Dari Kunjungan Humas Pemprov Bali dan Media ke Surabaya, Sampah Memberi Berkah Melimpah dan Mengangkat Martabat
(Baliekbis.com),Selama tiga hari jajaran Humas dan Protokol Pemprov Bali bersama wartawan mengunjungi tempat pengelolaan dan pengolahan sampah di Surabaya. Kalau dulu sampah menjadi momok, kini produk buangan yang sebagian besar dari rumah tangga itu justru jadi berkah bagi warga Kota Pahlawan itu.
“Makin banyak sampah yang masuk ke TPA (Tempat Pengolahan Akhir) justru makin prospektif bagi PT Sumber Organik yang sudah 7 tahun mengolah sampah di lokasi seluas 37,4 hektar ini,” ujar Muhamad Ali Ashar selaku Penanggung Jawab Operasional PT Sumber Organik saat menerima rombongan dari Bali, Selasa (17/2019) di TPA Benowo.
Sarjana teknik sipil ini mengaku sampah memberi banyak pendapatan. Selain energi listrik juga gas methana yang dimanfaatkan untuk menggerakkan mesin di TPA sehingga bisa menghasilkan listrik. Juga penyerapan ratusan tenaga kerj dengan penghasilan sesuai UMR.
“Tak ada masalah dengan sampah yang masuk. Makin banyak makin prospektif. Listriknya dibeli PLN, harga sesuai aturan dan kesepakatan,” tambah Ali Ashar. Sisa proses sampah di TPA Benowo ini juga nyaris tak ada karena hancur jadi debu.
Selain di TPA Benowo yang menerima bahan baku sampah yang sebagian besar non organik, di Pusat Daur Ulang Sampah Jambangan yang juga mengolah sampah langsung dari warga berhasil memproduksi kompos dan pelet.
“Komposnya selain kita gunakan untuk tanaman penghijauan dalam kota, sebagian dibagikan ke warga secara cuma-cuma alias gratis. Sedangkan hasil pelet digunakan untuk pakan ternak dan ikan,” jelas Kabid Sampah dan Limbah Dinas Kebersihan dan Ruang Terbuka Hijau Pemkot Surabaya Andhini Kusumawardani, Rabu (18/9/2019) siang saat menerima kunjungan rombongan Humas Pemprov Bali bersama wartawan yang dipimpin Asisten III Bidang Administrasi Umum Setda Pemprov Bali I Wayan Suarjana didampingi Karo Humas dan Protokol AAN Oka Sutha Diana.
Di Pusat Daur Ulang Sampah Jambangan yang dikelola langsung Pemkot Surabaya ini, sampah yang datang dari warga langsung dipilah. Ada 20 tenaga khusus pemilah sampah. Yang organik diproses jadi kompos. “Kalau yang non organik, kita kirim ke TPA Benowo,” jelas Andhini enteng.
Di Pusat Daur Ulang Jambangan dengan luas areal 20 are ini seluruhnya ada 25 tenaga kerja yang seharinya rata-rata mampu menghasilkan 200 kg kompos. Dijelaskan Andini saat ini baru ada tiga Pusat Daur Ulang yang dibangun Pemkot Surabaya dan dalam waktu dekat akan ditambah lima lagi.
Kegigihan Pemkot Surabaya di bawah kepemimpinan Wali Kota Tri Rismaharini tak sia-sia. Kota Pahlawan ini tampak begitu bersih, indah dan rindang. Jalan-jalan tampak sejuk dengan rimbunan pohon penghijauan yang diselingi juga beberapa taman untuk bersantai. Sungai yang berada di perkotaan juga tak kalah, terlihat bersih tanpa sampah.
Tidak saja kota yang berhasil disulap begitu indah, Pemkot Surabaya juga melakukan penataan lingkungan secara keseluruhan termasuk pelayanan masyarakat hingga transportasi. Seperti dibangunnya fasilitas pelayanan publik ” Command Center” yang bisa memantau semua kegiatan dan kejadian di masyarakat dalam 24 jam.
“Dari masalah bencana hingga kejahatan di jalan bisa di pantau dari call center 112 yang dilengkapi sedikitnya 600-an CCTV,” jelas petugas Call Center 112 Ipung Wisnu. Selain terpantau di Command Center yang menempatkan semua perwakilan dinas terkait, Pemkot Surabaya juga menempatkan petugas dan armada di titik-titik strategis. Sehingga begitu ada kejadian, petugas langsung turun. Dan semua usaha itu bisa membuahkan hasil.
Selain kota jadi bersih, sejuk dan indah, Pemkot
Surabaya juga mendapat berbagai penghargaan baik nasional maupun internasional. Semua ini tentu tidak terlepas dari peran warga juga yang semakin merasakan manfaat dari program yang digelontor pemerintahnya. Sebagai apresiasi kepada warga sekaligus upaya mengurangi sampah plastik, bagi warga yang mengumpulkan 10 gelas bekas air mineral, atau lima botol tanggung air mineral atau 3 botol besar bekas air mineral diberi point untuk menikmati angkutan bus pariwisata keliling kota.
Terkait apa yang dilakukan Pemkot Surabaya, tampaknya Asisten III Wayan Suarjana yang tampak semangat mengikuti kunjungan tidak terlalu berkecil hati. Bahkan Suarjana optimis Bali bisa berbuat lebih untuk memperindah wilayahnya termasuk mengurangi sampah plastik yang saat ini menjadi prioritas pembangunan Pemprov Bali dengan “Nangun Sat Kerthi Loka Bali”.
“Kalau melihat investasi yang tak begitu besar untuk mengolah sampah serta prosesnya yang tak begitu rumiy, Bali pasti bisa. Namun semua itu bisa berjalan tentu harus ada komitmen kuat untuk itu,” jelas pria humoris ini. Ia mencontohkan di Pusat Daur Ulang Sampah Jambangan yang hanya memerlukan investasi mesin pengolahan sekitar Rp 2 miliar mampu memproses 5-6 ton sampah yang masuk. (bas)