Danone-AQUA dan Komunitas Malu Dong Atasi Masalah Sampah di Bali
(Baliekbis.com), Bali memiliki tantangan dalam pengelolaan 1,5 juta ton sampah per tahun, yang 50% berasal dari tiga wilayah yaitu Denpasar, Badung dan Gianyar. Masalah yang timbul di ketiga daerah ini dan di sebagian besar pesisir pantai pulau Bali, bukan hanya dari sampah yang dihasilkan masyarakat yang tinggal di daerah tersebut, namun juga sampah-sampah yang ikut terbawa di kurang lebih 3500 km aliran sungai di Bali.
Dengan 90 persen dari seluruh masyarakat Bali tinggal dalam jarak 1 km dari akses air baik sungai, danau atau pantai, tentu membuat masalah penanganan sampah di Bali semakin pelik. Telah dilaporkan bahwa sekitar 33.000 ton sampah plastik bocor ke saluran air setiap tahun. Fakta ini membuat Danone-AQUA dan Komunitas Malu Dong percaya adanya kebutuhan mendesak untuk mengubah perilaku masyarakat dalam cara mereka membuang dan mengelola sampah dimulai dari titik hulu aliran air di Bali, yaitu di daerah pegunungan.
Masyarakat di Bali memiliki keyakinan bahwa kehidupan manusia juga erat hubungannya dengan keberlangsungan hidup semua makhluk, dan air sebagai bagian yang tidak dapat dipisahkan. Untuk itu upacara “Nyegara Gunung” yang selalu dilakukan masyarakat Bali, harus menjadi semangat dalam praktek kehidupan sehari-hari saat kita bersama menjaga aliran air mulai dari hulu (pegunungan) hingga hilir (lautan atau segara). Tema inilah yang diangkat dalam kegiatan ulang tahun ke-13 Komunitas Malu Dong Buang Sampah Sembarangan, yang mengambil lokasi di Pura Ulun Danu Batur Desa Songan Kintamani.
Dipilihnya lokasi ini juga karena letaknya yang di pegunungan dan tepat di pinggir Danau Batur yang airnya akan mengaliri sungai-sungai di Pulau Bali dan berakhir di lautan. Komunitas Malu Dong sejak dibentuk tahun 2009, terus berkembang dengan volunteer yang tersebar di seluruh kabupaten dan kota di Pulau Bali. Dalam acara perayaan ke -13 ini, Komunitas Malu Dong berhasil mengajak 800 orang untuk terlibat baik dari pengurus Komunitas Malu Dong, perwakilan sekolah-sekolah dan pemuda-pemudi di daerah setempat, sehingga diharapkan nantinya mereka akan menerapkan upaya penanganan sampah dalam kehidupan sehari-hari.
Sedangkan sebagai salah satu perusahaan yang berkomitmen terhadap lingkungan, Danone-AQUA, yang dikenal dengan usahanya dalam mendorong ekonomi sirkular melalui gerakan #BijakBerplastik, ikut ambil bagian dalam upaya bersih-bersih yang digerakan oleh Komunitas Malu Dong. Kerjasama antara Danone-AQUA dan Komunitas Malu Dong telah dimulai sejak 2019 yang berfokus pada upaya edukasi dan pengumpulan sampah plastik (collection).
Director of Sustainable Development, Danone-AQUA Indonesia, Karyanto Wibowo, mengatakan “Upaya yang dilakukan oleh Komunitas Malu Dong ini sejalan dengan upaya nyata Danone-AQUA dalam menciptakan ekonomi sirkular. Danone-AQUA sendiri telah memulai upaya pengelolaan daur ulang limbah plastik dalam gerakan AQUA Peduli sejak tahun 1993 yang terus dilanjutkan hingga pada tahun 2018 kami menyadari pentingnya upaya bersama dalam menanggulangi sampah plastik melalui gerakan #BijakBerplastik. Kami yakin gerakan #BijakBerplastik dapat membangun solusi inovatif, komprehensif dan kolaboratif untuk menjawab tantangan penangan sampah plastik.”
