DBS Tunjuk Chief Sustainability Officer Baru
(Baliekbis.com), DBS Group Holdings mengumumkan penunjukkan Helge Muenkel sebagai Chief Sustainability Officer sejak hari ini. Ia akan menggantikan Mikkel Larsen, yang ditunjuk sebagai Chief Executive Officer (CEO) di Climate Impact X (CIX), perusahaan patungan milik DBS, SGX, Standard Chartered Bank dan Temasek, pada November 2021. Helge bergabung dengan DBS setelah mengundurkan diri dari ING, tempat ia telah bekerja 10 tahun dan terakhir menjabat sebagai Kepala Asia Pasifik, Keuangan Berkelanjutan, dan Pasar Modal Global. Selama di jabatan tersebut, ia berhasil menumbuhkan bisnis bank di kawasan, yaitu layanan konsultasi terkait keberlanjutan dan keuangan berkelanjutan melalui berbagai produk. Ia juga menjadi bagian dari tim manajemen Keuangan Berkelanjutan dan Pasar Modal Global ING serta Dewan Kualitas Keuangan Berkelanjutan global ING. Sebelum bergabung dengan ING, ia menghabiskan lebih dari 12 tahun dalam berbagai jabatan di Deutsche Bank AG dan UniCredit Group, yang membawanya bertugas di berbagai kota di Eropa, AS, dan Asia-Pasifik.
Piyush Gupta, CEO DBS Bank, mengatakan, “Masalah iklim semakin mendesak. Melalui keuangan berkelanjutan, bank memainkan peran kunci dalam menggalakkan dan mengatasi dampak. DBS khususnya, berkomitmen mencapai emisi nol bersih pada 2050. Pada saat yang sama, masalah kesenjangan sosial juga muncul selama pandemi, hal yang patut mendapat perhatian sungguh-sungguh, dan DBS terus melanjutkan upaya gencar untuk mendukung usaha kecil dan masyarakat. Dengan pengalaman lebih dari 20 tahun di bidang keberlanjutan dan perbankan, Hegel berada di tempat tepat untuk membangun komitmen kami dan mengarahkan upaya DBS untuk membuat dampak ESG lebih besar di seluruh kawasan.”
Sebagai advokat keberlanjutan aktif, Hegel memimpin Kelompok Kerja Pengungkapan terkait Keberlanjutan di Panel Penasihat Industri atau Industry Advisory Panel (IAP), yang disponsori dan mendukung 10 Kementerian Keuangan dan Regulator Pasar Modal ASEAN. IAP bertujuan menciptakan ekosistem keuangan berkelanjutan di seluruh negara anggota di ASEAN. Dia juga secara teratur terlibat dengan kelompok yang berfokus pada keberlanjutan, seperti, International Capital Market Association (ICMA) dan Asia Securities Industry & Financial Markets Association (ASIFMA). Hegel meraih gelar Master di bidang Ekonomi dari Universitas Munich, dengan keahlian di bidang Ekonomi Pembangunan. Dia juga memiliki gelar pascasarjana dalam bidang Keberlanjutan dari Universitas Cambridge dan analis keuangan pemegang sertifikat Chartered Financial Analyst (CFA).
Upaya keberlanjutan DBS
Untuk mendukung berbagai bisnis selama masa transisi keberlanjutan mereka, DBS berkomitmen menyediakan dana SGD50 juta untuk proyek energi bersih dan terbarukan serta proyek ramah lingkungan hingga 2024. DBS juga menjadi bank Singapura pertama menawarkan pendanaan transisi dan bank pertama di dunia meluncurkan Kerangka Kerja Keuangan Berkelanjutan dan Transisi dan taksonomi pada 2020.
Selain itu, DBS adalah bank Singapura pertama menjadi penandatangan Net-Zero Banking Alliance (NZBA), yang dibentuk Perserikatan Bangsa-Bangsa. Melalui NZBA, DBS berkomitmen melakukan peralihan emisi gas rumah kaca (GRK) dari kegiatan operasional dan terkait dari portofolio pinjaman dan investasinya untuk diselaraskan dengan jalur menuju emisi nol bersih pada 2050 atau sebelumnya. DBS juga menjadi anggota kunci Banking for Impact, konsorsium terkemuka dunia untuk mengusulkan aturan pelaporan dampak lingkungan dan sosial baru bagi bank. Untuk menciptakan dampak sosial positif, pada 2021, DBS Foundation Social Enterprise Grant Programme mengucurkan dana hibah 3 juta dolar Singapura untuk 19 wirausaha sosial untuk mengembangkan dan memperluas jangkauan bisnis mereka. Sejak 2015, sudah lebih dari 10 juta dolar Singapura dianugerahkan kepada 93 wirausaha sosial melalui program tersebut.