Dampak Covid-19, Kalau Diam Saja Ekonomi Bisa “Collaps”
“Apakah sepadan dan senilai dengan energi, emosi dan dana yang sudah dikeluarkan hanya untuk virus yang tidak mematikan langsung ini”.
(Baliekbis.com),Ketua FSP Par-SPSI Bali Putu Satyawira Marhaendra mengatakan kondisi yang terjadi saat ini lebih banyak karena kekhawatiran/ketakutan yang berlebihan akibat Covid-19, yang membuat banyak orang jadi stres dan akhirnya bangkrut alias tak bisa makan.
“Dan saya tidak dapat membayangkan gimana stresnya para dokter dan perawat yang menangani Covid-19 yang notabene bukan virus mematikan. Kita telah membuang-buang energi, emosi dan uang yang tidak sedikit untuk virus yang tidak mematikan ini,” ujar Satyawira, Kamis (18/6/2020).
Satyawira mengutip pernyataan Anggota DPD RI Dr. Mangku Pastika yang mantan Gubernur Bali dua periode saat Webinar, ada 3 jenis stres di masa pandemi Covid-19. Yakni stres tingkat pertama (single stress) dimana warga takut tertular dan diam di rumah saja tapi masih punya dana dan makanan yang cukup.
Stres tingkat kedua (double stress) adalah warga takut tertular, takut keluar rumah tapi dana dan makanan sudah menipis dan stres tingkat ketiga (triple stress) yakni takut tertular, takut keluar rumah tapi sudah tidak ada dana lagi.
“Saya tambahkan untuk para pekerja khususnya pariwisata sudah berada di tingkat keempat. Mereka ini sekarang takut tertular, takut keluar rumah tapi sudah tidak ada dana serta tidak ada kepastian pariwisata dibuka kembali,” tegas Satyawira.
Yang lebih berbahaya adalah stres tingkat kelima, takut tertular, tidak keluar rumah, tidak punya dana dan tidak ada makanan, masa depan suram akhirnya hilang ingatan jadi pasien RSJ atau nekat mengambil keputusan mengakhiri hidup. “Semoga ini tak sampai terjadi,” tambah Satyawira yang puluhan tahun menggeluti dunia pariwisata ini.
“Patut direnungkan, apakah kita hanya ingin menyelamatkan orang agar tidak mati karena Covid-19, tapi melupakan mereka yang akan menuju stres tingkat kelima. Kita ini selamatkan siapa sebetulnya,” ujar Satyawira bernada tanya.
Hariyadi Sukamdani
Pernyataan senada dengan Satyawira disampaikan Ketua Apindo (Asosiasi Pengusaha Indonesia) Pusat Hariyadi Sukamdani yang mengatakan menghadapi wabah Covid-19 ini tak perlu sampai takut berlebihan.
“Kita harus realistis hidup berdampingan dengan Covid-19, tapi tetap menjalankan aktivitas namun waspada dan menjalankan protokol pencegahan Covid-19.
Bila diam saja dan sampai tak ada aktivitas maka akan collapse,” ujar Hariyadi yang juga Ketua PHRI Pusat ini.(bas)