Karyanto Wibowo menambahkan, “Dalam #BijakBerplastik kami berfokus pada tiga langkah penting, dimulai dari pengembangan ekosistem pengumpulan sampah plastik (collection), edukasi bagi konsumen untuk turut bertanggung-jawab atas sampah plastik yang dihasilkan seperti yang kami akan terus lakukan bersama Komunitas Malu Dong untuk mengedukasi masyarakat terutama anak sekolah memakai modul buku SAMTAKU (Sampahku Tangung Jawabku).
Satu lagi langkah penting yang kami lakukan dalam #BIjakBerplastik adalah inovasi akan kemasan yang digunakan serta terus berinovasi dalam pengelolaan sampah plastik seperti membawa hasil kumpulan sampah dari aktifitas kita disini ke fasilitas TPST Samtaku di Jimbaran untuk didaur ulang. Semua yang kami lakukan saat ini akan dilakukan secara konsisten dan terus disempurnakan sesuai perkembangan teknologi yang ada, sehingga mengurangi limbah plastik ke lingkungan, sekaligus mewujudkan visi global Danone – One Planet, One Health.”
Upaya membersihkan sampah di hulu sungai akan membantu mewujudkan komitmen pemerintah Indonesia dalam mengurangi sampah plastik ke lautan sebesar 70% pada tahun 2025, sekaligus sebagai berkomitmen pada pendekatan ekonomi sirkular Danone-AQUA secara holistik.
Komang Sudiarta, Pendiri Komunitas Malu Dong menyuarakan hal serupa “Menanggulangi masalah limbah plastik harus dilakukan bersama-sama dan konsisten sehingga hasilnya akan lebih berdampak bagi kita semua. Untuk itu kami selalu terbuka untuk mengajak berbagai pihak untuk bekerjasama, seperti kerjasama dengan Danone-AQUA yang selalu ikut membantu kami dalam program edukasi terutama bagi generasi muda, kami sepakat ingin membangun generasi masa depan yang sadar akan pentingnya pengolahan sampah lebih baik.
Sejak dimulainya program kami di Desa Songan hingga saat ini, kami telah mengedukasi menggunakan buku panduan SAMTAKU kepada 9 sekolah baik tingkat dasar hingga menengah serta pemuda-pemudi setempat. Mereka adalah bagian penting dalam perubahan perilaku masyarakat untuk mulai mengelola sampah pada sumbernya seperti di rumah dan kawasan pemukiman.’
Sebelumnya Komunitas Malu Dong telah melaksanakan kegiatan “Trashvelling Destinasi Kintamani” di Desa Songan dan telah berhasil memfasilitasi pemerintah desa setempat hingga akhirnya sepakat bersama-sama menyelesaikan permasalahan sampah di Desa Songan. Sejak 2018, Danone-AQUA telah memposisikan Bali sebagai studi kasus ‘kelas dunia’, menjadikan Bali sebagai sebagai salah satu fokus perusahaan dalam menerapkan inisiatif keberlanjutan yang ekstensif. Sebagai pelopor model ekonomi sirkular, perusahaan telah bekerja sama dengan banyak mitra untuk mengatasi tantangan sampah plastik di Bali.
Danone-AQUA menyadari fakta bahwa pengelolaan sampah di Indonesia sangatlah rumit dan mengakui bahwa masih banyak langkah yang harus diambil agar pengelolaan sampah dapat menjadi lebih efektif dan dapat dicapai di seluruh pulau, namun demikian, Danone-AQUA terus menunjukan komitmennya selama sepuluh tahun terakhir ini dengan bekerja sama dengan berbagai pihak.
Di Bali sendiri, Danone-AQUA telah mengumpulkan lebih banyak botol plastik daripada yang digunakan perusahaan melalui berbagai kemitraan dengan LSM lokal dan kelompok masyarakat, pemulung, dan bank sampah. Danone-AQUA percaya semua pihak harus terlibat untuk mempercepat transisi Indonesia ke ekonomi sirkular dan membantu menyelesaikan masalah sampah plastik. (ist)