasilnya seperti katun, lebih tipis dan ringan serta nyaman. Maka kaum tenun lurik ini sangat cocok untuk digunakan di iklim tropis seperti Indonesia.
Bahkan kain tenun lurik karya Me Alvernia ini juga banyak digunakan di negara Asia lainnya seperti Singapura dan Jepang hingga ke sejumlah negara Eropa seperti Italia.
Cindy Mambo dari Komunitas Cinta Berkain Indonesia (KCBI) Bali juga mengapresiasi hadirnya butik Me Alvernia dengan karya kain tenun dan tenun lurik yang menjadi ciri khas dan keunikannya.
“Saya bangga apalagi kain lurik sampai ke luar negeri. Kami juga terus mengajak wanita Indonesia melestarikan budaya dengan berkain, keseharian berkain, kita tetap bisa tampak modis dan fashionable,” katanya.
Komunitas Cinta Berkain Indonesia (KCBI) Bali juga menciptakan kain bermotif poleng dan warna-warni. “Kami ingin angkat kebudayaan Bali, kearifan lokal Bali dengan kain poleng,” kata wanita yang juga designer kain poleng KCBI Bali ini.
Sementara itu fashion show kali ini menampilkan 36 karya kain tenun lurik dari Butik Me Alvernia. Dari sisi harga, karya kain tenun lurik berkualitas ini juga cukup bersaing mulai dari Rp 700 ribu.
Me Alvernia hingga saat ini mempunyai 19 motif tenun dan 7 motif tenun lurik yang ke depan akan terus dilestarikan dan dikembangkan dengan kreasi kekinian dan fashionable. (wbp)