CSR Pertamina Kembangkan Program Pengelolaan Dan Pengolahan Sampah di Kedonganan
(Baliekbis.com), PT Pertamina Patra Niaga Regional Jatimbalinus DPPU Ngurah Rai mengadakan pelatihan pembuatan Trichoderma sp pada program TPS3R Kedonganan Ngardi Resik, Jumat (01/07). Pertamina meng.gandeng Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM) Mahasaraswati Denpasar dalam kegiatan pelatihan sebagai implementasi program CSR untuk pengembangan program pemberdayaan masyarakat di ring 1 perusahaan yaitu Kelurahan Kedonganan.
Pada kegiatan pelatihan ini dilakukan pengembangan program pengelolaan dan pengolahan sampah yang diberikan langsung oleh Prof. Dr. Ir. I Ketut Widnyana, M.Si, ahli ilmu penyakit tumbuhan dan pengelolaan sumber daya hayati pertanian.
“Kegiatan pelatihan ini kami laksanakan sebagai bentuk dukungan penuh terhadap pengembangan program pemberdayaan masyarakat di TPS3R Kedonganan Ngardi Resik dan juga sebagai aksi nyata kami dalam melaksanakan program Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL). Harapan kami, melalui kegiatan pelatihan ini mampu menghasilkan pupuk kompos dengan kualitas terbaik dan memiliki nilai jual yang lebih tinggi sehingga mampu meningkatkan penghasilan kelompok,” terang Dicky Abdul Hakim, Operation Head PT Pertamina Patra Niaga DPPU Ngurah Rai.
Program pelatihan ini sendiri merupakan kelanjutan dukungan Pertamina terhadap pengelolaan dan pengolahan sampah di Desa Adat Kedonganan Kabupaten Badung yang sudah memasuki tahun kedua pembinaan program CSR yang telah dimulai sejak tahun 2021 dengan tujuan menghasilkan produk binaan pupuk organik TPS3R Desa Adat Kedonganan.
Pelatihan pembuatan Trichoderma sp ini dilakukan karena dalam pengembangan program TPS3R Kedonganan Ngardi Resik salah satunya dalam pengolahan sampah organik menjadi kompos masih memiliki kandungan yang sangat sederhana yaitu hanya sebagai penyubur tanaman. Oleh sebab itu, kelompok masyarakat ini diberikan pelatihan pembuatan dan pengembangan Trichoderma sp sebagai campuran kompos agar kompos yang dihasilkan lebih berkualitas.
Keunggulan kompos dengan Trichoderma sp dibanding kompos biasa yaitu senyawa Trichoderma sp yang terkandung dalam pupuk kompos memiliki kemampuan untuk memperbaiki struktur tanan di sekitar perakaran tanaman, dapat menghambat pertumbuhan serta penyebaran racun jamur penyebab penyakit bagi tanaman sekaligus sebagai stimulator pertumbuhan tanaman. Sehingga diharapkan kualitas kompos meningkat dan dapat meningkatkan nilai jual yang mampu memberikan tambahan penghasilan untuk kelompok TPS3R Kedonganan Ngardi Resik.
“Kami sangat senang bisa belajar membuat Trichoderma sp dan bahkan belajar langsung dari ahlinya bersama Prof. Dr. Ir. I Ketut Widnyana, M.Si. Biasanya kami disini hanya melakukan pemilahan sampah, mencacah dan menunggu pembusukan sampah sampai menjadi kompos. Kami mengucapkan banyak terimakasih kepada Pertamina yang telah melaksanakan kegiatan pelatihan ini,” ujar Ni Nyoman Watiani, anggota kelompok TPS3R Kedonganan Ngardi Resik.
Bendesa Adat Kedonganan, I Wayan Mertha memberikan apresiasi kepada PT Pertamina Patra Niaga Regional Jatimbalinus DPPU Ngurah Rai. “Pelatihan ini sangat bermanfaat bagi kelompok Kedonganan Ngardi Resik terkait peningkatan kualitas pupuk organik yang akan dihasilkan. “Terima kasih kepada Pertamina atas supportnya kepada Desa Adat Kedonganan, sehingga program-program desa dapat dibantu terealisasi. Begitu juga untuk tim ahli dari Universitas Mahasaraswati, Prof. Dr. Ir. I Ketut Widnyana, M.Si atas bimbingannya. Ke depan kami harap program ini terus berkelanjutan sampai tahap packaging pupuk dan pemasarannya,” jelasnya.
“Kami akan terus memantau perkembangan Trichoderma sp di TPS3R Kedonganan Ngardi Resik setiap dua minggu sekali, tujuannya agar pembuatan pupuk organik tetap mengikuti SOP diantaranya adalah memperkecil ukuran limbah organik sebagai bahan pupuk organik dan melakukan proses fermentasi sesuai standar. Peningkatan kualitas dari pupuk organik hasil fermentasi dapat ditingkatkan dengan menambahkan agen hayati yaitu Trichoderma sp agar pupuk organik juga berperan dalam mengendalikan penyakit pada tanaman terutama patogen dari jamur dan bakteri,” terang Prof. Dr. Ir. I Ketut Widnyana.
Area Manager Comm., Rel. & CSR PT Pertamina Patra Niaga Regional Jatimbalinus, Deden Mochammad Idhani menjelaskan pelaksanaan program CSR Pertamina sejalan dengan penerapan Environment, Social & Governance (ESG) dan Sustainability Development Goals (SDGs). Pertamina selalu berupaya seimbang dalam menjalankan bisnis perusahaan. Demi menjaga kesinambungan bisnis perusahaan, Pertamina juga berupaya mengembangkan program CSR terutama di sekitar wilayah operasional perusahaan.
“Pelaksanaan kegiatan pelatihan ini masuk kepada pilar kegiatan CSR Pertamina untuk kategori lingkungan. Selain lingkungan, Pertamina juga fokus kepada 3 pilar lainnya, mulai dari pendidikan, kesehatan dan program pemberdayaan. Harapan kami, semua pilar ini dapat bersatu padu dalam upaya meningkatkan taraf hidup orang banyak,” tutup Deden. (ist)