Dhamantra: Ekonomi Masih Dikuasai Segelintir Orang
(Baliekbis.com), Pemerataan dan keadilan menjadi permasalahan penting yang dihadapi masyarakat Bali ke depan. Pasalnya meski terjadi petumbuhan ekonomi yang cukup bagus, namun sebagian besar perekonomian masih dikuasai dan dinikmati segelitir orang. Anggota Komisi VI DPR-RI yang membidangi Perdagangan, Perindustrian, Investasi, Koperasi, UKM & BUMN Nyoman Dhamantra mengatakan hal itu usai menjadi salah satu pembicara pada seminar peringatan HUT ke-50 FEB Unud, Kamis (7/9) di Denpasar.
Dihadapan ratusan mahasiswa FEB Unud yang antusias mengikuti acara tersebut, Dhamantra menyebutkan saat ini perekonomian di masyarakat sangat timpang. Pasalnya meski ekonomi Bali tumbuh cukup bagus namun penyebarannya tak merata. “Ekonomi masih berpusat di Bali Selatan.Itupun sebagian besar dikuasai hanya oleh segelitir orang (pengusaha –red). Tinggal sebagian kecil yang jatuh ke rakyat banyak,” jelasnya. Ketimpangan ini sangat berpengaruh terhadap tingkat kesejahteraan rakyat banyak. Banyak yang tak bisa melanjutkan sekolah dan banyak yang hidup miskin. Padahal kalau saja ekonomi tersebar lebih merata dan sektor-sektor itu juga ikut dikelola rakyat dalam artian rakyat ikut memiliki, maka tingkat kesejahteraan akan lebih baik. “Sekarang ini kan rakyat hanya sebagai pekerja saja dengan pendapatan rendah. Bahkan tak sedikit yang hanya jadi penonton di daerahnya karena rendahnya daya saing,”ujar politisi PDI-P ini.
Kondisi demikian itu terjadi tidak lepas dari kebijakan yang ada belum banyak berpihak kepada rakyat. Pendidikan yang belum memadai dan tepat sasaran serta pusat ekonomi produktif yang dikuasai segelintir orang saja. Dhamantra mencontohkan, dimana ada proyek pembangunan maka di sana masyarakatnya akan terpinggirkan. “Masyarakat hanya jadi penonton, kalau tidak sebatas pekerja biasa,” ujarnya. Untuk mengantisipasi hal ini pemerintah ke depan harus lebih besar lagi berpihak kepada rakyat dengan membuat kebijakan dan terobosan agar rakyat jangan sampai tergerus di wilayahnya ketika ada kegiatan pembangunan.
Karena itu Dhamantra mendukung rencana pembangunan bandara di Bali Utara. Adanya kegiatan itu dinilainya akan menyebarkan kegiatan ekonomi bisa lebih merata. Namun dia mengingatkan berdasarkan pengalaman-pengalaman sebelumnya, jangan sampai kemudian hari masyarakat setempat hanya jadi penonton apalagi terpinggirkan. “Pemerintah mesti membuat regulasi agar rakyat sekitar juga bisa berperan sebagai subjek dan menikmati hasil-hasil pembangunan di wilayahnya,” tegasnya. Dhamantra mengatakan hal itu karena dari pengamatannya akibat ketimpangan ekonomi yang begitu besar, pola hidup masyarakat lokal belakangan terlihat bergeser. Rakyat karena miskin terpaksa mengambil jalan pintas memilih bertransmigrasi. “Kalau ini terus terjadi siapa yang akan menjaga adat dan budaya Bali,” ujarnya. Di sisi lain krama juga mulai melirik kegiatan keagamaan yang lebih sederhana karena tingginya biaya hidup. “Coba amati kenapa sebagian warga sekarang memilih kremasi dan sebagian pula menganggap upacara itu mahal sehingga terjadi konversi,”ujarnya. (bas)