Dampak Covid-19, Dr. Mangku Pastika: Bali Perlu Pikirkan Alternatif di Luar Pariwisata
(Baliekbis.com),Ekonomi Bali selama ini dominan bergantung pariwisata. Belajar dari kasus Covid-19 yang membawa dampak sosial dan ekonomi begitu besar, maka Bali ke depan perlu mencari alternatif di luar pariwisata untuk membangun ekonominya.
“Kita tak tahu seperti apa pariwisata ke depan. Apa masih bisa pulih seperti yang lalu. Lantas apa yang harus dilakukan ketika kondisinya berubah,” ujar Anggota DPD RI dapil Bali Dr. I Made Mangku Pastika,M.M pada acara webinar dalam rangka penyerapan aspirasi, Jumat (10/7/2020).
Webinar dengan tema “Implementasi Peraturan Gubernur Bali Nomor 15 Tahun 2020 dalam Mewujudkan Jaring Pengaman Sosial Bagi Pekerja Terdampak Pandemi Covid 19” menghadirkan nara sumber utama Kadis Tenaga Kerja dan ESDM Provinsi Bali Drs. IB Arda,MSi. dan Kadis Koperasi dan UKM Provinsi Bali I Wayan Mardiana dipandu Nyoman Baskara didampingi Ketut Ngastawa dan Wayan Wiratmaja.
Dr. Mangku Pastika,M.M.
Webinar juga menghadirkan pembicara Ketua DPD HPI Bali Nyoman Nuarta, S.H., Ketua NCPI Bali Agus Maha Usadha, Ketua DPD FSP Par SPSI Bali Putu Satyawira Marhaendra, Ketua Aliansi Masyarakat Pariwisata Bali Dr. IGK Suthawa, SE, MM. danProf. Dr. I Nengah Dasi Astawa, S.E., MSi.
Dr. Made Mangku Pastika, M.M. yang juga membidangi BULD DPD RI ini menambahkan melihat dampak yang begitu besar terhadap sektor pariwisata, maka harus ada langkah-langkah inovatif ke depannya dalam meningkatkan ekonomi Bali. Sebab kalau terpaku dengan satu sektor (pariwisata) sejauh ini sulit diprediksi.
“Apa setelah penerapan new normal ini pariwisata bisa kembali seperti semula. Nah kalau kondisi berbeda, mau dikemanakan mereka ini,” jelas mantan Gubernur Bali dua periode ini menanggapi pernyataan Ketua HPI Bali terkait nasib para guide setelah diterpa wabah Corona ini. Sebagaimana disampaikan Ketua HPI Nuarta, sekitar 6 ribu pemandu wisata kini tak bekerja. Sementara mereka belum tersentuh bantuan.
Melihat perkembangan ke depan yang belum pasti, mantan Kapolda Bali ini bahkan mempertanyakan apa nantinya turis yang datang masih memerlukan guide dan travel agent. “Namun kita tetap optimis dan trend ke depan orang tetap melakukan perjalanan (leisure, red),” tegas Mangku Pastika.
Putu Satyawira Marhaendra
Dalam webinar yang berlangsung dua jam lebih itu mengemuka hal-hal yang menyangkut urgen seperti nasib tenaga kerja yang begitu besar di industri pariwisata. Seperti diungkapkan Ketua FSP Par-SPSI Bali Putu Satyawira Marhaendra yang memaparkan ada sekitar 1,2 juta tenaga kerja di sektor pariwisata yang terdampak Covid-19. “Sebagian mereka ini dirumahkan dan tak sedikit yang terkena PHK,” jelasnya.
Bahkan dari informasi yang didapat, meski Bali sudah memasuki tatanan era baru, namun sebagian hotel justru menunda buka hingga Desember. “Ini bisa diartikan kalau kondisi yang sekarang ini belum menjamin ada wisatawan,” jelas Satyawira.
Melihat kondisi tersebut, Mangku Pastika menyarankan pentingnya memberdayakan sektor pertanian. Namun harus memperhatikan potensi pasar. “Jangan latah, satu tanam jeruk yang lain ikut semua. Harus dilihat pasarnya, seperti bawang putih yang saat ini kita masih impor. Kalau ini bisa dikembangkan, tentu pasarnya sangat besar,” jelasnya mencontohkan. (bas)