Dekati Rampung, Pengembangan Pelabuhan Benoa Tingkatkan Ekonomi Bali
(Baliekbis.com), Serangkaian peningkatan fasilitas pelabuhan Benoa, khususnya terkait dengan gedung terminal penumpang, Pelindo III meningkatkan kapasitas gedung terminal penumpang yang semula hanya berkapasitas 900 orang akan diperbesar hingga menampung 3.500 orang dalam bangunan seluas 5.600 meter persegi. Pembangunan gedung terminal penumpang kapal pesiar di Benoa akan selesai semester dua tahun 2019.
Hingga awal Juni progres pembangunan fisik bangunan telah mencapai 79,12%. Sebagai salah satu Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Pelindo III memiliki kewajiban sebagai agen pembangunan untuk ikut membangun negara ini. Serangkaian pengembangan telah dilakukan oleh Pelindo III di seluruh wilayah kerja di tujuh provinsi di Indonesia.
“Salah satunya di Pelabuhan Benoa yang menjadi kebanggaan kita bersama. Kami berharap, apa yang telah kami lakukan di Pelabuhan Benoa dapat memberikan inspirasi bagi institusi terkait lainnya dan masyarakat Bali untuk turut mendukung pengembangan dan pembangunan Pulau Bali,” jelas CEO Regional Bali Nusra Pelindo III Wayan Eka Saputra, Kamis (13/6/2019).
Adapun jumlah kunjungan penumpang kapal pesiar pada tahun 2018 tercatat 54.802 orang wisatawan mancanegara, naik 5% dibanding tahun 2017 sebanyak 52.125 orang. Hingga Mei 2019, tercatat jumlah kapal pesiar sebanyak 26 unit dengan penumpang sebanyak 24.418 orang wisatawan mancanegara telah mengunjungi Bali melalui pelabuhan Benoa.
“Target di tahun 2019 ini sebanyak 75 unit kapal pesiar. Semoga tidak lama lagi, pelabuhan Benoa bisa menjadi home port cruise dimana kapal pesiar tersebut nantinya tidak hanya transit. Dengan menjadi home port cruise tersebut tentunya akan berdampak positif bagi perekonomian di Bali karena ini memiliki multiplier effect cukup besar untuk masyarakat Bali. Saat kapal pesiar bersandar di pelabuhan, maka tentunya bisa menghasilkan nilai ekonomi bagi masyarakat di sekitarnya,” ungkap CEO Bali Nusra ini.
Seiring pengembangan zona marina untuk kapal wisata, Pelindo III juga sedang melakukan pengembangan lain di antaranya penataan kembali zona perikanan di sisi barat pelabuhan dan zona BBM – Gas dengan Curah di sisi timur. “Dengan penataan tersebut, kami berharap mendapatkan dukungan dari semua pihak internal maupun eksternal, terutama masyarakat Bali. Karena kami harus bisa menyandingkan antara industri sektor wisata dan industri perikanan, curah, dan Gas. Dimana itu semua untuk mendongkrak ekonomi Bali dan masyarakat pulau Dewata,” ujar Wilis Aji, VP Corcom Pelindo III.
Dengan perluasan zona perikanan di Pelabuhan Benoa diharapkan dapat menjadi simpul bagi sentral produksi dan industri perikanan di Bali. “Kami optimis, ke depan, dengan pengembangan pelabuhan Benoa maka salah satu dampak positifnya yang bisa dirasakan secara langsung adalah lapangan pekerjaan akan bertambah. Secara tidak langsung menyumbang pendapatan negara melalui kegiatan ekspor dan impor, dan pada akhirnya ini membawa dampak yang luar biasa bagi perekonomian sekaligus meningkatkan kesejahteraan masyarakat Bali,” ujar Wilis.
Perlu diketahui juga proses pengurusan perizinan dan pengembangan Pelabuhan Benoa tidak dalam waktu singkat, proses panjang telah ditempuh manajemen Pelindo III, “Kami BUMN adalah perusahaan milik negara dimana kami dituntut untuk selalu patuh terhadap hukum, dan kami juga harus menerapkan tata kelola perusahaan yang baik (good corporate governance/GCG) dimana bukan lagi menjadi keharusan melainkan kebutuhan perusahaan-perusahaan dalam menjalankan bisnis. Pasalnya, berdasarkan hasil penelitian, bahwa perbaikan governance sangat menentukan minat investor,” pungkas Wilis.
Selain sebagai agen pembangunan, Pelindo III juga berkewajiban menjaga kelestarian lingkungan sekitar. Di awal Januari 2019, bersama institusi maritim, Pelabuhan Benoa dan warga mengadakan aksi pelestarian lingkungan berupa penanaman 50.000 bibit bakau di kawasan Pelabuhan Benoa.
“Demi menjaga kelestarian lingkungan, terutama peluasan habitat bakau, Pelindo III kembali mengadakan penanaman tanaman bakau secara bertahap di hutan pesisir kawasan Pelabuhan Benoa. Berikutnya juga akan dilakukan perawatan dan pengawasan, agar dapat tumbuh dengan baik,” ujar Wayan Eka Saputra.
Saat ini juga sedang proses pembuatan jalur kanal untuk akses kegiatan nelayan dan pengairan mangrove di sekitar dumping area sehingga nelayan bisa berlayar setiap waktu. Tak ketinggalan juga sedang disiapkan area parkir untuk nelayan, lengkap dengan base camp serta pembuatan area Melasti untuk kegiatan upacara proses penyucian Pratima (Melasti) dan tempat untuk melarung abu jenazah.
Selain peduli lingkungan, Pelindo III Benoa juga turut memberdayakan masyarakat melalui program kemitraan untuk UKM yang ada di Bali, tercatat hingga sekarang seratus lebih UKM telah menjadi mitra dan akan terus ditambah seiring pertumbuhan dan perkembangan Pelindo III. (bas)