Causa Iman Karana: Inflasi Bali Lebih Rendah dari Nasional
(Baliekbis.com), Inflasi bulanan (mtm) Bali pada Mei 2018 tercatat sebesar -0,08%. Capaian ini lebih rendah dibandingkan inflasi bulanan Nasional (0,21%; mtm). Sejalan dengan itu secara tahunan inflasi Bali juga lebih rendah dibandingkan nasional. Demikian antara lain terungkap dalam acara “Osbim” terkait penukaran uang kecil jelang Lebaran, Inflasi dan Nilai tukar rupiah, Kamis (7/6) di Kantor BI KPw Bali Denpasar. Menurut Kepala BI KPw Bali Causa Iman Carana yang akrab disapa CIK, banyak faktor sebenarnya yang menjadi pemicu inflasi di antaranya faktor musim, angkutan serta sejumlah penyebab lainnya yang menyebabkan harga-harga naik. “Seperti kalau cuaca buruk dan produksi pangan rendah. Musim anak sekolah ketika butuh perlengkapan belajar juga bisa berpengaruh,” jelasnya. Namun sejauh ini kondisi di Bali masih stabil sehingga inflasi terkendali. CIK menambahkan bahan pangan biasanya sering berpengaruh seperti harga bawang dan cabai yang agak fkuktuatif tapi beras relatif stabil. TPID (Tim Pengendali Inflasi Daerah) Bali tambahnya terus melakukan pemantauan ke lapangan sehingga bisa melakukan antisipasi lebih dini.
Perbaikan pasokan beberapa komoditas strategis (cabai dan bawang), seiring dengan kondisi cuaca yang mendukung. Penurunan harga komoditas beras sejalan dengan peningkatan ketersediaan beras medium kepada pedagang dan distributor diperbanyak di 21 titik dan 5 pasar. Deflasi angkutan udara terjadi sejalan dengan penurunan permintaan akibat Ramadhan. Juga penurunan harga material pasir sejalan dengan penurunan aktivitas Gunung Agung. Sebelumnya harga pasir sempat meninggi ketika terjadi erupsi Gunung Agung beberapa waktu lalu. “Dalam rangka mengantisipasi lonjakan harga jelang hari besar keagamaan, TPID Provinsi Bali telah menyusun langkah strategis pengendalian inflasi yakni Strategi Kebijakan Perdagangan, sidak ke lapangan, penyediaan agenda pasar murah, penyediaan data stok komoditas perdagangan seperti komoditas bahan pokok sembako utama sayuran dan bumbu-bumbuan untuk 3 bulan ke depan,” tambah CIK. Pihaknya juga mengimbau kepada supermarket, distributor, pedagang-pedagang besar untuk menyediakan program-program diskon serta tidak menaikkan harga dibawah koordinasi Dinas Perdagangan dan Perindustrian.
Untuk Strategi Kegiatan Pengendalian Tarif dilakukan melalui edukasi ke maskapai penerbangan agar pengenaan tarif high season sesuai dengan batas tarif yang ditentukan di masing-masing kelas dan tidak melampaui batas- batas yang telah ditetapkan oleh Kementerian Perhubungan. Demikian pula Organda Bali agar menaikkan tarif angkutan kota yang wajar sesuai dengan kebijakan yang telah ditetapkan Kementerian Perhubungan. Juga memastikan kesiapan pelabuhan Gilimanuk, Lembar dan pelabuhan – pelabuhan lain di Bali yang mendukung kegiatan distribusi barang untuk pemenuhan kebutuhan masyarakat. Pihaknya mengimbau kepada pedagang agar tidak melakukan aktivitas-aktivitas dan tidakan-tindakan yang berlebihan sehingga menimbulkan keraguan pada masyarakat akan keterbatasan stok dsb. Sementara untuk penukaran uang kecil jelang Lebaran transaksi pada Kamis, tanggal 7 Juni 2018 tercatat Rp3,450 miliar dengan jumlah layanan loket 6 serta jumlah penukar 977 orang. Uang Rp 5 ribuan paling diminati (44%). (bas)